CLOWN | MONEY HEIST [KOREA]

23

"Aku mengubah rencana." Profesor

"Kenapa tiba-tiba?" Seoul

Seoul berdiri dari duduknya

"Pelarian akan dilakukan sebentar lagi." Seoul

"Bukankah hanya tinggal menunggu KTT?" Seoul

"Itu tak akan berhasil" profesor

"Kau tak lihat berita semalam?" Seoul

"Opini publik ada di pihak kita, dan mereka tak bisa begitu saja menyusup ke dalam" Seoul

"Kita bisa naik ke punggung harimau, tapi tak mudah mengendalikannya" Profesor

"Mendapat dukungan publik adalah prasyarat untuk melarikan diri," profesor

"Tapi situasinya berubah lebih cepat" Profesor

Tokyo berdiri dari duduknya lalu menatap ke arah profesor

"Apa kau menemukan jawabannya?" Tokyo

Profesor dan Seoul menatap Tokyo

"Ini tidak akan mudah" Profesor

"Bagus" Tokyo

"Aku bisa menyampaikannya" Tokyo

"Tidak" Seoul

"Bukankah Cairo bisa menyampaikannya melalui Victoria?" Seoul

Profesor terdiam

"Kau benar" Profesor

"Tapi kita tetap membutuhkan Tokyo untuk kembali masuk dan membantu di dalam gedung" Profesor

"Aku ikut" Cairo

"Apa?" Seoul

"Kau tidak bisa ikut" Seoul

"Kenapa? Aku tak perlu lagi mengawasi kamera cctv, setelah Berlin memberikan kesepakatan, sandera yang bekerja sama tak akan memberikan pemberontakan" Cairo

"Shibal..." gumam Seoul

Seoul mencengkram rambutnya

"Victoria dan Berlin membutuhkan bantuanku Seoul" Cairo

"Aku tak bisa terus membiarkan Victoria menopang keselamatan Berlin sendirian" Cairo

Seoul menghela nafas lalu mengangguk

"Baiklah" Seoul

"Bawa obat Berlin, dan P3K untuk mengobati luka Victoria" Seoul

Cairo tersenyum lalu mengangguk.

"Mohon bantuannya, Cairo... Tokyo..." Profesor

Cairo dan Tokyo mengangguk.

"Jika kita tak beri tahu perubahan rencana dan memberikan bantuan," Profesor

"Mereka tak akan bertahan, apalagi melarikan diri" Profesor

"Seoul, panggil yang lain untuk mempersiapkan keperluan Cairo dan Tokyo" Profesor

Seoul mengangguk

"Aku akan memeriksa kondisi motor di belakang" Cairo

"Ya, pastikan tak ada masalah dengan motor itu" Profesor

"Ya" Cairo

"Boleh aku ikut?" Tokyo

"Tentu" Cairo

Cairo berjalan menuju garasi di ikuti oleh Tokyo di belakangnya.

"Ini motor yang akan kita gunakan?" Tokyo