10 - Nekat

1K 133 13
                                    

"Ma, Vio di kamarnya ya?"  tanya Ian yang masih berdiri dekat Yaska.

"Vio pulang ke kampungnya."
.
.
.
.
"Tadi mama sama Vio udah chat sama telpon kamu berkali-kali, tapi kamu ga ada angkat... Kenapa sih nak?" tanya Yaska yang sedikit kesal.

Ian yang kini sudah duduk di sebelah mamanya hanya tertunduk. Ia masih belum percaya jika Vio benar-benar pulang ke kampungnya.

"Maaf ma, Ian hidupin DND..."

Yaska mendecak sambil menggelengkan kepalanya. Lama kelamaan Yaska jadi semakin kesal karena putranya itu ternyata mengaktifkan mode do not disturb pada handphonenya.

"Kenapa Vio bisa pulang tiba-tiba ma?" tanya Ian pada mamanya, sambil menatap tak semangat ke arah sang mama.

"Tadi neneknya Vio nelpon, nenek lagi sakit... Jadi Vio pengen pulang karena kebetulan juga sekolah ditutup kan."

Masih dengan wajah shocknya, Ian kembali bertanya, "Kapan Vio balik sini lagi ma?"

Yaska mengangkat kedua pundaknya, "Vio bilang belum tentu kapan baliknya... Haaah~ Mama jadi pengen ikut ke kampungnya Vio buat ikut jenguk neneknya, tapi mama ga bisa soalnya besok ada kerjaan. Jadinya tadi mama cuma anter Vio sampe halte pinggir kota aja."

Yaska lantas melihat wajah putranya yang begitu kusut.

"Kamu mandi dulu sana... Abis itu istirahat, soalnya kamu abis bikin tugas kan. Nanti mama panggil deh kalo udah makan malam yaa."

Ian mengangguk lalu berdiri dari duduknya.

"Ian naik dulu ya ma..."

"Iyaa..."

Seperti arahan dari mamanya, sampai pada kamarnya di lantai atas, Ian langsung saja mandi.

Setelah mandi serta memakai pakaian, Ian langsung merebahkan tubuhnya di kasur empuk kesayangannya.

Ian terdiam menatap langit-langit kamarnya. Isi kepalanya saat ini adalah 'Ngapain ya Vio sekarang?'

Jam-jam seperti ini, biasanya Ian berada di kamar Vio untuk membuat tugas atau bermain game, juga sebaliknya, kadang Vio yang akan ke kamar Ian.

Atau juga, mereka akan bermain keluar rumah dengan si putih atau si ireng, motor-motor kesayangan Ian untuk menghabiskan sore hari mereka hingga petang menyambut.

Namun, tanpa kehadiran Vio yang bahkan belum sehari penuh ini pun Ian sudah sangat merasa kosong. Apalagi besok?

Ian kemudian meraih handphonenya, berniat mendial nomor telepon sang sahabat.

Sekali, dua kali, hingga total sepuluh kali panggilan tak kunjung diangkat oleh nomor di seberang sana membuat Ian berulang kali mengumpat kesal.

Ian pun menyerah setelah panggilan ke lima belasnya tak diangkat oleh Vio. Ian pun memilih lanjut menyempurnakan laporan tugas KWU yang sudah ia buat bersama Chiko tadi.

•••

Sehari telah berlalu semenjak pulangnya Vio ke kampung halaman. Keadaan di rumah itu cukup sepi, karena biasanya pagi-pagi begini Vio serta Yaska sudah beradu dengan berbagai macam peralatan dapur, lalu kemudian si Ian yang baru bangun akan datang ke dapur untuk mengganggu acara masak Yaska dan Vio di sana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mas Ardan: Arianta Gandara - BxB [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang