Bab 31 Nasehat dari Bapak

122 2 0
                                    

WARNING 21+❗

Pukul 23:10

🐺🐺🐺

Beberapa menit berlalu kemas tiba di parkiran rumah sakit Dirgahayu Samarinda untuk menyusui Lia yang ia suruh kerumah sakit lebih dulu.

Sesampainya disana seusai memarkirkan mobilnya di tempat khusus parkir yang sudah tersedia terlihat satpam tengah berjaga malam di posnya saat kemas turun dari mobil, pak satpam hanya tersenyum ramah bahkan beliau juga tak sungkan menyapa sesi obrolan pendek berlangsung saat itu.

Pak Rahmat mengajak kemas duduk bersama di pos satpam tempatnya berjaga yang jaraknya berada agak sedikit jauh dari parkiran.

"Jenguk siapa pak? Tanya pak Rahmat

"Jenguk, temennya si bungsu pak abis dipukul orang." balas kemas

"Oalah anak muda, zaman sekarang pak kelakuannya memang, ada ada saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oalah anak muda, zaman sekarang pak kelakuannya memang, ada ada saja." balasnya menggelengkan kepala saat mendengar apa yang kemas bicarakan.

Kemas hanya tersenyum menanggapi omongan pak Rahmat memang ada benarnya, bahkan beiiau terdiam sejenak berpikir apa salah anak bungsunya itu sampai mengenal pria yang memiliki perilaku buruk seperti Firman.

hening sebentar pak Rahmat mengambil secangkir teh hangat kemudian meminumnya setelah meminumnya sedikit, pak Rahmat meletakkan gelas berisi teh itu kembali di atas meja kemudian duduk kembali di sebelah kemas.

"oh iya pak apa kabar? sudah lama sekali bapak tidak ke rumah sakit, terakhir kali bertemu jumat lalu baru hari ini bertemu lagi." Kata pak Rahmat senyum terukir walaupun beliau sudah tua semangat beliau untuk bekerja tidak menurun sama sekali.

"Baik pak Alhamdulillah, iya juga ya berarti sudah lama sekali tidak kemari, terakhir saya kesini untuk melakukan donor darah setiap jumat, dalam kurun waktu dua bulan sekali, untuk di donorkan kepada yang membutuhkan." Lanjutnya senyuman terukir di wajah kemas.

"Oh begitu saya kira bapak ngga bakal kesini lagi sehat selalu ya pak salam sama si bungsu yasudah, kalau begitu saya mau lanjut kerja lagi." ujarnya setelah itu berlalu dari hadapan kemas lalu kembali berjaga di pos satpam.

Kemas hanya menanggapi dengan senyuman setelahnya memberikan semangat pada pak Rahmat sebelum melangkahkan kaki masuk ke dalam pak Rahmat hanya tersenyum sebagai respon.

Setelah sesi obrolan berakhir kaki jenjang kemas melangkah masuk ke dalam

Kemas menaiki anak tangga kecil tangannya bergerak membuka knop pintu kemudian melangkah masuk saat tiba disana, aroma obat obatan tercium namun hai ini tidak menjadi masalah, sedikitpun bagi pria berkaca mata itu.

Kakinya melangkah menemui perawat yang tengah bertugas mencatat, sekaligus memberikan arah lokasi dan posisi secara detail mengenai letak ruang rawat pasien.

"Malam mba maaf, saya ingin bertanya ruang rawat nomer sepuluh di mana ya? Tanya kemas pada suster rumah sakit yang berada di sana.

"Oh iya pak, bapak naik lantai atas nah nanti di sana di setiap pintu ruangannya sudah tertera angka pak." balas Suster Silvi memberi arahan seraya menggerakkan jari telunjuknya.

Tasbih Cinta untuk Azalia (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang