"Are u happy?" Gina mengangguk senang.
Kini mereka sedang menunggu pesanan makanan yang tadi di pesan. Mereka makan di restaurant Jepang. Waiters datang bergantian untuk mengantarkan makanan mereka. Gina dan Jessica sama-sama menyukai makanan Jepang, terutama sushi. Seperti biasa sebelum makan, mereka pasti akan memotret makanan yang mereka pesan. Tanpa berlama-lama mereka menyantap makanan yang ada di atas meja.
"Mmm, Masya Allah" ucap keduanya.
"Enak banget ini ya rabb" Gina.
Jessica tersenyum, melihat sahabatnya bisa sebahagia itu "Suka nggk lo?" Tanya Jessica.
"Suka lah. Enak banget ini" Jawab Gina sambil melahap makanannya.
Tanpa mereka sadari, ternyata ada seorang pria yang memperhatikan mereka dari kejauhan.
"Maafin aku yang nggk bisa tepatin janji ya, Na" pria itu melangkah pergi menjauh dari restaurant.
Saat sedang mengunyah, Gina merasa ada seseorang yang memperhatikan mereka. Namun, saat Gina melihat sekeliling tak ada satu orang pun yang ia curigai. Saat menoleh sebelah kiri, tak sengaja tatapan Gina berhenti di salah satu pria yang berpakaian mirip sekali dengan seseorang yang ia kenal.
"Kak Bi" batin Gina mengatakan bahwa itu adalah Abizar.
"Gin? Hallo?" Jessica melambaikan tangannya tepat di depan wajah Gina.
"Hm" respon Gina yang sadar dari lamunannya.
"Lo kenapa?" Tanya Jessica.
"Ng-nggk pa-pa" jawab Gina dengan terbata dan melanjutkan aktivitas makannya.
"Bohong banget sumpah" Jessica memutar bola mata malas.
****
Kini Gina sedang membaringkan tubuhnya di atas kasur dengan kaki menjuntai ke bawah. Bola mata yang focus menatap langit-langit kamar, penuh dengan tanda tanya. Tote bag barang belanjaan dari berbagai merk berserak di bawah kakinya. Perempuan itu akhirnya tertidur dengan posisi yang tidak sempurna dan di akhiri dengan air mata yang lolos mengalir begitu saja.
Sebuah mobil yang terlihat sederhana, namun jika di lihat dari merk itu adalah mobil mewah. Mobil berwarna crystal black itu masuk ke dalam perkarangan rumah Gina dan memarkirkannya di garasi mobil, tepat samping mobil Gina. Seorang pemuda tampan keluar dari dalam mobil, lalu berjalan masuk ke dalam rumah. Sebelum masuk, tak lupa ia mengunci mobilnya dengan cara menekan salah satu tombol di remote kunci mobilnya. Pria itu masuk ka dalam, semua pelayan menyambutnya dengan ramah. Tak lupa ia menanyakan sesuatu pada salah satu ART di sana.
"Bi Inah, Gina di mana?" Tanya pemuda itu.
"Di kamarnya Den" jawab Bi Inah, salah satu ART terpercaya di rumah.
"Den Bintang, mau bibi siapkan makan malam tidak?" Tanya Bi Inah.
Ya, pemuda itu adalah kakak Gina. Yang baru saja sampai rumah, berpenampilan sangat sederhana, namun mewah.
"Iya Bi" jawab Bintang.
Bintang melangkahkan kakinya menaiki anak tangga satu persatu. Di atas, ia berhenti di depan kamar adiknya. Bintang memegang gagang pintu dan membukanya. Di sana ia mendapati adiknya yang tertidur dengan cara tidak baik. Terlentang dengan posisi kaki menjuntai ke bawah. Tas belanjaan yang berserak di dekat kakinya. Bintang mendekati adiknya, seraya menggelengkan kepala yang tak habis fikir dengan adik perempuannya itu.
"Pasti lagi ada masalah, heum" gumam Bintang, sambil merapikan barang belanjaan adiknya yang berserakan.
Bintang duduk di pinggir kasur Gina, sambil menatap wajah sang adik yang menurutnya berbeda dari hari biasanya. Bintang menggendong adiknya, ala bridal style dan mengubah posisi tidur adiknya menjadi lebih baik dari posisi tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Mine, But?" (On Going)
Teen FictionFollow dulu baru baca dan vote juga💜... Dari awal cerita ini asli dari kisahku & hasil pemikiran ku. Tidak ada plagiat di sini🙏 "Saya meminta izin kepada om dan tante untuk menikahi putri kalian yang bernama Gina Anastasya Putri Alfahri" ucap Ara...