Belum sampai di ambang pintu, Ian tiba-tiba membalikkan tubuhnya.
"Oh ya. Jangan lupa pake baju lo yang paling keren ya, Yo. Kita berangkat pake si Ireng ntar."
Kini giliran Vio yang melemparkan senyuman simpulnya ke arah Ian, "Iyakk, siap!"
.
.
.
.
Motor hitam bergaya cruiser dengan tulisan Royal Enfield pada fuel tanknya terlihat membelah ramainya jalan raya menuju pantai Golden Reef.Motor cruiser dengan dua remaja yang kompak mengenakan kemeja baggy berwarna putihnya itu menjadi pusat perhatian di tengah ramainya jalan yang tengah macet parah.
"PELAN-PELAN WEEHH IANN!"
Kata-kata itu tak hentinya terlontar dari Vio yang saat ini tengah dibonceng Ian menggunakan si Ireng, motor cruiser hitam milik Ian. Vio juga berkali-kali menepuk— Tepatnya menggeplak punggung sahabatnya itu.
"MAKANYA PUNYA TANGAN TUH DIPAKE BUAT PEGANGAN, MAMAK!! JANGAN LO PAKE BUAT MUKULIN PUNGGUNG GUE TERUS!!!"
Mereka berdua sama-sama berteriak! Ian melajukan motornya dengan cepat untuk menyalip-nyalip mobil yang tengah terjebak macet di sana, ditambah keduanya memakai helm cakil yang semakin meredam suara mereka.
Hingga Vio mengeluarkan jurus mencubit pinggang sang sahabat, membuat si Ian mengaduh kesakitan.
"AAAHHH! ANJING!!!"
"AKU SERIUS LHO IAN!!!"
Kali ini jurus Vio nampaknya manjur. Seketika jalannya si ireng berhasil melambat.
"Nah gini dong... Kalo kita kena senggol dikit aja pasti nyungsep tau!!"
"Ck, Iya-iyaaa..." jawab Ian yang sudah pasrah.
Di badan kanan jalan telah dipenuhi oleh mobil yang terlihat tak ada pergerakan sama sekali, jadi saat ini si ireng melaju dengan perlahan di badan kiri dari jalan raya.
Memerlukan waktu cukup lama untuk Ian dan Vio keluar dari macetnya jalanan di sana. Kini mereka berdua tengah melintasi jalan utama menuju pantai yang mereka tuju.
Di sepanjang jalan, di kanan maupun di kiri, dipenuhi oleh banyaknya tempat makan, art shop, gelato shop, dan berbagai macam dagangan lainnya yang memanjakan mata mereka berdua.
"Vio, mau makan dulu gak?"
Vio yang terpanggil lalu mencondongkan badannya ke arah depan. Kepalanya ia dekatkan ke pundak kanan Ian.
"Boleh deh Ian... Tapi kita mau beli apa?" tanya Vio balik.
"Seafood mau gak? Rugi kalo ke pantai tapi ga makan seafood."
"Tapi mahal gak si kalo beli seafood?" tanya Vio lagi yang dibalas gelengan oleh Ian.
"Enggak. Di sini ada food center gitu yang banyak jual jajanan seafood. Banyak yang murah-murah juga kok."
"Wihh, kok kamu bisa tau ada food center di sini? Kamu sering kesini ya Ian?"
"Ga sering-sering amat. Pernah beberapa kali aja."
Di belakang, Vio hanya manggut-manggut. Ternyata si Ian sudah pernah kesini, jadi ia tau jika ada food center yang menjual berbagai macam makanan berbahan seafood di sekitar sini.
"Boleh deh, kita kesana aja beli makannya... Ke tempat yang kamu bilang itu."
Mendengar respon dari Vio membuat senyuman terpancar di wajah tampan Ian.
Tangan kanan Ian pun semakin semangat menarik gas di stang motornya itu. Hingga beberapa saat kemudian motor berwarna hitam yang Ian kendarai itu berhenti di depan plang bertuliskan Golden Reef Food Center.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Ardan: Arianta Gandara - BxB [BL]
Novela Juvenil[ CERITA BL! ] Berbagi kisah remaja Arianta Gandara, yang awalnya si bocah ingusan dari desa, akan tetapi kini hidupnya berubah 180 derajat setelah tumbuh besar di kota. - - - ⚠️⚠️⚠️ - Cerita ini adalah sekuel dari cerita 'Mas Ardan' yang udah aku p...