25

60 11 0
                                    

"Bukankah kau ingin menemukan jalan keluarmu sendiri?" Helsinki

Helsinki terkekeh melihat Rio yang turun ke rute pelarian yang masih di gali.

"Ya, aku masih butuh lubang untuk keluar" Rio

Rio menepuk pundak Helsinki lalu berjalan masuk untuk mendekat ke rute yang masih di gali sembari menggunakan sarung tangan.

"Astaga. Pergilah, aku akan ambil alih" Rio

Denver dan Cairo menoleh ke arah Rio yang baru datang

"Apa yang kau lakukan?" Denver

"Astaga..." Rio

Rio mulai menggali menggantikan Denver dan Cairo yang beristirahat sejenak

"Apa kau tau cara menggali?" Cairo

"Aku bisa lakukan segalanya untuk hidup" Rio

"Apa menurutmu Profesor akan membuat kita terbunuh?" Denver

"Tanyakan kepada Cairo, dia tahu lebih banyak" Rio

"Pemimpinku Berlin, bukan Profesor" Cairo

Rio menghentikan kegiatan menggalinya lalu menatap Denver.

"Aku tidak peduli jika dia mengkhianatiku" Rio

"Kau juga. Jangan terlalu percaya pada profesor" Rio

"Setelah terowongan selesai, bawa ayahmu dan keluar dari sini" Rio

"Kalian sangat naif. Sial..." Rio

Rio melanjutkan kegiatan menggalinya

"Ketika Tokyo mengatakan ada perubahan pada rencana..." Rio

"Aku membayangkan pelarian seperti fi film" Rio

"Kenyataannya?" Denver

"Kita semua akan mati" Rio

"Tidak, jika kau berhenti memikirkan itu" Cairo

Cairo berdiri dari duduknya lalu mulai melanjutkan untuk menggali.

"Rio" Denver

"Kau..." Denver

"Setelah selesai menggali, keluarlah lebih dulu." Denver

Rio menatap ke arah Denver

"Kau yang termuda dari kami semua." Denver

"Kau punya keluarga di luar sana" Rio

"Lalu, kau?" Rio

"Ah.... sial" Denver

"Aku harus menjaga ayahku, dan jika dia tau aku meninggalkan yang lain, bapak tua itu akan memukuliku" Denver

"Berhentilah, jangan terus bersedih" Cairo

"Tanah ini tak akan melubangi dirinya sendiri" Cairo

Denver terkekeh lalu berdiri

"Minggir" Denver

"Pria yang tak pernah dinas militer, tak tahu caranya menggali" Denver

"Kau bawa saja ember tanah itu" Denver

Rio mengangguk lalu mulai mengangkut tanah tanah bekas penggalian keluar dari rute.

Setelah beberapa kali putaran, akhirnya Cairo memutuskan untuk bergantian dengan Rio.

Saat kembali ke dalam rute untuk mengambil tanah, Cairo menemukan Denver dan Rio sedang kegirangan sembari berpelukan.

"Kerja bagus!" Rio

"Hei! Hei!" Rio

"Moscow tertembak!" Rio

"Dia dalam kondisi kritis!" Rio

"Jangan khawatir!"

"Dia akan mendapat perawatan setelah terowongan selesai!"

"Ada apa?" Cairo

"Kita sudah semakin dekat dengan penggali dari luar" Denver

"Ulsan?! Gwangju?!!" Cairo

"CAIRO !!!" Ulsan

"Sebentar lagi kalian semua akan pergi dari sini!!" Ulsan

"Cairo!!" Gwangju

"Teruslah menggali!" Cairo

"Sedikit lagi!" Cairo

"YAAA" Ulsan & Gwangju

Ulsan dan Gwangju adalah anak buah Berlin juga.

Tak lama dari itu, Misun datang menghampiri Denver

"Taeksu-ssi..." Misun

Misun datang sembari menangis

"Misun!" Denver

Denver menarik Misun ke dalam pelukannya

"Kau tau? Sedikit lagi, rute pelarian akan selesai!" Denver

Misun terus menangis mengabaikan ucapan Denver. Melihat itu, Denver kebingungan.

"Pergilah" Cairo

Mengerti maksud Cairo, Denver langsung berlari untuk menghampiri ayahnya.

"Ada apa?" Rio

"Moscow... Moscow sepertinya sudah tak bisa menahannya lebih lama lagi" Misun

Rio terdiam

"Lukanya memang terlalu vatal...." Rio

"Ayo lanjutkan" Cairo

Rio mengangguk lalu mulai melanjutkan menggali rute. Sedangkan Misun, pergi menyusul Denver.

Di sisi lain, para perampok dan sandera yang tersisa terus mencetak uang dan membungkusnya. Uang yang sudah di bungkus langsung di pindahkan ke brankas oleh Helsinki dan Berlin.

Akhirnya uang selesai di cetak, para sandera dan perampok yang lain mulai membantu memindahkan uang ke brankas.

"Eonnie!" Anne

Victoria yang hendak pergi menuju brankas menghentikan langkahnya. Lalu menyimpan bungkusan uang yang ia bawa.

"Ada apa?" Victoria

"Kau terluka?" Anne

"Bisa kau lihat" Victoria

Anne terdiam menatap lengan kiri Victoria yang tertutupi perban yang sudah berlumuran darah

"Anne" Victoria

Anne tersadar dari lamunannya lalu menatap ke arah Victoria

"Ya?" Anne

Victoria berjalan mendekati Anne lalu memeluk Anne

"Berjanjilah untuk menjalani hidup lebih baik" Victoria

"Eonnie?" Anne

"Kau harus memiliki masa depan yang lebih baik dari pada aku" Victoria

Air mata mulai membendung di mata Anne, ini adalah kali pertama Victoria memeluknya setelah 3 tahun menghilang.

Anne membalas pelukan Victoria lalu mengangguk

"Ayo bertemu lagi Eonnie" Anne

"Aku masih membutuhkan kehadiranmu di masa remajaku" Anne

"Tidak... aku akan terus membutuhkanmu, selamanya.." Anne

Victoria tertawa kecil lalu mengangguk dan mengusap rambut Anne

"Aku akan mengawasimu, walaupun kau tidak tahu keberadaanku" Victoria

>>>>><<<<<

CLOWN | MONEY HEIST [KOREA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang