"Tujuan gue?"
Seyya mengangguk dengan kaku, Seyya sudah tahu sih tujuan Aresh adalah untuk menaikkan nilainya agar Syila nanti tak malu jika bersamanya, tapi kan dia ingin mendengar langsung dari orangnya.
"Lo.. ga perlu tau." Seyya mendatarkan wajahnya.
"tapi gue udah tau tuh" Senyuman miring ia sunggingkan, kepalanya lurus menatap Aresh yang menatapnya bingung.
Badannya sedikit ia condong kedepankan menghadap Aresh dihadang oleh meja diantara mereka "Lo pengen deketin adek kelas kan? namanya Asyila Gemini Belva, cewe kelas 10 MIPA 2 yang lucu itu."
Aresh sedikit tertegun, ternyata anak ambis seperti Seyya juga tahu tentang rumor itu? Seyya mendudukkan tubuhnya lagi dengan benar.
"Ga nyangka, cowo berandalan kaya lo tipenya cewe polos yang berusaha biar fokus sama masa depan, makanya lo mau memantaskan diri gitu yah?" Senyuman mengejek Seyya berikan dan dibalas dengusan malas oleh Aresh.
"Bukan urusan lo."
"Of course urusan gue, lo sekarang lagi di bimbing sama gue." Aresh berdecak kesal, dia kira meminta Guru agar di bimbing oleh Seyya membuatnya pintar. Ternyata tidak.
Aresh malah dibuat kesal oleh tingkah menyebalkan Seyya. "dengerin gue ya Aresh lo kalo beneran niat sama Syila.. tunjukkin dong, Jangan cuma deketin dengan tingkah tunjukkin juga bakat dan usaha lo buat deketin dia."
Aresh mulai mendengarkan, Seyya seperti mengetahui banyak tentang perjuangan mendapatkan hati seseorang. Tentu saja karena jiwa ini jiwanya Reya yang cegil sejati yang tau bagaimana susahnya menunjukkan niat dan sikap yang menarik didepan target.
Dan lagi, Reya inikan dulu juga idaman, dia tau bagaimana cara menarik perhatian agar di sorot oleh target.
"Syila ini cewe polos, kalo lo deketin nya dengan cara lo pepet, dia bingung dan bisa risih".
Ini sungguh tertulis di novel karena Syila memang sedang fokus pada sekolah nya dan tak suka saat Aresh yang menghampirinya di waktu istirahat untuk makan siang dan memaksanya pulang bersama padahal Syila kan takut sama kakak kelas modelan Aresh.
"trus gue harus gimana?"
Seyya tersenyum, umpannya termakan. "Lo yang serius kalo mau belajar selagi masih ada kesempatan, apalagi kalo lo bisa sampe juara kelas apa ga bakal bangga kalo Syila tau?"
Senyuman tipis mulai terbit dibibir Aresh, dia membayangkan wajah bangga Syila yang menatapnya dengan memuja. Seyya sedikit tertegun melihatnya.
Senyuman Aresh memang tipis, tapi jika diteliti lagi ada binaran kesenangan di sana.
'buset ganteng banget senyuman tokoh utama'
Aresh kini menatap penuh membara pada Seyya, semangatnya seperti langsung terbakar saat mendengar perkataan Seyya tadi.
"bantuin gue." Seyya mengangguk dengan senyuman rendahnya. "gue ulangin penjelasannya, trus kita latihan soal".
Tak ada lagi tolakan, Aresh mengangguk setuju.
Seyya mulai menjelaskannya lagi dan kini tanggapan Aresh jauh lebih baik. Dia mulai mendengarkan sambil menganggukkan kepala.
Dan jika ia tak paham, dia menoleh pada mendongak menatap Seyya dengan pandangan bingung, Seyya lalu menjelaskan lebih pelan dan mendetail pada Aresh.
"gue kasih soal kira kira lo bisa ngerjainnya ngga?"
Aresh mengangguk, Seyya mulai menuliskan soal bab Koloid dan mengulurkannya pada Aresh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slayed The Protagonist
Teen FictionReya merutuki dirinya sendiri yang memasuki novel yang berjudul 'Chosen By Me' yang sedang hangat hangatnya dalam perbincangan. Reya kira dia akan menjadi pemeran utama atau setidaknya antagonis yang mendapat banyak peran dan dialog, namun salah. Re...