Part 19

2.2K 376 73
                                    

"Heh ngapain kalian?!"

Seruan dari pintu ruang olahraga indoor mengejutkan Eric, Kevin, dan Han. Ketiganya spontan menghentikan langkah mereka yang sebelumnya ingin menyusul Haechan.

"E-eh Pak Ali, engga pak, kita lagi mau nyari barang yang ilang, kayaknya tadi jatuh di sini waktu pelajaran olahraga," jawab Han berusaha memberikan jawaban selogis mungkin menutupi kegugupannya.

Pak Ali yang memang sedang melakukan patroli untuk mengecek sekolahpun memandang ketiganya dengan tatapan curiga. Pasalnya Ia sudah sangat hapal sekali dengan tingkal nakal ketiga murid itu.

"Beneran? Kalian engga lagi ngelakuin hal aneh-aneh kan?" tanya Pak Ali memastikan dengan tatapan menyelidik.

Dengan gestur tangan yang digerakkan ke kanan dan kiri di depan tubuhnya, Kevin berucap, "Aihh enggak lah Pak, beneran ini, bakalan cepet kok Pak, janji deh,"

Terlihat Pak Ali yang mengangguk di tempatnya berdiri, "Yasudah, jangan lama-lama, nanti kalau sudah selesai tolong dikunciin ruangnya, Pak Ali mau keliling dulu,"

"Siyap/Okey Pak," jawab ketiganya kompak.

Melihat Pak Ali yang mulai berjalan menjauh, ketiganya langsung bernapas lega dan melanjutkan langkah mereka menuju ruang penyimpanan.

.

.

.

Baru saja hendak keluar dari ruang penyimpanan, langkah Haechan harus terhenti saat melihat ketiga kakak kelasnya memasuki ruangan.

Helaan nafas lelah Haechan hembuskan saat melihat ketiganya. Bahkan kini terlihat senyum remeh yang menghiasi wajah ketiga kakak kelasnya itu yang menurut Haechan sangat menyebalkan.

Ngapain lagi sih, gatau apa kalo lagi capek, batin Haechan kesal.

Tak mempedulikan ketiganya, Haechan memutuskan untuk kembali melangkah hendak keluar dari ruangan. Namun tentu saja ketiga kakak kelas itu langsung menghadang langkah Haechan.

"Eits, ngapain sih buru-buru banget," ucap Eric santai.

"Bang gue mau pulang, gue engga ada urusan sama kalian, jadi please biarin gue lewat," ucap Haechan berusaha untuk bersikap baik walaupun sebenarnya Ia sudah sangat kesal pada kakak kelasnya yang sering sekali menganggunya.

"Gue bilang, gue mau main sama lo,"

"Dan gue udah bilang kalau gue engga mau main sama lo bang," jawab Haechan jengah.

Eric terkekeh, "Tapi sayangnya gue engga suka penolakan," ujarnya dan melirik ke arah dua temannya seakan memberi kode, yang mana kode tersebut langsung dipahami oleh keduanya.

Bahkan Haechan tak sempat menghindar saat Kevin dan Han dengan cepat berjalan ke arah masing-masing sisinya dan langsung mencekal kedua tangannya.

"Eh eh apa-apaan nih!" ujar Haechan memberontak mencoba melepaskan tangannya dari kedua kakak kelasnya.

Tiga lawan satu, sudah pasti kondisi Haechan sangat terdesak saat ini.

Beberapa kalipun Haechan memberontak, Kevin dan Han dengan kuat menahan cekalan tangan mereka.

"Udah nurut aja," ucap Han, "Seru kok pasti,"

"Bang gue engga ada masalah sama lo ya, jadi lepasin gue!" kesal Haechan masih mencoba melepaskan kedua tangannya yang mulai sakit karena cekalan kedua kakak kelasnya yang tak main-main.

Eric terkekeh, "Iya, emang lo engga ada masalah sama gue, tapi karena lo adik dari musuh gue, otomatis masalah akan datang sama lo, dan masalah itu dari gue,"

Sweet FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang