|
Seyya baru saja selesai mengantarkan kedua orang tuanya kebandara, dan kini ia sedang berada didalam mobil bersama Bara menuju rumah.Pemuda itu melirik kegadis di sebelahnya yang hanya sedang bernyanyi dengan volume lagu dari mobil yang kencang. Tubuhnya berliuk liuk di kursi yang didudukinya membuat Bara menggelengkan kepalanya lelah.
"Lo bisa diem?"
Seyya menoleh mendengar itu, alisnya menukik kesal.
"apasih? kalo mau ikut tinggal ikut juga." Seyya melanjutkan lagu yang menjadi kesukaannya,
Perawan Atau Janda by Cita Citata.
"abang pilih yang mana?~ perawan atau Seyya?~ perawan memang menawan.. Seyya lebih menggodaa~~ hobahh tarik mang~~"
Lihat saja jarinya yang sesekali mencolek dagunya Bara, benar benar seperti biduan ancol.
"Lo kayak jamet Sey, sumpah".
"timbang jadi triplek kayak lo" Bara menoleh dengan kesal dan dibalas juluran lidah seolah olah mengejek oleh Seyya.
Sabar, Seyya yang seperti ini jarang ada.
kruyuk..
Seyya berhenti bernyanyi saat mendengarkan suara memalukan dari perutnya dan lalu menoleh pada Bara yang sedang menahan tawanya "Laper gue bro hehe".
"mau makan apa?"
"Bebek rica rica yang di pasar bang! waktu itu gue lewat beh aromanya bener bener" Gadis itu menjawab dengan semangat yang membara, lihat saja binaran dimata yang menyilaukan.
"Bersyarat, Lo harus diem jangan bacot".
Seyya membuat gaya seolah sedang hormat dan kemudian duduk dikursinya dengan tenang walau bibirnya bergumam menyanyikan lagu.
Bara tersenyum tipis melihatnya, lucu. Adiknya sangat lucu.
•
•
•
Pagi ini, Seyya berangkat bersama dengan Bara. Dia bilang Seyya akan terus berangkat dan pulang dengannya mulai sekarang dan Seyya patuh saja, ini rezeki jadi gaboleh ditolak.
Bodo amat sama Aresh yang bilang dia bakal anter Seyya pulang terus sebagai tanda terimakasih, Seyya bakal minta ganti aja nanti.
Seyya duduk dengan tenang di bangkunya, tangannya mengeluarkan buku dari dalam ranselnya dan memilih membacanya.
Satu yang tak Seyya sukai dari tubuh ini adalah sikapnya yang sangat suka belajar! walaupun dia bisa paham kan tetap saja dia malas, tapi seperti sebuah kebiasaan tangannya secara refleks akan mengeluarkan buku dan matanya akan membacanya.
"Sey, gue ada info nih"
Matanya mendongak menghadap Kelly yang membalikkan kursi untuk menatapnya, dia suka berita hot.
"Paan?"
"Ada murid pindahan tau, terus katanya cakep!" Binaran matanya terlihat jelas, apalagi kepalanya yang tercondong kearah Seyya menunjukkan kegembiraan darinya.
"Rill ga nih?! cewe apa cowo? kan lumayan kalo cowo bisa gue gebet"
Kelly mendelik mendengar penuturan Seyya, tangannya dengan sengaja menyentil dahi Seyya.
"enteng banget mulut lo, ya gue lah yang gebet! kan gue yang ngasih tau"
Seyya mendengus, dia kira Kelly akan menegurnya, ternyata sama saja.
"Ga mutu lo, gue mau gebet Aresh aja! sana lo ambil tu mubar"
"Heh punya Syila itu! jangan lo embat cok kasian anak kecil nanti nangis" Lidah Seyya terjulur kearah Kelly dengan pandangan mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slayed The Protagonist
Teen FictionReya merutuki dirinya sendiri yang memasuki novel yang berjudul 'Chosen By Me' yang sedang hangat hangatnya dalam perbincangan. Reya kira dia akan menjadi pemeran utama atau setidaknya antagonis yang mendapat banyak peran dan dialog, namun salah. Re...