RAZEA-10

159 14 2
                                    

Di dalam kelas suasana ramai, lantaran dosen yang mengajar belum berada di dalam kelas. Skaya, sedari tadi menggeram marah ketika mendapat kiriman foto dari temannya. Tak hanya itu saja, ia semakin marah ketika teman-temannya memanas-manasi dirinya

"Ngga bisa dibiarin, masih berani deketin Raffa ternyata," ujar Skaya menatap foto yang terpampang dilayar ponselnya.

Ghea yang mendengar itu menghela nafasnya panjang. Dari zaman Skaya masih menjadi pacar Raffael, selalu saja seperti ini. Melabrak orang-orang yang terlihat dekat dengan Raffael.

"Udah sih, Kay. Lo juga udah putus kan sama Raffael, mau ngapain lagi?" ujar Ghea yang berada di belakang Skaya.

"Ngga usah ikut campur lo!" Ucap Skaya.

"Jangan mentang-mentang lo pacarnya Rivan, jadi bisa ngatur gue!" ucap Skaya semakin marah. Melihat itu, Ghea hanya memutar bola matanya malas.

"Selesai kelas ini, kalian ikut gue ngasih pelajaran sama bocah itu," ujar Skaya dengan kedua tangan mengepal. Kedua temannya hanya mengangguk patuh mendengar ajakan Skaya.

Benar saja, setelah berakhirnya kelas mereka. Skaya lantas menghampiri Nazea disekitar gedungnya. Nazea yang baru saja keluar dari kelas dibuat terkejut ketika Skaya menariknya dengan kuat.

"Sini, lo!" ujar Skaya terus menarik lengan Nazea. Membawa gadis itu menjauh dari area kelas lantas menyiram wajah Nazea menggunakan air.

Nazea tersentak sesaat merasakan dingin diwajahnya. Gadis itu bergerak membersihkan jilbab dan bajunya sebelum Skaya berulah lagi.

"Peringatan gue ngga lo anggap serius?" ucap Skaya menatap Nazea dengan tajam.

"Jauhin Raffa, ngapain masih nemplok-nemplok sama Raffa?" Skaya menjambak rambut Nazea yang tertutupi jilbab. Gadis itu meringis pelan merasakan perih di bagian kepalanya.

"Lo pulang sama Raffa kan kemarin?"

"Jawab! Punya mulut digunain." Cengkraman pada kedua pipi Nazea semakin menguat.

"Lepasin!" ujar Nazea berusaha menjauhkan tangan Skaya dari kedua pipinya.

"Cewe kampungan kayak lo ngga usah belagu! Cuma karena deket sama Raffa lo jadi sok-sokan gini, heh?"

"Gue peringatin sekali lagi! JANGAN DEKETIN RAFFA, SIALAN! DIA PUNYA GUE!!" seru Skaya tepat didepan wajah Nazea.

Sontak saja Nazea memejamkan matanya mendengar suara nyaring Skaya. Oh, lihatlah, kini semua mata tertuju pada mereka. Nazea meringis pelan, rasanya ingin menghilang dari sini.

"Aku sama Ka-"

"Ngga usah banyak alasan. Gatel sama cowo, ya gatel aja! Ngga usah embel-embel alasan lo ngga bersalah!" ujar Skaya semakin memojokkan Nazea.

"Awas aja lo masih deket-deket sama Raffa, habis lo!" ancam Skaya sembari menginjak kaki Nazea dengan heels-nya.

Setelah kepergian Skaya dan teman-temannya, Nazea gegas memasuki toilet. Gadis itu membersihkan kotoran yang disebabkan oleh Skaya. Mengucek sedikit jilbahnya yang terkena noda, lantas mencuci wajahnya.

Gadis itu memejamkan matanya erat. Harusnya, tadi ia bisa melawan Skaya. Harusnya ia bisa menjelaskan apa hubungan sebenarnya dengan Raffael. Tapi apalah daya, Raffael sendiri sudah pernah mengatakan jika mereka tidak boleh saling ikut campur urusan masing-masing.

Nazea berjalan keluar setelah dirasa kembali rapi, gadis itu buru-buru berjalan keluar dari area kampus. Memutuskan untuk menunggu Raffael di halte yang sedikit jauh dari kampus. takut-takut Skaya akan memergoki dirinya.

Razea [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang