Riuh remaja berseragam pramuka terdengar memenuhi halaman sekolah hingga ke gerbang sekolah, setelah beberapa menit yang lalu bel pulang sekolah bergema di sekolah itu, SMAN Grahasta.
Beberapa siswa terlihat keluar dari sekolah menuju jemputan mereka. Ada juga yang langsung menuju halte bus dekat sekolah itu. Tetapi, kebanyakan dari mereka menuju ke parkiran khusus siswa di sekolah sana. Arianta Gandara, salah satu dari siswa kelas 11 di sekolah itu contohnya.
Remaja laki-laki yang kerap dipanggil Ian itu terlihat bersiul dengan santai menuju parkiran khusus siswa di sana.
Langkahnya terhenti tepat di sebelah motor berwarna putih dengan merk vario.
Ian lalu menduduki jok motor putih itu, namun dia tak langsung tancap gas untuk pulang, melainkan merogoh ponselnya yang dirinya taruh di kantong jacket yang dia kenakan.
Ponsel di tangan kanannya lalu Ian arahkan ke telinga.
"Yo, lo dah lese kelas? Gue di parkiran nih."
Di seberang telepon terdengar balasan dari seorang remaja pria juga.
"Tunggu bentar Ian, aku abis rapat osis.
Ini baru selesai."Ian lalu mendecak sambil tersenyum mengejek, "Halah, rapat atau ngapelin gebetan lo tuh?"
"Ini beneran rapat loh! Sini ke aula
kalo kamu ga percaya!"Ian lalu terkekeh mendengar temannya yang kesal namun dengan suara beratnya di seberang.
"Ya..Yaa... Udah, sini lo cepetan ke parkiran, kalo gak, gue tinggal nih." ujar Ian lagi.
"Ya Ian, sabar napa. Ini aku dah jalan..."
Panggilan pun terdengar di putus oleh temannya membuat Ian tersenyum dan menggelengkan kepalanya ringan.
Sambil menunggu temannya itu, Ian kembali bersiul. Rambut sepanjang alisnya bergerak mengikuti arah angin yang mendesir membuat wajah oriental si remaja itu terlihat semakin jelas.
*Puk...
Tepukan ringan di pundak kiri Ian membuat dirinya menoleh ke arah tepukan itu.
Ian P.O.V
.
.
"Ayok!"Nah, dateng juga si Vio.
Ya, orang yang gue telpon tadi itu Vio. Alvio gsjdg, bocil yang pertama kali gue kenal semenjak gue sama mama pindah ke kota ini. Dia yang dulu gue panggil Piyo, tapi sekarang gue manggil Yo doang.
Gue bakal cerita dikit tentang Vio, gimana gue sama dia bisa ketemu lagi, padahal dulu pas kecil Vio sempet pindah ke desa tempat tinggal neneknya kan?
Jadi, pas Vio mau naik kelas 2 SMP, mama sama papa coba nego lagi ke nenek Vio buat ngajak Vio ke kota dan mama papa mau nyekolahin Vio di sekolah yang lebih layak dari sekolah dia sebelumnya.
Singkat cerita, neneknya Vio akhirnya setuju dan di sinilah Vio sekolah. Mulai dari kelas 2 SMP kita di sekolah yang sama, dan sampe sekarang kelas 2 SMA juga kita masih bareng.
Kadang ada yang nanya, apa gue gak cemburu karena mama papa memperlakukan gue dan Vio sama rata? Big no. Gue malah seneng karena Vio bisa lanjut ngerasain gimana hangatnya keluarga setelah kedua orang tua dia udah ga ada di dunia ini.
Lupain kalo dulu Vio sempet jadi childhood crush
gue. Ngadi-ngadi emang gue, so-soan masih bocil udah main cinta-cintaan! Kalo gue inget-inget lagi di masa itu, bawaannya pengen ketawa aja dah.Ahh... Dan gini lah, dia jadi sohib gue sekarang. Bahkan Vio udah gue anggap adek sendiri, selain adek kandung gue si Aidan Mahatama.
Masih tentang Vio, sekarang dia udah berubah banyak. Dulu pas kecil dia pendek banget, eh sekarang hampir setinggi gue (masih tinggian gue lagi dikit, hehe). Badan dia juga udah gede, karena dia suka olahraga di rumah. Tiada hari tanpa olahraga kalo dia mah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Ardan: Arianta Gandara - BxB [BL]
Teen Fiction[ CERITA BL! ] Berbagi kisah remaja Arianta Gandara, yang awalnya si bocah ingusan dari desa, akan tetapi kini hidupnya berubah 180 derajat setelah tumbuh besar di kota. - - - ⚠️⚠️⚠️ - Cerita ini adalah sekuel dari cerita 'Mas Ardan' yang udah aku p...