Bab 14 Kadonya Di Terima Mama

208 9 2
                                    

Beberapa hari sebelumnya

Seusai shalat isya Dika memutuskan untuk langsung mengantar barang yang ingin ia berikan pada adik sepupunya malam itu, motornya melaju dengan kecepatan normal melintasi jalanan sungai dama Samarinda hujan rintik tak menghalangi niatnya demi meluluhkan hati perempuan pujaannya meski Lia selalu menolak untuk menjalani hubungan lebih dengannya karna status mereka sebagai saudara sepupu dan keluarganya sendiri juga sudah memberikan peringatan kepada Dika namun sialnya pria itu tidak pernah peduli.

1 jam berlalu


....

Dika, sudah sampai di rumah gadis pujaannya pria itu langsung memarkirkan motornya tepat di depan rumah Lia jantungnya berdebar kencang membuat Dika sedikit gugup padahal bertemu Lia saja ia sudah sering namun ia sendiri, juga bingung mengapa rasa gugup yang dirasakan olehnya tak kunjung hilang.

setelah cukup lama ia duduk di kursi yang sudah tersedia di depan teras rumah akhirnya pria itu bangkit dari duduknya kemudian menarik nafas panjang supaya rasa gugup yang dialaminya bisa cepat menghilang.

"Assalamualaikum, tante khadijah." panggil Dika mengetuk pintu.

"Waalaikumssalam sebentar." Balas khadijah yang sedang duduk di sofa dengan cepat beliau berdiri lalu berjalan ke arah pintu.

Pintu terbuka menampilkan seorang laki-laki bertubuh tinggi berambut coklat datang dilengkapi kacamata hitam yang bertengger di hidungnya, membawa paper bag entah apa isinya, membuat rasa penasaran Khadijah muncul begitu saja, beliau mengambil alih paper bag pemberian Dika setelahnya mengucap Terima kasih pada pria itu.

"Eh Dika ada apa, kesini nyari Lia? Tanya Khadijah

"ini tante mau ngembaliin jaketnya, Lia yang saya pinjem kemarin." lanjut Dika tersenyum simpul

"Oh iya nanti, tante sampaikan ya." balas khadijah lalu mengambil paperbag yang di serahkan oleh Dika pada Khadijah.

"Makasih banyak tante, kalau gitu saya pamit pulang dulu hujan gerimis soalnya." ucap Dika langsung menyalimi tangan khadijah.

"Hati-hati Dik Samarinda rawan banjir." peringat khadijah

"iya tante aman." balas Dika tertawa kecil

"Yaudah kalau gitu, saya pamit dulu Assalamualaikum tante." senggah Dika setelahnya berlalu membawa motornya keluar dari areal gang rumah Lia.


"Waalaikumssalam." balas khadijah

Seusai Dika pulang beliau kembali masuk ke rumah lalu, meletakan paper bag pemberian Dika tadi di kamar anak gadisnya Pintu dibuka saat berada di kamar anak bungsunya, beliau melihat sampah bekas sobekan foto Firman berserakan di karpet khadijah kemudian berinisiatif membereskannya beliau mengambil penyedot debu yang ada di kamar setelah itu beliau langsung menggunakannya untuk membersihkan lantai sampai bersih setelah semua selesai khadijah mematikan alat penyedot debunya.

Khadijah terdiam sekejap lalu membungkukan badannya, kemudian tangannya bergerak mengambil bekas sobekan foto kondisinya seperti yang sudah ia lihat jelas di depan mata ada yang sudah sobek, dan ada pula yang kelihatannya hangus seperti habis dibakar mirisnya lagi yang tersisa hanya di bagian wajah Firman terlihat dimana bagian itu masih utuh tidak tersentuh api.

"ini kan Fotonya Firman Kok bisa sobek begini? hangus sebagian lagi kenapa ya? Tanya khadijah dalam hati.

Bersambung....

Tasbih Cinta untuk Azalia (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang