Bab 2 Menutupi Masalah

1K 28 0
                                    

***

Hujan turut menjadi saksi atas masalah yang Firman alami hari ini, dinginnya angin ditambah derasnya air hujan membuat perasaannya, semakin sakit kala mengingat perkataan Lia yang terus berputar dipikirannya.

-------------

Setelah insiden yang terjadi di cafe barusan Firman memutuskan untuk pulang laki-laki itu membawa motornya dengan kecepatan tinggi.

1 jam kemudian Firman sudah sampai di rumah seusai, memarkirkan motornya ia memutuskan untuk duduk di kursi yang berada persis di depan teras rumah.

Saat teringat hal tadi wajah laki-laki itu terus murung bahkan, ketika ibunya memanggil namanya saja ia tidak mendengarnya.

“Man.” panggil Maryam sang ibunda namun tak ada jawaban dari anak bungsunya itu.

“Kamu kenapa? Tanya Maryam kemudian duduk disamping Firman

“oh ini ngga maa, ngga papa kok cuma kelilipan itu tadi kena debu pas di perjalanan mau pulang.” Jawab Firman berusaha menutupi

Maryam hanya tersenyum menanggapi seraya mengusap kepala putranya

“Man ngga usah bohong begitu, mama tahu mama juga pernah muda.” ledek Maryam setelahnya menepuk pelan bahu Firman  jangan lupakan ekspresi wajah lucu beliau yang membuat Firman tidak sanggup menahan tawanya.

“HAHAHA apaansi, maa ngga ada.” Balas Firman tersipu malu.

“Halah boong kamu, masa anak mama seganteng ini ngga ada calonnya.”
sindir Maryam lalu tersenyum meledek

“Ngga ada.” alibi Firman sangat terlihat jelas kondisi wajahnya saat ini memerah seperti kepiting rebus akibat ulah mamanya.

“Dih!
mau sembunyi-sembunyi, dari mama kamu sini dulu.” panggil sang mama Namun tidak ada jawaban dari anak bungsunya itu.

“Duh gawat ini gimana, jawabnya apa jujur aja kali.” Firman membatin

rasa grogi, yang tidak pernah ia alami sejak lama tiga bulan setelah ia putus dengan Dena kini kembali muncul begitu saja membuat pria itu lupa bagaimana cara agar ia bisa menjawab pertanyaan sang mama tanpa adanya unsur kebohongan.

“Heh malah diem, sini duduk dulu mama mau nanya.” lanjutnya masih berusaha membujuk putra bungsunya membuat Firman terdiam.

"Duh cerita, ngga ya? cerita jangan cerita jangan ah mending kabur gue.” monolog Firman dalam hati.

Laki-laki itu memilih melangkah masuk ke rumah kemudian menutup pintu menyadari hal itu Maryam hanya menggeleng.

“Anak muda, zaman sekarang emang ada aja.” Maryam tersenyum melihat prilaku anaknya.

Bersambung...

Tasbih Cinta untuk Azalia (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang