Chapter~14

463 62 1
                                    

🔪🔪🔪🔪🔪🔪

Matanya yang teduh dan menyorot tenang perlahan menghanyutkan Chan yang tengah sibuk mengetikkan beberapa huruf abjad yang ia rangkai menjadi sebuah kalimat pernyataan.

Pernyataan yang dilontarkan dengan begitu sangat fasih oleh seorang pria yang mengaku baru pulang dari perjalanan bisnisnya di Jepang. Jungkook duduk tenang dengan nafasnya yang menguar teratur di depan Chan yang nampak risau antara mendahulukan logica atau realita.

Logica mengatakan jika Jungkook pasti terlibat dengan kasus yang sedang mereka selidiki sekarang ini. Ulasan dan ucapan Jungkook yang terlalu tenang dan santai, membuat Chan berpikir jika semuanya sudah terencana dengan apik.

Namun realita mengombang ambing kewarasan Chan dan juga rekan-rekannya yang lain karena hanya dengan sidik jari saja sudah bisa membebaskan Jungkook dari semua tuduhan yang ada.

Chan menggelengkan kepalanya sembari mengembungkan pipinya. Mengulum udara di dalam mulutnya sebelum ia menghembuskannya pada akhirnya dengan gurat frustasi.

Ini terlalu mudah, dan Chan berharap jika semua ini bukanlah jebakan.

Satu jam, semuanya berjalan lancar. Alibi Jungkook sangat kuat dan disertai dengan bukti yang akurat. Pada malam tragedy pembunuhan itu terjadi, Jungkook memang ada di sekitaran apartment Jimin. Jungkook di sana tentu karena ingin menjemput keponakannya yang sedang mengerjakan tugas di tempat Jimin. Dan alibi Jungkook diperkuat dengan pernyataan Jimin beberapa jam yang lalu sebelum Jungkook datang.

Jimin tiba di kantor polisi setelah memberikan keterangan jika dirinya mengalami kecelakaan setelah tiba di Korea dan hendak menuju rumah orang tuanya. Status apartment yang sudah berpindah tuan itu pun benar adanya. Jimin menjual unit nya pada pria Min, satu tahun setelah kepergiannya.

Mulanya Namu merasa janggal dengan pernyataan Jimin yang mengatakan jika dirinya mengalami kecelakaan. Tidak ada keterangan medis yang dibawa oleh Jimin sebagai bukti konkrit. Tapi pengacara Jimin menegaskan jika ini adalah privacy dari kliennya. Petugas diharapkan tidak melewati batasannya.

Bungkam dan buntu. Chan dan Namu kini duduk berjejer di bangku panjang yang berada di ruangan utama kantor kepolisian district A, menunggu Hoseok memberikan laporannya mengenai sidik jari dari tersangka pembunuhan yang sebenarnya.

"Apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" Chan tidak bermaksud meragukan Eunwoo. Tapi semua bukti yang mengarah pada Jungkook luntur sudah setelah kedatangannya beberapa menit lalu.

"Tentu saja menemukan pembunuh yang sebenarnya." Namu menertawai dirinya sendiri saat mengatakan hal itu. Jelas Namu sangat berharap jika pembunuh itu adalah Jungkook orangnya, tapi sial sidik jari mengatakan lain.

Marco Javier

Satu nama langsung menjadi pusat focus dari Hoseok dan Eunwoo yang tengah mencoba meretas data kemanan CIA. Data yang tentunya diamankan oleh pihak tertentu dengan rakitan pola atas sandi yang tidak mudah untuk dipecahkan. Dan sialnya itu memang tidak mudah.

Semua yang Hoseok lakukan merajuk pada FBI. Dan Hoseok berharap jika buronan yang ber kewarganegaraan asing itu bukanlah salah satu penjahat yang dilindungi oleh badan keamanan AS.

Suara helaan nafas dari Hoseok menandakan akhir dari pencariannya dalam melacak identitas seseorang yang diduga menjadi pelaku pembunuhan.

MY UNCLE IS PSYCHOPATH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang