|
Olimpiade Sains bisa dihitung hanya dalam beberapa hari lagi, Seyya benar-benar berusaha memfokuskan dirinya pada materi yang ia terima, lagi.
Minggu lalu salah seorang guru memberikan setumpuk kertas berisi materi baru yang tak jauh beda dan lebih berisi tentang contoh soal.
Pulang sekolah ini dia berada di perpustakaan seperti biasa, menunggu Aresh sambil membaca materi lagi.
Kelasnya pulang lebih awal 20 menit, guru Bahasa Inggris itu hanya memberi tugas lalu meminta untuk dikumpul jika sudah selesai maka boleh pulang.
"Pusing banget.." keluhnya, tangannya mengusap dahinya yang terasa agak pening.
Bagaimana ia tak pusing jika selama 2 minggu terakhir sepulang sekolah ia full belajar!
3 hari bersama Aresh untuk bimbingan dan 3 hari bersama Rafael untuk olimpiade dan jika sudah hari minggu ia akan dikamar untuk mengulas kembali semua pelajaran.
"Tidur bentar dulu, biar tu bocah bangunin gue nanti" Seyya menumpuk bukunya untuk ia jadikan bantalan.
Tak lupa ia mengambil selembar sticky note untuk ia tulisi.
Kertas itu ia tempelkan dimejanya, jadi jika Aresh tiba bisa langsung membacanya.
Kepalanya ia telungkupkan ke atas tumpukan buku pelajaran dan mulai memejamkan mata.
Rasanya Seyya baru memejamkan matanya namun dirinya langsung terbang ke alam mimpinya.
===
Bel berdering menandakan para guru harus mengakhiri kelas mereka.
Aresh kini berada di rooftop sendirian setelah teman temannya turun lebih dulu, mereka bolos bersama meninggalkan pelajaran dikelas.
Pandangan Aresh lurus dengan asap rokok yang ia kebulkan mengudara. Pandangannya kosong mengingat percakapannya dengan teman temannya tadi.
"heh bocah, lo kenapa dah?"
Tara menegur Aresh yang terlihat tak fokus.
"Apa?"
"Lo mikirin apa? ada kita disini sharing sharing lah bro."
Aresh menghela nafas pelan dan menggeleng yang membuat Tara berdecak.
"Yailah kita ga dianggap temen nih ceritanya?"
Juan menggeplak pelan bahu Tara. "Masa lo gapaham sih? Aresh lagi bingung mau milih Syila apa Seyya! ya ga Resh?!"
Juan menaik turunkan alisnya mengejek Aresh dan Tara menutup mulutnya pura pura kaget.
"iya kah? saran gue nih ya sebagai sahabat karib lo, mending lo pilih Syila" Ujarnya sambil menganggukkan kepalanya mantap.
Aresh menoleh mendengarnya.
"iya lo kan sama Syila ntar biar gue sama Seyya". Ujarnya dengan bangga.
"Ah iya! atau ga lo cari yang lain aja! biar Syila sama Tara, gue sama Seyya! ntar Juan bantuin Lo nyari!"
"Kan gue duluan yang sama Seyya!". Sinis Tara.
"Apasih? orang gue cuma ngasih saran".
Liam menggelengkan kepalanya melihat kedua temannya.
"Jangan dengerin mereka, agak dongo. Dengerin aja apa kata hati lo". Ujar Liam menasehati.
Aresh menghela nafas lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slayed The Protagonist
Teen FictionReya merutuki dirinya sendiri yang memasuki novel yang berjudul 'Chosen By Me' yang sedang hangat hangatnya dalam perbincangan. Reya kira dia akan menjadi pemeran utama atau setidaknya antagonis yang mendapat banyak peran dan dialog, namun salah. Re...