Baca doang tapi ngga vote, yahhhh payahhhhh🙄👎🏻enjoyy gais❗
Happy reading!
Malam-malam seperti ini Raffael sudah siap dengan jaket yang melekat ditubuhnya. Lelaki itu berjalan menuruni anak tangga dengan perlahan. Matanya tertuju pada Nazea yang tengah duduk tenang diruang tengah sembari menonton televisi.
Lelaki itu sengaja berjalan dihadapan Nazea, tangannya meraih kue yang berada digenggaman Nazea. Gadis itu hendak protes namun urung ketika melihat penampilan Raffael yang berbeda.
"Kak Ael mau kemana?" tanya Nazea.
"Cari cewe, kenapa? Mau ikut?" jawab Raffael yang dibalas gelengan oleh Nazea.
"Tapi Bundamu bilang, Kak Ael ngga boleh kemana-mana kalau udah larut begini," jawab Nazea mengingat ucapan mertuanya yang menyuruh dirinya menahan Raffael untuk tidak pergi bermain malam-malam.
"Bundamu, bundamu! Mertua lo!" Semprot Raffael.
"Iya, aku tau. Tapi Bunda bilang begitu, Apa lagi kalau larut malam begini pasti ngga ada cewe. Kak Ael cari cewenya pas udah pagi aja, ya? Sekarang waktunya istirahat," ujar Nazea menatap Raffael penuh harap.
"Bodoh apa o'on sih?! Suami mau cari cewe malah didukung," batin Raffael kesal sendiri.
"Bodo amat. Kunci pintunya! gue ngga pulang," ujar Raffael yang sudah terlanjur kesal.
"Ih ngga mau, nanti kalau bunda marahin aku gimana?" ujar Nazea seraya mencekal lengan Raffael.
"Marahin balik lah, lo marahin gue aja berani masa marahin Bunda ngga berani," ujar Raffael meremehkan Nazea.
"Beda! Kalau aku marahin Bunda aku yang dosa."
"Yaudah sama aja, lo marahin gue juga dapat dosa karena gue suami lo," ujar Raffael yang membuat Nazea terdiam sejenak.
"Kalau kamu ngga ngeselin aku ngga akan begitu!" ucap Nazea seraya melipat kedua tangannya di depan dada.
"Kok lo nyolot sih?" ucap Raffael sengit.
"Engga tuh, biasa aja."
"Ck, serah lah Ze! Gue cabut," ucap Raffael benar-benar meninggalkan Nazea sendirian didalam rumah besar ini.
Nazea mendengus sebal. Rupanya Raffael memang sulit untuk diatur. Rasa-rasanya ingin sekali ia pasung Raffael agar tidak kelayapan malam-malam.
Berbeda dengan Nazea yang kesal karena ulahnya. Raffael kini pergi menemui ketiga temannya dirumah Nathan. Raffael masuk kedalam rumah Nathan ketika asisten rumah tangga Nathan telah mempersilahkan dirinya masuk.
Raffael menghampiri ketiga temannya yang berada diruang tamu. Dirumah Nathan memang sepi. Tidak heran, kedua orang tuanya cukup sibuk perihal pekerjaan.
"Kusut amat lo, El." Raffael hanya berdehem pelan sembari bertos ria pada ketiga temannya.
"Orang mah kalau habis nikah bawaanya seneng terus ya, beda sama nih bujangan satu. Hawanya magrib banget," ucap Yafi seraya menepuk pundak Raffael.
"Ribut ya sama bini lo yang gemesin itu?" Mendengar itu, sontak saja Raffael melempar bantal pada wajah Yafi dengan kuat.
"Kurang ajar lo!" ucap Raffael yang membuat temannya terbahak.
"Kalau kita cari cewe lain tapi pacar lo ngga marah, tandanya apa?" tanya Raffael yang membuat ketiga temannya kompak menatap Raffael cengo.
"Oh, ya, udah bodo amat kali. Udah ngga sayang lagi sama kita, udah ngga peduli mau kita ngapain aja udah bukan urusan dia lagi," jawab Rivan dengan raut wajah yang tidak terbaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Razea [On Going]
Teen FictionKisah Nazea yang terjebak dengan Raffael di sebuah perjodohan konyol yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Juga kisah Raffael yang harus menerima perempuan berjilbab yang tentu saja jauh dari tipenya. Disepanjang sejarah, baru kali ini Raffael me...