Keramaian

3.8K 416 27
                                    

|

Siang ini, Seyya sedang berada di supermarket dekat perumahannya bersama Bara. Tentu saja karena pemuda itu memaksa ikut.

Namun yang membuat Bara heran adalah saat Seyya masuk bukannya berjalan ke stand makanan tetapi malah langsung mengambil antrian di kasir.

"Kenapa?" Tanya Bara setengah berbisik.

"Apanya?".

"Kenapa ga jajan?".

"Ini jajan, diamond mobel lejen".

Seyya maju saat pembeli didepannya selesai membayar.

"Kak, top up ml 500 ribu dong" Kasir itu sedikit tertegun melihat Seyya, ia sedikit salting jika melihat gadis cantik begini.

Seyya mah santai aja diliatin mukanya, yang penting ga dadanya soalnya dia kan tepos. Kesannya kayak ngejek.

Sedangkan Bara mengerutkan wajahnya kesal, tangannya menarik pinggang Seyya agar lebih rapat dengannya.

"Sayang kenapa dikit banget, hm? tambahin 10 juta".

Seyya mendelikkan matanya mendengar panggilan Bara untuknya. Menggelikan. Dan apa tadi? 10 juta?.

Deheman canggung keluar dari mulut kasir, dia kembali pada sikap profesional nya.

"Itu aja kak?".

Bara mengangguk malas dan menoleh pada Seyya yang menatapnya, alisnya terangkat bertanya.

Seyya menarik tubuh Bara agar sejajar padanya. "Gue ga bawa duit segitu goblok" bisiknya.

Bara terkekeh dan balik berbisik pada Seyya.

"Gue bawa. Kita punya duit, jangan kaya orang miskin top up cuma 500".

Seyya sedikit tertohok, 500 katanya Bara miskin.. padahal dia dulu kalau top up cuma 100.

Mereka menyelesaikan pembayaran setelah memberikan id nya Seyya. Lalu keluar dengan tangan Bara yang masih di pinggangnya.

"Tangan lo ga bisa diem?"

Seyya agak merinding. Kalau hanya dirangkul pinggang ia tak masalah, tapi jika sampai diusap usap seperti ini dia merasa bulu kuduk nya berdiri.

Bara bodo amat, dia menaiki sepeda nya dengan Seyya yang ia boncengkan.

"Pegangan".

Seyya patuh, ini keinginannya untuk memakai sepeda. Kenapa? Hanya ingin melihat pemandangan perumahan.

"Let's Go! jalan bos!".

Bara mengayuh sepedanya dengan perlahan, ternyata tak buruk bersepeda. Selagi ia bersepeda dengan Seyya yang bersenandung di belakangnya ini.

"Kala kupandang kerlip bintang nan jauh disana~".

"Sayup kudengar melodi cinta yang menggema~".

Seyya memasuki rumah dengan riang, meninggalkan Bara yang memarkirkan sepeda dahulu.

'males banget sebenernya naikin ulang rank, tapi gapapa deh akun mahal ini'.

Seyya menjatuhkan tubuhnya di sofa dan membuka game nya yang baru di top up kan oleh Bara.

Bara menghampirinya dan menyalakan Tv lalu menengok ke Seyya yang cengengesan punya diamond banyak.

Bara ikut menyunggingkan senyum tipis.

"Bilang apa?".

Seyya menoleh sambil tersenyum lebar hingga menampakkan giginya.

"Makasih abangg! lo baik banget!"

Slayed The Protagonist Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang