chap 31

2.5K 109 12
                                    

*✿❀ 𝑠𝑎𝑤𝑎𝑑𝑑𝑖 𝑘ℎ𝑎 𝑡ℎ𝑢𝑘ℎ𝑢𝑛❀✿**

𝐽𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑝𝑎 𝑣𝑜𝑡𝑒, 𝑐𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑦𝑎😉👍

𝐹𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤, 𝑐𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑛𝑦𝑎 𝑔𝑎𝑘 𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟 𝑘𝑜𝑘😘

Nanon sangat menikmati tidurnya meskipun semalam ia amat kelelahan dan mulutnya sudah berbusa akibat terus menerus mengumpat ohm.

"Hemmm..." pria manis itu merenggangkan tangannya lebar-lebar. la senang bisa tidur dikamarnya lagi setelah tiga minggu meninggalkan kamar tercintanya tersebut.

Matanya melirik ke arah jam dinding. Jam sudah menunjukkan pukul sembilan. Lalu dengan malas ia bangun untuk mandi, siap-siap ke kampus. Hari magangnya dikantor ohm hanya tiga hari selama seminggu. Sisanya Kamis Jumat Sabtu, ia menghabiskan waktu dikampus masuk mata kuliah akhir semesternya.

"Untung hari ini kamis, aku nggak perlu kekantor dan bertemu laki-laki playboy itu." gumam nanon pada dirinya sendiri. Matanya menatap dirinya sendiri di dalam cermin. la baru selesai mandi. Setelah merasa penampilan sudah sempurna, pria manis itu turun sarapan dan lanjut ke kampus.
la ingin refreshing dengan teman-temannya. Melupakan segala kekesalannya terhadap sang kakak ipar.

"Kamu tahu non, kamu udah bener nggak ikut semalam. Win mabuk berat dan memaki-maki di bar, bikin-bikin malu. Berani cium orang random lagi. Aku malu banget tahu nggak. Aduh, sampai sekarang aja malunya masih kerasa." tutur chimon. Memang win bikin malu banget kemarin. Saat ini ia dan nanon sedang duduk bersama di aula basket sambil menunggu anak-anak basket tanding.

Nanon tertawa kecil mendengar cerita chimon.

"Win baru putus, jadi dia pasti kesal." katanya enteng. Menurutnya sih masih wajar.

Chimon sontak menatapnya bingung.

"Kok kamu tahu dia baru saja putus? Kan kamu nggak ikut ke bar?"

Mata nanon berkedip-kedip. Aduh, ia tidak sadar sama sekali ketika mengucapkan kalimat tadi. Otaknya berpikir cepat mencari alasan.

"Mm, sebenarnya aku nggak sengaja liat mereka bertengkar kemaren. Dan bright minta putus ke win." jawabnya.

"Oh, pantesan." chimon manggut-manggut.

"Tapi menurutku mereka berpacaran memang aneh. Bright dari awal emang nggak keliatan ada rasa sama win, eh malah tiba-tiba nembak tuh cowok. Malah menurut aku bright lebih sering curi-curi pandang ke kamu."

Nanon langsung salting. la menunduk malu. "Ih, jangan ngomong sembarangan gitu chi. Gimana kalo win dengar? Aku takut dia salah paham." ucapnya.

"Salah paham gimana. Nggak apa-apa kali. Biarin aja sih win. Dengar, kalo emang benar bright sukanya sama kamu, dia pasti bakalan mulai ngedekatin kamu. Kamu pasti suka sama tuh cowok juga kan?"

"Hah?" mulut nanon menganga.
"Bright  itu cowok paling populer dikampus kita. Wajahnya ganteng banget, dan dari latarbelakang keluarga berada juga. Nggak mungkin kamu nggak suka. Aku aja suka tapi aku tahu nggak mungkin dia mau sama aku. Tapi sama kamu beda. Aku yakin seratus persen bright suka sama kamu. Jadi kalo dia ajak kamu kencan, terima aja. Kali aja kan kalian emang jodoh." nanon menggeleng-geleng mendengar perkataan chimon, asal banget temannya yang satu ini kalau ngomong.

"Hai," tepat pada saat itu sosok bright muncul dihadapan mereka. Banyak cewek dan cowok yang ada di aula menjerit-jerit tertahan begitu melihat keberadaan bright.

Nanon kaget. Ya iyalah pasti kaget. Apalagi mereka tengah membicarakan lelaki itu barusan. lya juga malu karena merasa diperhatikan oleh orang-orang sekitar. Meski bukan cuma dia yang diperhatikan. Ada bright dan chimon juga. Dan bright adalah pemeran utamanya. Mereka mendadak jadi bahan perhatian banyak orang karena pria itu bicara sama mereka. Nanon tahu itu.

"Bright, kamu cari nanon ?"
Nanon mengumpat dalam hati. Chimon ini sudah gila apa? Orang-orang kan tahu bright  pacarnya win. Kalau tiba-tiba datang cari dia, kan aneh banget.

"Boleh duduk di situ?" alih-alih menjawab chimon. Bright malah minta ijin duduk dekat keduanya. Chimon dan nanon bergeser dan win dengan sengaja berpindah ke bagian kanan nanon biar bright duduk bersebelahan dengan pria manis itu.

Nanon menatap chimon tajam tapi pria cantik satu itu pura-pura tidak melihatnya.

"Tenang aja, win nggak bakalan hadir hari ini. Dia pasti masih sakit kepala gara-gara mabuk-mabukan semalam." bisik chimon ditelinga nanon. Nanon hanya bisa pasrah. Entah ia harus bersikap bagaimana sekarang, ia bingung.

"Kau suka nonton basket juga?" giliran bright yang berbisik ditelinganya.

"Ya?" nanon balas bertanya. Dibandingkan senang berdekatan dengan bright, pria manis itu malah merasa tidak enak. Bright terlalu dekat. la takut ada gosip yang tidak-tidak. Dan perasaannya terhadap pria itu sekarang... Entahlah. Yang pasti keberadaan bright tidak membuatnya merasa senang dan leluasa. Di saat ini ia malah kepikiran kakak iparnya.

"Aku bertanya kau suka nonton basket juga?" ulang bright menatap nanon lekat.

Nanon memaksakan seulas senyum.

"Lumayan. Biasanya aku, chimon dan win akan ke sini kalau lagi ada jam kosong. Menonton anak-anak basket." jawabnya seadanya. Setelah itu hening. Pandangan nanon lebih fokus ke tim basket yang mulai tanding di depan sana.

Sepanjang pertandingan bright hanya fokus menatap nanon. Sedang pria manis itu lebih fokus nonton basket. Entah sengaja mau menghindarinya atau tidak. Selesai tim basket selesai tanding nanon cepat-cepat berdiri. la risih dilihatin yang lain dan ingin cepat-cepat pergi dari situ tapi chimon menahannya.

"Kok cepat-cepat sih non. Emang kamu mau kemana?" tanya chimon memegangi lengan nanon.

"A... aku mau ke perpustakaan." sahut nanon beralasan. Matanya menatap chimon dan bright bergantian.

"Duh nanon, kamu nggak asyik banget deh. Gimana kalo kita ke cafe baru. Aku dengar ada cafe baru buka dekat rumah sepupuku. Tempatnya nggak terlalu jauh kok. Dekat kantor magang kita. Bright mau ikut juga nggak?"

"Boleh." sahut bright. Jelaslah dia mau.

"Tapi aku ..." nanon ragu. Dekat kantor magang? Itu kan kantor kakak iparnya. Gimana kalo tiba-tiba ketemu kak ohm. la kan lagi kesal sama laki-laki itu, tidak mau ketemu dulu.

"Udah nggak usah banyak mikir. Ayo ikut aja." chimon menarik tangan nanon keluar dari situ. Sementara nanon awalnya menolak hanya bisa pasrah. Semoga saja mereka tidak ketemu kakak iparnya.

"Naik mobilku saja." ujar bright  dalam perjalanan menuju luar kampus.

"Nggak apa-apa nih?" tanya chimon. Nanon dari tadi hanya diam, membiarkan dua orang itu berinteraksi. Entah kenapa ia kepikiran kak ohm terus sejak tadi.

"Nggak apa-apa. Tunggu aku di gerbang depan ya." ucap bright lalu berlari pelan ke parkiran.

"Nanti kamu naik didepan ya, biar aku yang dibelakang."

Nanon melotot,

"Kok gitu? Aku nggak akrab sama dia , kamu aja yang di depan ya." balas nanon menatap chimon keberatan.

"Udah kamu di depan aja. Kasian bright dari tadi perhatiin kamu tapi kamu cuekin terus. Aku nggak tega sama dia." chimon bersikeras. Nanon masih ingin menolak tapi mobil bright  sudah berhenti didepan mereka dan chimon  cepat-cepat membuka pintu bagian depan mobil dan mendorong nanon masuk.

GAIRAH LIAR SANG KAKAK IPAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang