DEWI Odette adalah Dewi Cinta yang amat kuat, yang dicintai oleh seluruh umat yang mempercayainya. Dia jugalah yang mengalahkan Rothbart di masa lalu. Hanya saja, terkadang orang-orang Roroanna tidak menyadari detail kecil yang ada pada jendela mozaik kuil. Di jendela mozaik itu, memang diceritakan kalau Odette sedang bertarung melawan Rothbart, tetapi sayangnya, mereka tidak tahu kalau Odette melawan Rothbart sambil menangis.
Itulah yang Odette tunjukan pada umatnya yang ada di sini, dalam wujud Jasmine. Dia menatap Rothbart tanpa pupil, dan dengan air mata tumpah yang langsung menumbuhkan bunga.
Rothbart tersenyum menatap saudarinya, dia bahkan tanpa ragu langsung melepaskan Marceline sampai tubuh gadis itu berdentum ke tanah. Aru dan Max langsung menghampiri gadis itu, memastikan apakah dia baik-baik saja atau tidak. Namun, Marceline cepat-cepat bangkit, menggendong Aru dan Max, kemudian berlari ke arah Odette dan diam di antara Rose dan Mozart yang tidak sadarkan diri.
"Anakku, kita lakukan ini dengan cepat. Apa kau hafal musik Swan Lake?" Odette bertanya, pandangannya tetap pada Rothbart. Marceline mengangguk kencang. "I-iya, saya hafal."
"Kalau begitu, bersenandunglah untukku, dan dua itik yang kamu pegang itu, biarkan mereka menari," ucapnya, sampai kemudian dia pun melompat ke arah Rothbart, dan langsung melempar bola cahaya itu ke arahnya.
Rothbart juga turut membalas serangan dengan dua tangannya yang panjang. Namun, ketika dua tangannya tidak sanggup membalas serangan, dia pun akan memunculkan tangan yang lain, entah itu di punggung, perut, atau anggota tubuh yang lain.
Marceline melepaskan Aru dan Max, dan membiarkan mereka berdiri di tanah. Dia menatap kedua bebek ini ragu. "Apa kalian bisa menari Swan Lake?" tanya Marceline.
Aru dan Max saling tatap sebentar, lalu kemudian mengangguk bersamaan. Marceline lega mendengarnya. "Baiklah, ayo kita lakukan."
-
Rothbart menyilangkan kedua lengannya ke wajah, melindungi dirinya dari kaki Odette yang serta-merta menginjaknya. Karena serangannya yang gagal, Odetta pun mendarat, kedua tangannya kemudian bergerak bergilir, menumbuhkan tanaman-tanaman merambat dari tanah. Mengikat kaki dan tubuh Rothbart dengan tanaman-tanaman merambat itu, sampai dia tidak bisa bergerak.
Tubuh Rothbart terikat sangat kuat. Odette mengulurkan tangannya ke depan, dan mengepalkan tangannya. Berusaha memperkuat ikatan yang ada pada tubuh Rothbart. Rothbart mengerang, berusaha melepaskan diri dari ikatan ini. Sampai akhirnya, api pun seketika keluar dari dalam tanah, menyeruak ke atas. Membakar tanaman-tanaman merambat yang mengikatnya.
Odette mundur perlahan. Menumpahkan air mata yang langsung menumbuhkan bunga apabila jatuh ke tanah. Saat proses pembakaran itu, Rothbart pun menggerakkan telunjuknya, dan seketika puluhan gagak pun terbang ke arah Odette.
Odette pun menumbuhkan tanaman menjalar, dan langsung mencabutnya begitu tanaman menjalar itu siap. Dia kemudian mengibaskan tanaman menjalarnya, menggunakannya sebagai cemeti. Dia menyerang para gagak dengan cemeti itu.
Setelah membakar semua tanaman merambat yang melilit tubuhnya, Rothbart pun akhirnya bebas. Dia mengubah tubuhnya menjadi sedia kala—pria kurus dengan mantel bulu hitam dan bibir hitam. Dia kemudian menggerakan jari telunjuknya, dan memanggil lebih banyak gagak untuk menyerang Odette.
Odette terus mengibaskan cemeti tanamannya ke sana-kemari. Mata putihnya mengernyit, mulai kewalahan. Gagak-gagak yang dihadapinya terlalu banyak. Terlalu bergerombol. Beberapa gagak bahkan ada yang mematuknya, mencakarnya, dan bahkan membuang kotorannya ke rambut Odette.
Rothbart mengulurkan sebelah tangannya ke depan, mencoba mengendalikan gagak-gagaknya. Odette mengerang tanpa putus asa, dan dia pun masih terus mengibaskan cemetinya meski kondisinya perlahan memburuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dancing Duck [END]
FantasyBIG WARNING! Cerita ini mengandung bab acak tetapi alurnya masih berhubungan. Diri ini udah beberapa kali ngatur bab-nya tapi tetap aja gitu. Entah apa yang terjadi dengan si Wattpad, diri ini tak tahu. So, kalo kamu pengen baca cerita ini silakan^...