Bab 9 Siapa dia?

333 10 0
                                    

Waktu menunjukan pukul enam sore Mey bersama Lia kala itu tengah bersiap untuk pulang karna jam kerja mereka sebagai barista di salah satu cafe sudah usai sejak pagi tadi saat hendak berjalan menuju ke arah pintu tiba-tiba suara seseorang yang memanggil nama mereka berdua sontak membuat langkah kedua gadis itu terhenti

"Lia Meyliza, bisa ikut ke ruangan saya sebentar." kata pak Anto ramah setelahnya kedua gadis itu berjalan mengikuti bosnya sesampainya di ruangan Pak Anto mempersilahkan mereka untuk duduk

"Ada apa pak, apa kami berbuat kesalahan? Tanya Liza

"ngga bukan itu." jawab Pak Anto terkekeh kecil membuat Azalia sedikit kebingungan

"Terus kenapa, bapak suruh kami berdua ke mari." Tanya Lia

bukannya menjawab beliau malah memberikan dua buah amplop coklat, yang tadi beliau ambil dari laci meja kerjanya membuat Meyliza semakin bingung bahkan dari raut wajahnya saja sudah terlihat jelas.

"Maaf ini apa ya pak? Tanya Liza polos ekspresi bingung yang di tunjukan oleh gadis berbadan kecil itu sangat jelas terlihat membuat Lia tidak mampu lagi menahan tawanya.

"HAHAHA."

"apasih Li, gue serius juga elah." ucapnya Tak terima di tertawakan oleh Lia

"itu gaji lo woilah, lu kira apaan ngakak banget." balas Lia tertawa tanpa dosa

"gaji? Liza melotot kaget

Pak Anto hanya menganggukan kepalanya seraya tersenyum

"Demi apa pakk? AAA makasih." pak ucapnya kemudian menyalami tangan pak Anto

Lia hanya tertawa entah sudah berapa kali ia dibuat tertawa oleh gadis mungil itu

"yasudah, pak kalau begitu kami berdua pamit pulang dulu terimakasih, pak semoga bapak sekeluarga selalu di beri rezeki yang melimpah dan kesehatan." Ucap Lia di barengi doa setelahnya di aminkan oleh pak Anto

"Aamiin, kalian hati-hati ya pulangnya." balasnya

"Iya pak, Assalamualaikum." jawab mereka

"Waalaikumssalam." balas pak Anto

Lia membuka knop pintu kemudian dengan cepat melangkahkan kaki keluar dari ruangan menuju parkiran di ikuti Mey yang sedari tadi berada di sampingnya.

Lia melajukan motornya dengan kecepatan sedang terlihat suasana di kota samarinda hari ini tidak begitu ramai oleh kendaraan sehingga tingkat kemacetan pun begitu minim.

1 jam berlalu

Masjid islamic center Samarinda

gadis itu hampir sampai di gang menuju tempat tinggalnya dikarnakan adzan maghrib sudah berkumandang Lia memberhentikan motornya tepat di depan masjid kedua gadis itu langsung saja turun dari motor kaki jenjang keduanya dengan cepat melangkah ke tempat khusus untuk berwudhu seusai berwudhu mereka berdua langsung mencari shaf untuk melaksanakan sholat sesudah mendapat shaf imam pun datang membacakan iqamah.

Sholat, maghrib pun usai jamaah yang semula berkumpul, dalam masjid melipat sajadah mereka masing-masing lalu melangkahkan kaki menuju ke luar masjid ketika hendak berdiri terlihat Azalia tengah kebingungan mencari sesuatu ia baru sadar Tasbih yang ia pegang hilang entah jatuh dimana karna panik Azalia mencoba bertanya pada Mey namun gadis itu tidak mengetahui dimana keberadaan Tasbih kesayangannya.

Tasbih Cinta untuk Azalia (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang