Bab 22 Setelah Insiden Keributan

206 6 1
                                    

***

Malam harinya setelah insiden tadi Firman lebih memilih berjalan keluar Rumah dengan mengendarai motor sembari keliling menyusuri sepanjang jalan hingga memasuki area jalan simpang air hitam Samarinda untuk melupakan sejenak masalah yang ia alami pria itu melajukan motornya di jalanan yang saat itu terpantau agak sepi laki-laki itu terus melamun sampai suatu ketika...

"Awas!" teriak Firman saat melihat seorang perempuan yang hendak menyebrang.

"Aaaa." perempuan itu berteriak kencang

----

Tari pingsan

Firman berusaha menghindar namun naas perempuan itu sudah tertabrak oleh motornya bahkan Firman pun juga terjatuh dari motor, tetapi laki-laki itu baik-baik saja kepalanya aman ia tidak mengalami luka yang cukup serius untung ia memakai helm sebagai pelindung.

Firman bangkit setelah jatuh dengan langkah kaki agak pincang laki-laki itu berteriak meminta pertolongan kepalanya menoleh ke kanan dan kiri guna berhati-hati dalam menyebrang matanya melihat sekeliling entah kebetulan atau tidak, ada mobil yang di kendarai oleh seseorang yang saat itu persis lewat di depan mereka.

Pria paruh baya yang masih berada dalam mobil saat itu memerintahkan supir pribadinya untuk menepi sebentar kala beliau tak sengaja melihat Firman di balik kaca mobil yang ia tumpangi pria paruh baya itu menurunkan setengah kaca mobilnya kemudian turun dari mobil dan melangkah mendatangi Firman beliau mentolehkan kepalanya ke kanan dan kiri untuk menyebrang guna menjaga keselamatannya.

supir tersebut bergegas mencari posisi aman terlebih dahulu sebelum memarkirkan mobil setelah menemukan tempat yang cukup aman yaitu di belakang lahan kosong yang lokasinya tidak jauh dari tempat kejadian, di sana juga terdapat sebuah masjid yang begitu besar sehingga memudahkan pengendara untuk melaksanakan shalat sebelum kembali melanjutkan perjalanan pria itu mengunci mobilnya dengan membunyikan kunci, tak lupa ia juga izin kepada marbot masjid yang kala itu sudah menyelesaikan pekerjaannya.

"Pak permisi, saya izin parkir sebentar ya disini ucap Ammar meminta izin pada marbot masjid yang tengah melahap makanannya.

"Oh iya mas silakan." balas pak Huda tersenyum ramah

Ammar berlalu dari sana laki-laki itu melangkah menyusul bosnya

sesampainya di sana beliau berjongkok kemudian memeriksa kondisi Tari dengan memegang tangan gadis itu sekaligus memastikan gadis itu baik-baik saja atau sudah tidak bernyawa.

Ammar hanya memperhatikan saja dari belakang

"bagaimana pak? Tanya Firman sedikit panik ia takut jika harus berurusan dengan polisi.

seusai memeriksa denyut nadi Tari pak Syukri berdiri lalu membeberkan keadaan gadis tersebut pada Firman.

"dia ngga papa, cuma pingsan yasudah kamu ikut saya bawa gadis ini ke rumah sakit masalah, soal motor biar nanti supir saya yang antar ke rumah kamu dan biaya rumah sakit kamu ngga usah khawatir biar saya yang urus semuanya.”  ucap Pak Syukri tersenyum ramah seraya menepuk pelan bahu Firman.

"Ammar kamu antar motor milik pemuda ini ke rumahnya soal alamat kamu bisa minta ke anak ini." lanjut pak Syukri memberi tugas.

Bersambung...






Tasbih Cinta untuk Azalia (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang