Bab 11 curhat ke Bapak

252 6 2
                                    

***

jam menunjukan pukul setengah delapan pagi terlihat gadis itu sedang sarapan bersama sang ayah suara dentingan piring dan sendok saling beradu di tengah aktifitas makannya kemas menatap putrinya dengan tatapan bingung.

"bapak kenapa, ngeliatin adek kaya gitu? Tanya Lia tersenyum menampilkan deretan giginya.

"bapak mau tanya, sesuatu sama adek boleh? Tanya kemas seraya mengusap pelan kepala Lia yang tertutupi oleh hijab.

"Boleh pak nanya apa pak? balas Lia

"Kamu sama, Firman ada masalah apa? bapak denger kemarin kalian berdua ribut."

Lia, melihat ke sekeliling ruangan bahkan mengecek satu persatu ruangan itu untuk memastikan dan benar saja ia tidak menemukan keberadaan Aiza disana begitu juga mamanya.

"Kak Aiz, sama mama kemana pak? Tanya Lia

"Ke acara tasyakuran, di rumahnya tante Aminah kenapa nanya gitu? Balas kemas merasa ada yang janggal dari pertanyaan Lia

"oh tante Aminah mamanya Dika? Tanya Lia

"Huum, eh ayo duduk dulu katanya mau cerita." desak kemas menyuruh Lia untuk duduk di kursi kosong yang berada tepat di sebelahnya dengan posisi saling berhadapan gadis itu menurut lalu langsung duduk di kursi.

"pak berhubung bapak, nanyain ini pas banget kak Aiz sama mama, lagi ngga ada di rumah adek bakal ceritain detail, Tapi janji jangan sampe kak Aiz tahu pak dia cepu." ucap Lia berterus terang.

Lia mengeluarkan jurus puppy eyes andalannya kemudian memegang tangan ayahnya agar Kemas mengiyakan kesepakatan yang ia buat.

"iyaa Lia, ayo cerita aja ada apa sebenarnya? Tanya kemas penasaran

"Jadi tuh gini pak, adek sama temen-temen ngga sengaja, ketemu dia di cafe udah lama sih sebenarnya kejadiannya cuma adek baru sempet cerita sekarang ke bapak Lia ngeliat dia ngerokok." Azalia mulai menceritakan secara rinci kepada ayahnya tentang kejadian yang dialaminya.

Kemas hanya diam mendengarkan apa yang Lia ceritakan

"Jadi ini inti, masalahnya soal rokok? Tanya kemas seolah paham dengan topik yang saat ini mereka bahas.

"iya pak adek mau tanya, kalau bapak jadi Lia apa yang bakal, bapak lakuin bertahan atau pergi? Kemas hanya tersenyum mendengar penuturan putri kecilnya setelahnya memberi jawaban.

"Ya kalau bapak, jadi kamu sih mending bapak tinggalin, jaga paru-parunya aja dia ngga bisa apalagi jagain kamu." sahut kemas seraya memeluk erat sang anak.

"bapakk." balas Lia tersenyum penuh haru saat mendengar ucapan kemas.

"Udah jangan sedih terus, anggap aja Allah lagi negur kamu biar ngga terjebak pacaran." sindir kemas setelahnya tertawa.

"Dih kok bener sih, pak Hahaha tertampar terjungkal terpelanting." balas Lia tertawa mendengar sang ayah berkata demikian.

"oh jadi yang waktu kemarin kamu sampe banting, pintu itu karna masalah ini." Tebak kemas dengan tatapan penuh selidik.

"iya pak." balas Lia menatap lesu ke arah ayahnya

"Udah ngga papa, lebih baik kamu tahu lebih awal kan coba aja, kamu bayangin kalau udah nikah sama dia, pasti bakalan makin panjang masalahnya, di tambah bapak juga sebenarnya kurang sreg sama dia." lanjut kemas mengutarakan uneg-uneg yang beliau pendam sejak lama.


"alasan bapak, ngga setuju sama dia itu apa? Tanya Lia sambil menyuap cemilan ke mulutnya

"waktu itu feeling bapak pas pertama kali kamu bawa dia kesini rasanya kaya apa ya ngga enak gitu, Tapi bapak ngga mau seudzon, sama anak orang jadi ya bapak diam aja." lanjutnya meminum secangkir teh yang sudah di siapkan oleh Lia.

"Ngga ekspect, ternyata jadi bener ya pak." jawab Lia raut wajahnya berubah sedih kemas meletakan gelas kembali diatas meja makan beliau berdiri kemudian mendekat setelahnya merentangkan tangan nya dan memeluk anak bungsunya.

"Udah Li bapak tahu ini, berat buat kamu Tapi bapak yakin kamu, bisa ngelewatin semuanya selalu inget bahwa Allah, ngga menguji kita di luar batas kemampuan hambanya, Allah memberi kamu ujian bukan berarti Allah ngga sayang sama kamu, Tapi karna Allah percaya bahwa kita mampu melewatinya." ucap kemas setelahnya mencubit gemas pipi Lia membuat gadis itu merengek

"Iii bapak iseng banget." balas Lia tertawa kecil.

Bersambung...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tasbih Cinta untuk Azalia (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang