'Ternyata Vio gemes banget kalo lagi sama anak kecil.' Begitulah isi pikiran Ian yang tak hentinya memandang sang sahabat bersama si bocah perempuan.
Ian jadi teringat cerita dirinya dan Yaska saat dikunjungi oleh Ardan di desa, tepat pertama kalinya Ian bertemu Ardan, papanya.
Di benak Ian, mungkin suasananya persis seperti ini saat dirinya, Yaska, dan Ardan mengawali pertemuan mereka hingga akhirnya sekarang membentuk sebuah keluarga yang bahagia.
.
.
.
.
Kedua mata Ian tiba-tiba membulat.Dirinya tersadar jika Ia sudah menatap dua makhluk di depannya itu terlalu lama. Tepatnya pada salah satu makhluk, yang tak lain adalah sahabatnya sendiri, Vio.
'Anjing... Ini gue suka sama Vio lagi kah?'
Pikiran itu muncul di kepala Ian, setelah Ian merasakan perasaan aneh di dadanya saat menatap Vio seperti tadi.
"Adek Bila, ayo kenalan dulu sama kakaknya..." ucap Vio begitu lembut membuat si kecil menatap Vio dengan bingung.
Sedangkan Ian dibuat tersadar setelah sempat kembali melamun karena pikirannya.
"Kak Iyooo?" si kecil bergumam sambil tangan kanannya menunjuk ke arah Ian. Sepertinya si kecil ingin bertanya pada Vio, siapa remaja asing di depannya itu.
"Ini temennya kakak Vio... Namanya kakak Ian."
Tangan Ian kemudian terulur ke arah si kecil.
"Halo adek. Namanya siapa?" tanya Ian pada si bocah.
Si kecil tak ragu untuk mengulurkan tangan kanannya. Bahkan si kecil membuka mulutnya untuk menampilkan senyuman lebarnya.
"Biyyaaaa~"
Vio tersenyum sambil mencubit kecil pipi si bocah. Ternyata si kecil mengerti pertanyaan dari Ian itu, walau Ian berbicara begitu cepat pada si kecil.
"Nabila cancii pinter yaa..." ucap Vio gemas masih mencubiti pipi si kecil.
"Dia anak siapa, Yo?"
Vio mendongak, menatap ke arah sahabatnya.
"Bila sepupu aku... Nenek aku kan punya kakak, nah kakaknya nenek aku itu punya cucu, si Bila ini."
Ian menganggukkan kepalanya dan ber oh ria.
"Rumahnya di mana? Kok dia bisa sama lo?"
"Ini rumahnya di samping rumahku, gak jauh banget... Bila main di sini soalnya Ibu Bapak dia lagi kerja."
Ian mengangguk-angguk saja menanggapi itu.
"Yo.. Kenapa lo ga angkat telpon gue? Gue kaget pas mama tiba-tiba bilang lo pulang ke kampung."
Ucapan tiba-tiba dari Ian itu membuat senyuman lebar pada wajah Vio seketika menguap. Digantikan dengan raut wajahnya yang terlihat marah?
'Goblok, malah nyari penyakit... Udah bagus Vio ketawa sama adek Bila, malah gue ungkit lagi.' Ian merutuki dirinya sendiri sambil memasang senyum tertekannya.
"Sinyal di sini jelek banget, jadi aku sering off..." jeda Vio.
"Terus, kamu sendiri gimana? Kan kemarin kamu tuh yang udah aku telponin berkali-kali tapi tetep ga kamu angkat?!"
Perkataan penuh penekanan dari Vio itu membuat Ian tersenyum, 'Mampus kan...'
"Sorry, Yo. Gue idupin DND di hape gue... Jadi gue ga tau ada telpon masuk dari lo sama mama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Ardan: Arianta Gandara - BxB [BL]
Teen Fiction[ CERITA BL! ] Berbagi kisah remaja Arianta Gandara, yang awalnya si bocah ingusan dari desa, akan tetapi kini hidupnya berubah 180 derajat setelah tumbuh besar di kota. - - - ⚠️⚠️⚠️ - Cerita ini adalah sekuel dari cerita 'Mas Ardan' yang udah aku p...