Happy reading!
Pagi ini diawali dengan sarapan bersama. Nazea yang terdiam sembari menatap Raffael dan Raffael yang terus menghabiskan nasi goreng buatan Nazea.
"Lain kali bikin yang lain, Ze. Bosen gue makan nasi goreng mulu," ujar Raffael seraya meneguk air mineral.
"Kan, yang cepet sama gampang, kalau sarapan kamu minta makanan orang barat, aku mana bisa." Nazea mendengus sebal.
"Maksudnya, yang lain. yang gampang, tapi jangan setiap hari masaknya begitu terus. Lo mau suami lo cari cewe baru karena lo masak itu-itu aja," ujar Raffael.
"Oh, kamu ada niatan mau cari perempuan lain? Yaudah, sana cari! aku ngga masalah. Masih bisa cari cowo lain juga kok," jawab Nazea.
"Bukan gitu maksud gue," balas Raffael mulai frustasi.
"Bang Nizar dimasakin apa aja sama istrinya fine-fine aja tuh. kamu aja yang kurang bersyukur, udah baik aku masakin nasi. Coba kalau aku masakin kayu sama batu, mati mungkin," ujar Nazea kelewat kesal.
"Mulut lo!" tegur Raffael sembari memukul pelan bibir Nazea.
"Sakittt!!!" sentak Nazea seraya mengusap mulutnya yang terasa panas.
"Makanya kalau ngomong dipikir dulu," balas Raffael sengit.
"Kamu yang nyebelin. Dimasakin bukanya alhamdulilah masih aja begitu," ujar Nazea menatap Raffael tajam.
Raffael tidak menjawab ucapan Nazea. Lelaki itu kembali menghabiskan sarapannya dengan tenang tanpa mau meladeni Nazea yang sedari tadi menggerutu kesal.
"Kak Ael, hari ini aku berangkat sendiri," ucap Nazea sembari membereskan piring dan gelasnya.
"Mau naik apa lo ke kampus? Bawa motor aja ngga bisa," ujar Raffael meremehkan gadis di depannya. Nazea mengerucutkan bibirnya lucu ketika mendengar ucapan Raffael.
"Ngga usah ngejek dong. mentang-mentang kamu jago bawa motor, ngatain orang seenaknya," ujar Nazea.
"Lo dikasih enak malah cari yang ribet, Ze. Berangkat sama gue tinggal duduk manis malah milih berangkat sendiri," celetuk Raffael.
"Aku mau berangkat sama temenku, nanti dia jemput aku. Kak Ael berangkat duluan aja," ucap Nazea berbohong. Mendengar itu, Raffael percaya-percaya saja. Lelaki itu menganggukkan kepalanya mengerti.
"Yaudah, tapi pulang sama gue," ucap Raffael.
"Aku-"
"Pulang sama gue atau ngga usah berangkat sama temen lo!" potong Raffael yang membuat Nazea menghela nafasnya panjang.
"Iya," jawab Nazea lesu.
"Iya apa?"
"Iya, nanti pulang sama Kakak," jawab Nazea kembali menghabiskan sarapannya.
"Bagus!"
Setelah sarapan, Raffael lebih dulu berangkat menuju kampus. Barulah disusul oleh Nazea dengan ojek online. Tentu saja dirinya berbohong jika temannya akan menjemput Nazea. Itu hanya alibinya agar dirinya tidak berangkat bersama dengan Raffael.
Jangankan dijemput, teman saja dia tidak punya. Nazea pikir dikampus dia akan mendapatkan banyak teman seperti yang ia dambakan. Tapi ternyata salah, dirinya kembali sendiri seperti dahulu dan itu karena ulah Karel yang selalu berbicara seenaknya. Menghasut teman-teman yang lain agar tidak mau berteman dengannya.
Sesampainya di kampus, seperti biasa, Nazea selalu menjadi bahan omongan. Mungkin karena masih hangat-hangatnya berita Nazea yang dicap menjadi PHO membuat semua orang tak bosan membicarakan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Razea [On Going]
Teen FictionKisah Nazea yang terjebak dengan Raffael di sebuah perjodohan konyol yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Juga kisah Raffael yang harus menerima perempuan berjilbab yang tentu saja jauh dari tipenya. Disepanjang sejarah, baru kali ini Raffael me...