Bersama

6.1K 540 4
                                    

Seyya duduk dengan tenang di kursi sebelah Glenbara, dia fokus pada luar jendela sedang Glenbara yang fokus pada jalanan sambil sesekali melirik adiknya dari sudut mata, dia berdehem beberapa kali untuk menghilangkan kecanggungan disana.

Yah untuk pertama kalinya setelah 4 tahun pernikahan Ayahmya dengan ibu tirinya sekarang, mereka satu mobil berdua, benar benar berdua tanpa ayah dan ibu mereka.

Seyya menoleh sekilas pada Glenbara sang saudara tiri, dia baru mengetahui beberapa waktu lalu saat sang ayah membisikinya untuk berusaha baik pada mereka walau pun mereka saudara tiri.

Glenbara yang merasa ditatap menoleh sekilas sebelum kembali menatap jalanan "kenapa?" Tanyanya yang dibalas gelengan oleh Seyya "gue baru nyadar kalo lo cakep banget ternyata" Glenbara mengernyit geli, aneh sekali adiknya itu tiba tiba memuji dirinya.

Seyya serius mengatakannya, walau wajah Glenbara jutek dan datar, itu malah menambah nilai plus pada wajahnya, dengan rahang tegas, dan hidung mancungnya, apalagi bibir pink tebal itu yang membuatnya merasa sedikit iri, bibir nya bagus sekali.

"gue gebet boleh ga ya? kan kita tiri doang, tapi gue ga mau ah, mukanya galak" Seyya kemudian menggelengkan kepalanya memgusir fikiran itu, dia memilih kembali melihat ke jendela dan keheningan kembali hadir diantara mereka.

•••

Keduanya sampai di parkiran sekolah, sejak awal mobil mereka masuk ke area sekolah, mobil itu sudah menjadi pusat perhatian para murid di sekolah WIRATAMA HIGH SCHOOL itu, Seyya tak bisa untuk tak melongo saat mengintip dari jendela.

Ini sekolah atau pusat perbelanjaan?! lapangannya lebar dan gedungnya sampai tingkat 4? kasihan yang di tingkat teratas.

Sentilan pelan didahi Seyya menyadarkannya dari keterkagumannya pada sekolah itu, "bengong, turun" tegur Glenbara, Seyya mengernyit namun tetap menuruti perintah kakak tirinya itu.

Dan baru saja dia menutup pintu mobil, dia sudah mendengar bisikan yang tak bisa dibilang bisikan karena mereka berucap dengan suara keras!

"tumben Seyya mau ikut kakaknya, biasanya juga jual mahal"

"Seyya sok jutek banget gila, pantes jomblo"

"Kak Glenbara juga datar amat, untung gue cinta"

"Bara habis keluar langsung jalan ga nungguin Seyya dulu? kasian tuh adek nya!!"

Seyya menulikan telinganya, Glenbara sudah berjalan duluan kekelas nya dan dia berjalan dengan santai. Kakinya melangkah dengan tenang menuju kelasnya seakan dia sudah sering melakukan hal ini.

Dan selama dia berjalan, dia tak bisa untuk tak mengagumi paras mereka semua disini! mereka ini sangat tampan dan cantik!

Seyya berdiri di depan kelasnya, XI MIPA 1. dia menghela nafasnya sebelum masuk dan menganggukan kepala mantap "lo bisa Reya! pasti.." gumamnya dan melangkahkan kakinya kemeja nomer dua disamping dinding.

Seyya tak begitu memiliki sahabat, dia bodoh soal pertemanan namun pintar saat pelajaran, tak seperti Reya. Reya bodoh dalam pelajaran tetapi ia pintar menjalin hubungan sosial.

"bjir.. kalo gue ga bisa nanti gimana dong.. gue kan bego" Seyya mengusap dahinya frustasi, kepalanya ditumpukan pada kedua tangannya. Seorang gadis yang duduk didepan Seyya menoleh dengan mengeryit "kalo lo bego gue apaan? ga berotak? kenapa lo?"

Seyya mendongak, berdasarkan nama yang berada di nametag gadis berambut bondol itu, dia namanya Kelly 'Kelly epep bjir mukanya' Seyya membatin kemudian menggelengkan kepalanya.

Dia terkekeh kecil dan mengusap tengkuknya canggung "hehe.. lagi over thinking aja" Kelly tambah mengeryit, tumben Seyya mau membalas perkataannya, biasanya setiap ditanya pasti akan selalu menjawab.

Slayed The Protagonist Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang