Bab 27 Mama Masih Denial :)

133 2 0
                                    

🌛🌛🌛

Suasana malam itu begitu indah terlihat bintang bintang menghiasi langit angin menerpa hingga hawa dingin menusuk tubuhnya namun hal itu sama sekali tidak mengubah niat Nouval untuk terus merayu bapak Lia agar lancar niat baiknya untuk menikahi putri bungsunya supaya mendapat lampu hijau dari calon bapak mertua.

Sepulang dari masjid setelah sholat isya Nouval bersama kiyai Agam berjalan kaki untuk menempuh perjalanan ke rumah Lia yang agak sedikit jauh jaraknya.

Sore tadi Nouval menyusul kakeknya yang saat itu masih berada di rumah Lia di sela sela perjalanan Nouval memberanikan diri menanyakan pada kakeknya mengenai hal yang berkaitan dengan Lia yang ia sendiri belum banyak tahu tentang gadis itu.

"Kakek kok bisa kenal sama om siapa itu tadi? Tanya Nouval berusaha mengingat nama calon bapak mertuanya.

melihat reaksi cucunya itu kiyai Agam hanya menanggapi dengan kekehan kecil.

"curiga kakek tuh, jangan bilang kamu suka sama anak bungsunya pak kemas." ucap kiyai Agam bermaksud mencandai cucu laki-lakinya.

"ih kakek orang nanya serius juga." balas Nouval tertunduk malu mendengar jawaban yang kakeknya lontarkan secara tiba-tiba

🌻🌻🌻

Beberapa menit kemudian mereka sampai di rumah Lia keduanya melepas alas kaki lebih dulu sebelum melangkah masuk ke dalam rumah jam saat ini baru menunjukan pukul delapan malam, jadi tidak apa-apa bertamu selama tidak mengganggu ketenangan.

"Assalamualaikum." ucap keduanya yang masih berada di ambang pintu.

"Waalaikumssalam ayo, masuk silahkan duduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Waalaikumssalam ayo, masuk silahkan duduk." balas Kemas ramah seraya menampilkan senyuman kemudian mempersilakan Nouval dan kiyai Agam untuk masuk dalam diam, sejak tadi terlihat Lia yang tengah duduk di sofa saat itu dirinya tertangkap basah sedang memperhatikan Nouval entah perasaan apa yang di pendam olehnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nouval yang sadar tengah diperhatikan pun melempar senyuman Lia spontan membuang pandangan ke arah lain kemas yang menjadi saksi kala itu hanya tersenyum lebar melihat reaksi yang di tunjukkan oleh putrinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nouval yang sadar tengah diperhatikan pun melempar senyuman Lia spontan membuang pandangan ke arah lain kemas yang menjadi saksi kala itu hanya tersenyum lebar melihat reaksi yang di tunjukkan oleh putrinya.

Kemas langsung saja mempersilakan mereka untuk duduk namun saat hendak duduk di sofa tepat di sebelah bapaknya belum sempat ia duduk gadis itu sudah dipanggil oleh mamanya Lia mengerutkan dahinya raut wajahnya terlihat bingung.

"Li sini ada, yang mau mama bicarakan sama kamu." ucapnya seraya menarik tangan anak bungsunya

Lia, menurut saja sebelum berlalu dari sana ia melirik ke arah Nouval sebentar lalu berujar

“Saya permisi, sebentar ya mas pak yai.” ucapnya dengan nada bicara sopan kemudian langsung berlalu.

Kedua laki-laki itu mengangguk saja begitupun kemas.

Khadijah menarik tangan Lia setibanya di kamar kedua perempuan kesayangan pak kemas itu duduk di tepi ranjang wanita paruh baya itu menatap intens wajah putri bungsunya, Lia yang tengah di tatap oleh ibunya pun memberikan respon dengan mengangkat sebelah alisnya.

"Kenapa sih ma? serem amat tuh muka." lanjutnya mencibir ekspresi wajah ibunya yang menurutnya tidak enak dilihat.

"siapa lagi itu? Bukannya kamu udah mau nikah ya sama si Firman." Tanya Khadijah dengan tatapan penuh selidik setelah bertemu Nouval untuk pertama kalinya.

Lia menghela nafas kasar terlihat anak perempuannya itu memberi reaksi, seolah malas untuk membahas masalah yang sedang ia hadapi saat ini pada ibunya Khadijah, yang melihat secara langsung reaksi anak bungsunya, di hadapannya semakin memantik ras...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lia menghela nafas kasar terlihat anak perempuannya itu memberi reaksi, seolah malas untuk membahas masalah yang sedang ia hadapi saat ini pada ibunya Khadijah, yang melihat secara langsung reaksi anak bungsunya, di hadapannya semakin memantik rasa penasaran dalam diri khadijah hal ini bergejolak terus menerus dalam pikirannya bagaimana tidak, sedari awal Lia selalu berbicara kepadanya dengan nada bicara begitu ketus

apalagi saat beliau menyinggung soal Firman.


ia merasa ada yang aneh pada diri anak perempuannya itu, bahkan perubahannya saja terlihat cukup jelas, sejak beberapa hari ke belakang sampai sekarang pun, Lia masih agak sedikit sensitif dan menjadi lebih banyak diam akhir akhir ini.

perempuan berkaca mata itu akhirnya mencecar Lia dengan berbagai pertanyaan matanya menatap fokus ke arah Lia seolah menanti jawaban yang akan diberikan oleh anak gadisnya itu.

"Kalian putus kenapa? Tanyanya sembari mengusap tangan Lia kemudian tangannya beralih mengelus kepala anak gadisnya yang tertutupi oleh hijab.

"dia perokok mah." balasnya dengan nada agak ketus

mendengar itu Khadijah langsung menyela omongan Lia

"Bohong kamu." ucap Khadijah menyela

"adek liat sendiri mah, yang kayak gitu yang mama mau buat di jadiin mantu mama iya? adek sih, ngga mau biarpun mama suruh balikan, bisa ngga sekali ini aja gausah, denial jadi orang tua." balas Lia agak kesal dibuatnya gadis itu langsung pergi meninggalkan ibunya sendirian di kamar lalu melangkahkan kakinya kembali menuju ke ruang tamu.

Khadijah hanya terdiam mematung kala mendengar perkataan yang Lia lontarkan barusan.

Berarti yang bapak bilang itu benar? Khadijah membatin dalam diamnya.

Bersambung...

Tasbih Cinta untuk Azalia (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang