Bab 18 Ada apa sebenarnya?

160 5 0
                                    

Pukul 21:00 malam

....

Seusai membereskan sampah Khadijah kemudian bergegas mencuci tangan, kakinya dengan cepat melangkah menuju ke keran air yang berada tak jauh dari areal dapur setelah selesai mencuci tangan khadijah langsung saja masuk ke rumah lalu menutup pintu.

Khadijah sedikit bingung kala melihat sang suami tengah terduduk di sofa seraya memijat keningnya.

Hari ini menjadi hari yang tak mengenakan sekaligus menguji kesabaran bagi kemas bagaimana tidak dirinya, makin dibuat pening oleh kejadian yang baru saja beliau alami beberapa saat lalu sebelum pulang dari kantor tempat ia bekerja namun disana ia bukan ditempatkan sebagai bos ataupun pegawai negeri sipil melainkan hanya sebagai supir kantor.

Kemas terduduk di sofa pria berkacamata itu terlihat tengah memijat kening.

Khadijah berjalan mendekati kemas yang tengah duduk di sofa.

"Bapak kenapa?? ada masalah Tanya khadijah lembut seraya mengusap pelan bahu suaminya.

Kemas menoleh kemudian menyentuh tangan khadijah yang memegang bahunya seraya tersenyum.

"Ngga maa, bapak ngga papa kok." lanjut kemas menggenggam tangan khadijah

"Bapak sama Lia, sama aja ternyata sama-sama tertutup." celetuk khadijah tersenyum setelahnya mencubit gemas pipi suaminya.

"yee, enak aja mama ngomong gitu." Balas kemas tak terima

"makanya, cerita dong kan mama pengen denger juga bapak curhat." balas khadijah terkekeh kecil.

"Jadi tadi pas di perjalanan, mau pulang bapak ngga sengaja nyenggol mobil orang untung cuma ke gores dikit ." senggah kemas.

"Oh, jadi karna hal ini bapak moodnya jadi jelek." Balas khadijah

Kemas hanya mengangguk

"Pantesan, Tadi Firman dimaki." lanjut khadijah menghela nafas.

"Mama, ngga tau ceritanya."

balas kemas seadanya.

"emang, kenapa coba? mama liat mukanya dia biasa aja tuh baik banget lagi, ngga ada tampang aneh." balas khadijah tak percaya dengan apa yang sang suami bicarakan.

"Mama ngga tau aja, si Firman yang mama restuin jadi calon mantu kesayangan mama itu perokok." lanjut kemas meminum secangkir air hangat.

Khadijah melotot tak percaya saat mendengar itu dari sang suami.

"kaget kan? Lanjut kemas berterus terang

"yakin mama, masih mau ngerestuin dia jadi mantu kita? Tanya kemas dengan raut wajah datar

Khadijah hanya menggeleng

Setelah mengetahui fakta yang di jelaskan oleh sang suami barusan, Khadijah menjadi paham mengapa anak bungsunya itu selalu menghindar dan tertutup padanya saat di tanya, mengenai urusan pribadi apalagi itu menyangkut kisah percintaan jujur saja selama 22 tahun ia merawat Lia sejak kecil. ada beberapa hal yang dulunya, pernah ia lakukan menjadi sebab Lia banyak diam, seperti sekarang, sewaktu duduk di bangku sekolah, Sang guru pernah memberi tau pada mamanya bahwa ia ketahuan jalan dengan seorang laki-laki padahal kala itu keperluan mereka hanya sebatas mencari buku di perpustakaan.

5 januari 2015

Terlihat situasi gedung sekolah, saat ini terpantau sudah sepi dengan cepat Lia bergegas untuk pulang matahari, sedang terik sehingga Lia menutupi wajahnya dengan masker agar kulitnya tidak terkena sinar matahari seusai menemani Arsy untuk mencari buku gadis itu langsung saja melajukan motornya keluar dari areal parkiran sekolah.

  2 jam berlalu.

Pintu terbuka Lia melangkah masuk dalam rumah senyum gadis itu mengambang di sudut bibirnya

“Assalamualaikum.” ucap Lia melangkah masuk seusai melepas sepatu di luar.

“Waalaikumssalam.” jawab khadijah terlihat ia menatap datar ke arah Lia.

Mama kenapa liatin Lia kaya gitu?

“Sini duduk mama mau bicara.”  titah khadijah menatap datar ke arah anak bungsunya

Lia menurut saja kemudian duduk di sofa tepat di sebelah sang bunda

“Katanya bu Linda, kamu jalan sama cowo siapa itu? Tanya khadijah seraya berkacak pinggang.

Lia sedikit kaget mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut sang mama karena tidak ingin terjadi, kesalahpahaman terus menerus gadis itu pun menjelaskannya secara rinci namun sang mama tetap tidak percaya.

"Itu cuma temen maa, si Alif dia minta bantuan Lia untuk nyari buku doang ngga lebih." lanjut Lia berusaha menjelaskan namun khadijah tidak pernah mau mendengarkan penjelasannya.

"Boong kamu, pasti kalian pacaran kan? Tuduh khadijah.

"Ya Allah maa, ngga ada coba kalau emang tuduhan mama itu bener tunjukin ke Lia mana? ucapnya menantang.

Khadijah terdiam setelah mendengar perkataan putri bungsunya.

“Iya juga ya, kalau emang pacaran kan pasti foto berdua ini aja ngga ada ampuni hamba Ya Allah.”  khadijah membatin.

Lia pergi dari hadapan sang bunda, dengan ekspresi wajah sebal gadis bertubuh tinggi lengkap dengan hijab putih yang masih ia kenakan setelahnya gadis itu memilih melangkah masuk ke kamar mengabaikan sang bunda yang menatapnya dengan rasa bersalah yang ada di hatinya.

Flasback off 

Bersambung...




























Tasbih Cinta untuk Azalia (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang