Olimpiade

4.5K 501 136
                                    

|

Mobil sekolah kini sudah siap untuk mengantar para peserta olimpiade, pagi ini setelah selesai upacara dan doa untuk keberhasilan para peserta, mereka kini diantar oleh para guru menuju 2 mobil yang telah disediakan.

Seyya, Rafael dan para peserta olimpiade lainnya kini sudah siap dengan barang-barang mereka.

"Kak Rafael semangat!" Seru seorang gadis yang sepertinya juga peserta olimpiade lomba karate putri, terlihat dari seragam yang ia pakai.

Rafael tersenyum tipis sambil mengangguk. "Makasih, lo juga".

"Seyya lo juga semangat ya! kalian pasti bisa!" Serunya lagi.

Seyya tersenyum sambil menepuk dadanya bangga.

"Serahin ke kak Rafael aja, gue bagian nge fotocopy aja!"

Rafael menggeleng pelan, tangannya tergerak menepuk pelan puncak kepala Seyya.

"Gaada bagian fotocopy sey, semua pertanyaan nya tuh spontan" Jelasnya.

"Tinggal jawab, UHUYY~!"

Aresh, Liam, Juan dan Tara kini sedang berada di rooftop sekolah untuk membolos pelajaran setelah upacara.

Mereka mengobrol ringan tentang para peserta olimpiade yang akan berangkat beberapa menit lagi, tapi tidak dengan Aresh. Dia menatap ke bawah didekat gerbang tempat para berkumpulnya para peserta.

Lebih tepatnya pada seorang gadis yang sedang bercengkrama ria dengan ketua OSIS mereka.

Dia hanya diam, tapi tatapannya tajam menghunus tepat pada gadis itu, Seyya. Mereka taakan berjumpa sekitar 3 hari dan maksimal 4 hari jika mereka masuk final.

Seyya mengusap tengkuknya yang merinding, ia seperti diawasi oleh sesuatu. Pandangannya menyisir ke sekitar nya untuk mencari siapa.

puk.

Rafael menepuk pundak Seyya yang membuat gadis itu menoleh.

"Nyari siapa?"

"Ah! engga ga nyari siapa-siapa" Rafael hanya mengangguk.

"Lo nyari Aresh ya?" Seyya mengerutkan alisnya mendengar itu, dia bahkan tak terbesit pemikiran tentang pemuda itu.

Tapi dia juga baru teringat belum melihat Ares sejak tadi, mungkin pemuda itu bolos seperti biasanya.

"Apaan, ngapain gue nyari Aresh coba? udah ah kak El ayo masuk mobil, yang lain udah masuk". Baru saja Seyya melangkahkan kakinya, Rafael menahan pergelangan tangan Seyya yang membuat gadis itu menatap bingung padanya.

"Ayo bareng" Seyya mengangguk santai, membiarkan Rafael menggenggam tangannya dan membawanya masuk bersama kedalam mobil.

Sementara itu, Tara menepuk-nepuk pelan pundak Aresh seakan sedang menguatkan sambil menatap mobil yang mengantar peserta olimpiade berangkat.

"Sabar ya bro, pesona ketua OSIS emang gabisa dilawan".

Aresh hanya diam, Liam dan Juan juga ikut mengawasi mobil yang sudah mulai menghilang dari pandangan mata.

"Lo sih malah nunda-nunda, mana mereka barengan terus 3 hari". Tambah Tara, Juan menampol lengan Tara.

"Temen macam apa lo malah nyudutin, tai emang".

"Yeeu kan kalo dipanasin bakal semakin membara semangat nya ni, biar gercep gebet Seyya! gimana sih lo?" Belanya.

"Semangat kagak cemburu iya! noh liat idungnya kembang kempis!" Liam menggelengkan kepalanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Slayed The Protagonist Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang