Akibat guyuran hujan tadi seluruh badan mereka berubah menjadi basah total. Dari kepala hingga kaki, tak ada bagian yang selamat membuat mereka segera mandi air hangat setelah masuk ke kamar. Tentu, kamar masing-masing.
Victor menggosok rambutnya yang baru selesai dikeramas dengan handuk agar tidak begitu berair. Awalnya biasa saja. Ia fokus menggosok-gosok bagian itu tanpa merasa apapun. Namun saat melihat pantulannya sendiri di cermin, bayangan kejadian yang belum lama ini berlalu seketika terbesit membuatnya tersenyum salah tingkah sendiri. Ia malu melihat bibirnya sendiri, ya ampun.
Betapa tidak enaknya, kembali merajut cinta bagai anak muda di usia yang tak lagi muda. Tapi mau bagaimana lagi, ia merasa bahagia. Kebahagiaan kali ini benar-benar tidak bisa dibendung.
Begitu pun juga yang Jerella rasakan sekarang di kamarnya. Apalagi gadis itu, dia merasa kebahagiaannya tiga kali lipat lebih banyak. Cinta, kehidupan, dan tidak lagi perlu meninggalkan rumah ini. Itu hal benar-benar membuatnya bahagia. Dan rasanya masih seperti mimpi, jika ia telah terbebas dari kutukan itu.
Tok! Tok!
Kepala Jerella sontak menoleh ke arah pintu yang baru saja diketuk. "Masuk!"
Ia pikir siapa, ternyata Prince. Anak itu sudah bangun dari tidurnya ternyata.
"Bunda selesai mandi?" tanya Prince yang merasa aneh melihat Jerella sudah mandi lagi saja padahal cuaca sedang hujan.
"Bunda dan Ayahmu kehujanan tadi."
"Kenapa bisa kehujanan?" Prince duduk di bibir kasur Jerella. "Memangnya saat aku tidur, kalian tetap di belakang rumah?"
"Iya."
"Kalian melakukan apa saja tanpa aku?"
"Ti-tidak ada." Kenapa Jerella jadi gugup? Padahal pastinya, anak itu tidak mungkin berpikiran hal yang sama dengan yang ada dibayangannya.
Kaki Prince berayun. "Bunda aku lapar. Ayo kita ke bawah dan makan."
"Sebentar ya, Bunda pakai lip balm dulu."
.....
Semalam bulan terlihat begitu indah layaknya suasana hati Jerella dan Victor yang tak bisa tidur karena saling memikirkan satu sama lain. Kata orang, jatuh cinta membuat tidur menjadi nyenyak. Apa itu maksudnya bila tidur bersama? Sebab yang mereka rasakan justru haus akan pertemuan di waktunya tidur, karena mereka masih tak seranjang.
Mentari telah datang membuat aktivitas kembali dimulai dari awal. Tidak ada yang berubah, hanya saja Victor merasa lebih semangat untuk menjalani hari ini.
"Kau melihat Jerella?" tanya Victor kepada salah satu pelayan yang akan merapikan ruang tamu.
"Sepertinya ada di ruang makan, Tuan."
Dapur kembali mengumpulkan asap sedap karena pelayan tengah menyiapkan menu sarapan kali ini. Dan aromanya semakin pekat saat langkahnya semakin dekat ke ruang makan. Benar-benar merayu.
Dan saat sampai ke ruang makan, ia disajikan pemandangan indah meski yang terlihat adalah bagian belakangnya. Dari kepala hingga ke bawah kaki, rasanya ia bisa mencium aroma tubuh gadis itu meski jarak mereka cukup jauh.
Harum sekali.
Menggodanya.
"Eh!"
Sekujur tubuh Jerella seketika menegang saat dirinya merasa sebuah tangan tiba-tiba memeluk perutnya dari belakang. Dan lilitannya itu memberinya sensasi geli dan juga merinding. Jantungnya sampai berdetak tak karuan.
"E-eum, Tu-tuan,"
Jerella sedikit berjengit tak biasa saat benda kenyal itu mencium sekitar rahangnya. Dan karena tubuhnya terkunci pelukan pria itu, ia tak bisa pergi kemana pun. Ia hanya bisa pasrah dan menerima setiap kecupannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jerella
Fanfiction[Completed]. ... Victor menyadari, jika dia telah jatuh cinta pada pengasuh putranya sendiri. Namanya Jerella. Gadis baik dengan pola pikirnya yang dewasa, karena itu dalam sesaat Victor mampu terkagum kepadanya. Namun ketika satu persatu rahasia te...