08 - Jebol

1.2K 123 7
                                    

Samar-samar di tengah derasnya hujan, suara berat dari Ian itu tetap terdengar di kedua telinga Vio.

Di tengah gelapnya malam pun, wajah Ian yang tengah menatap Vio itu tetap terlihat jelas membuat Vio tak bisa mengalihkan kedua maniknya saat ini.
.
.
.
.

Di tengah gelapnya malam pun, wajah Ian yang tengah menatap Vio itu tetap terlihat jelas membuat Vio tak bisa mengalihkan kedua maniknya saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah hampir 15 menit mobil hitam yang Ian kendarai terjebak macet di jalan raya yang tak jauh dari rumah Revan tadi.

Selama itu juga, tak ada sepatah katapun keluar dari mulut kedua remaja yang berada di dalam mobil hitam itu.

Kedua mata Ian sedari tadi tak lepas dari padatnya kendaraan di depannya.

Sedangkan mata Vio menatap ke bawah, ke arah dua tangannya yang sibuk memilin tali tas ransel yang ia taruh di pangkuannya.

Sesekali Vio melirik ke arah Ian, sambil berpikir 'Ian kenapa sih? Kok diem aja daritadi?'.

Ini bukanlah Ian yang biasanya bagi Vio. Ingin sekali Vio menanyakan hal itu, namun entah mengapa pertanyaan itu seakan-akan tercekat di tenggorokannya, tak berani ia keluarkan.

Vio lalu mengeluarkan sebuah kotak plastik dari dalam tas ranselnya.

"Ian... Ini tadi aku sama Revan bikin churros. Mau ga?"

Ian melirik sekotak churros yang Vio keluarkan itu.

"Itu tugas KWU yang lo buat ya?"

Vio mengangguk.

Ian kembali membawa pandangannya ke arah depan, masih dengan wajah datarnya.

"Bikin gitu doang lama amat lo di sana."

Bingung kembali Vio rasakan, ketika sahabat di depannya itu tiba-tiba mendumal seperti itu.

"Ya kan aku sama Revan isi mikir dulu mau bikin apa... Terus beli bahan-bahan. Abis itu baru dimasak, terus lanjutin laporannya bentar... Pasti lama lah, Ian."

Masih tak berpaling, Ian berdecak, "Ga sekalian nginep aja lo di sana?!" 

Pertanyaan Ian itu seolah seprti ucapan seruan, ditambah dengan wajah datar Ian yang masih terpasang.

"Ditawarin Revan sih."

Balasan dari Vio membuat Ian seketika menoleh, padahal Ian tadi berniat sarkas.

"Lah? Beneran?"

Vio berdeham dan mengangguk.

Ian dengan wajah datarnya kembali menatap jalan.

Mas Ardan: Arianta Gandara - BxB [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang