Chapter~18

392 55 3
                                    

🔪🔪🔪🔪🔪🔪

Dua manik dengan warna yang berbeda saling menatap tajam. Di mana sang empu masing-masing tengah mencoba menyelami kedalaman nyali lawan. Harusnya Jungkook memadamkan api kecil ini sejak lama. Bukannya malah menyulutnya dan kini nyaris membakarnya.

Lihat... anak kecil yang pernah menangis dan tidak mau ditinggalkannya, kini sudah dewasa dan sudah berani menatapnya tajam. Dan tetap tidak mau ditinggalkan.

"Aku hanya ingin menyelamatkan nyawa keponakanku. Apa aku salah?" Tatapan Jungkook luruh, yang semula tajam kini perlahan menjadi lembut. Tentang dirinya yang tidak suka ditatap, itu memang benar. Jungkook punya alasan tersendiri untuk hal itu.

Niat awal Jungkook memang ingin menyelamatkan keponakannya. Ia bisa membunuh siapa saja. Tapi tidak untuk anak sekecil itu pada waktu itu.

Taehyung masih berdiri di tempat semula. Di ruangan makan di mana Jungkook duduk dan ada Taehyung di hadapannya.

"Apa aku harus mengucapkan terimakasih? Tapi paman... aku tidak ingin diselamatkan. Paman hanya membuatku semakin kesulitan."

Jungkook tersenyum dan lalu berdiri tepat di depan Taehyung dengan jarak yang hampir tidak ada. Langkahnya yang sengaja ia majukan, membuat Taehyung mau tidak mau harus termundur dengan tangannya yang memegang erat kaos Jungkook. sebesar apapun nyali Taehyung, tetap saja ia akan menjadi kecil jika yang ada di hadapannya adalah Jungkook.

Benar memang, semuanya malah membuat Taehyung kesulitan dan juga tersiksa. Harusnya Taehyung tak perlu tahu jika dirinya hanya anak angkat yang sudah diatur. Dan harusnya Taehyung juga tak perlu mengetahui jika ternyata bibinya adalah ibu kandungnya. Dan seharusnya Taehyung juga tak perlu mendapati fakta, jika ayahnya lah yang paling menginginkan nyawanya.

"Sejak kapan? Sejak kapan kamu mengetahui jika aku bukanlah Jungkook?"

Punggung Taehyung membentur lemari pendingin. Membuat langkah termundurnya berhenti, bersamaan dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Jungkook.

Bocah ini, bocah yang selalu nampak polos dan lugu, ternyata menyimpan banyak rahasia. Jungkook tak pernah menyangka jika selama ini dirinya telah ditipu habis-habisan oleh Taehyung. Perihal bibi Lulu, Jungkook sudah tahu sejak lama, jika perempuan itu mengenalinya bukan sebagai Jungkook tuan mudanya. Tapi Jungkook atau Javier tak pernah ambil pusing akan hal itu. Ia membutuhkan peran bibi Lulu untuk tetap kuat membawakan karakter Jungkook.

Taehyung tetap berdiam bergeming. Ia bukannya tak mau memberi tahu pada Jungkook. Tapi Taehyung hanya tidak tahu harus bercerita mulai dari mana. Semuanya mengalir begitu saja di dalam ingatannya. Ingatan tentang di mana seorang bibi yang nyatanya adalah ibu kandung Taehyung, dan ingatan tentang pembunuhan ayah dan ibu angkatnya.

"Jawab." Suara Jungkook terlalu lembut untuk seukuran orang yang sedang mengancam. Tapi memang seperti itulah gaya Jungkook. Dia tidak akan berteriak marah. Emosi tak boleh menguasai diri Jungkook jika dalam situasi seperti ini.

Taehyung hanya bisa menggigit bibirnya. Pertanyaan Jungkook sama saja mendobrak isi kepala Taehyung. Dan itu menyakitinya. Keringat dingin mulai membasahi tubuh Taehyung, dan pegangan tangannya pada kaos Jungkook mulai mengendor.

"Paman... itu..." Taehyung bingung. Mana dulu yang harus ia ceritakan.

"Aku..."

MY UNCLE IS PSYCHOPATH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang