RAZEA-03

361 25 2
                                    


Happy reading!









Hari ini adalah hari dimana keluarga Nazea dan keluarga calon suaminya akan bertemu untuk membicarakan perihal pernikahan keduanya.

Keluarga Nazea menyambut keluarga lelaki itu dengan ramah. Mempersilahkan mereka untuk duduk di ruang tamu yang tampak rapi dan menjamunya dengan beberapa makanan.

Nazea, gadis itu membawa nampan berisi beberapa gelas berisi teh manis untuk ketiga tamunya. Gadis itu berjalan menunduk seraya menyimpan nampan itu diatas meja.

Nazea membulatkan kedua matanya ketika melihat lelaki yang pernah beradu mulut dengannya waktu itu. Lelaki itu duduk diantara kedua orangtuanya dengan tampang songong.

"Nak, salim dulu!" ucap Heri yang dibalas anggukan oleh Nazea.

Gadis itu pun menyalami kedua orang tua Raffael dengan sopan. Pandangan Nazea dan Raffael tak sengaja beradu, tampak lelaki itu menatapnya dengan senyum mengejek yang membuat Nazea ingin marah.

"Zea, duduk!" Bisik Syena, Kakak iparnya.

Nazea mengangguk lalu mendudukkan dirinya disamping Syena. Gadis itu tampak cemberut begitu mengetahui siapa yang akan dijodohkan dengannya.

"Kakak, aku ngga mau menikah sama dia," bisik Nazea pada Syena.

"Dia baik kok dek," balas Syena yang membuat Nazea menggeleng pelan.

"Dia ngga baik, suka marah-marah. Pokoknya songong banget, aku ngga mau menikah sama orang kayak dia," ucap Nazea.

"Loh, kalian udah saling kenal?" bisik Syena.

"Ngga kenal, tapi dia yang hampir nabrak aku. Yang salah dia masa yang dimarahin aku," ujar Nazea yang dibalas kekehan kecil oleh Syena.

Sama halnya dengan Raffael, lelaki itu sempat terkejut mendapati keberadaan gadis yang hampir ia tabrak minggu lalu. Lelaki itu tersenyum miring tanpa diketahui banyak orang.

"Ael, ini perempuan yang Ayah ceritakan waktu itu. Gimana? Kamu setuju tidak kalau dijodohkan sama Nazea?" tanya Rega tanpa basa-basi.

"Sebenernya ini cewe bukan tipe gue, tapi cakep juga. Sayang lah kalau gue tolak," batin Raffael sembari menatap gadis di depannya yang menunduk seraya memainkan ujung jilbabnya.

"Ael mau-mau aja, Yah. Yang penting orangnya ngga rese," jawab Raffael yang membuat Nazea mendongak, lantas memicingkan kedua matanya kearah Raffael.

"Hahahaha, nak Zea ini anaknya kalem, El. Kamu ngga usah khawatir. Lagian kalau rese kenapa? Menurut Ayah juga ngga masalah," ucap Rega sembari menepuk pundak putranya.

Baik Nazea dan keluarga pun meringis pelan mendengar pujian Rega. Mereka tidak tahu saja jika gadis itu hobi tantrum.

"Sebetulnya Zea tidak sekalem itu, Pak Rega. Anaknya aktif juga, saya beri tahu agar Nak Raffa tidak kaget nantinya," imbuh Heri sembari terkekeh pelan.

"Udah ngga kaget gue, Om. Anak lo emang rese." Ingin sekali rasanya Raffael mengucapkan kalimat itu, namun ia tahan agar tidak diamuk oleh Rega.

"Ael nya sudah setuju loh, Nak Zea bagaimana?" tanya Kirana menatap anak manis yang duduk disamping Syena.

Nizar menangguk samar ketika tatapannya bertemu dengan sang adik. Sedangkan Nazea rasanya sudah ingin menangis. Bayangkan saja, ia harus terjebak pernikahan dengan lelaki menyebalkan seperti Raffael. Ah, dibayangnya saja hidupnya nanti tidak akan tenang.

Tapi Nazea ingat betul bagaimana dulu Rega datang membantu Heri yang serba kekurangan. Beliau memberikan pekerjaan pada Ayahnya sehingga perkonomian keluarganya perlahan membaik. Rasanya ia juga tidak enak jika menolak perjodohan ini. Ia tahu, pasti Ayahnya juga sama tidak enaknya pada keluarga Rega.

Razea [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang