Bab 3

24 8 0
                                    

🔗 𝚂𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚋𝚊𝚌𝚊 𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚏𝚘𝚕𝚕𝚘𝚠 𝚍𝚊𝚗 𝚟𝚘𝚝𝚎. 𝙱𝚊𝚗𝚝𝚞 𝚜𝚑𝚊𝚛𝚎 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚔𝚎 𝚝𝚎𝚖𝚎𝚗-𝚝𝚎𝚖𝚎𝚗 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚊𝚗 🔗
.
.
.

~ 𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 ~

Metya tengah termenung, duduk sendirian dihalaman rumahnya. Sambil menikmati kesunyian diwaktu malam, Metya pun seringkali memandangi rembulan yang tengah bersinar terang.

Metya begitu menyukai kesunyian, dan tidak sebegitu menyukai keramaian. Sama hal nya dengan Vendra, mereka berdua sama-sama tidak menyukai keramaian yang mana didalam keramaian pastinya terdapat banyak orang asing yang tidak mereka kenal.

"Kalo waktu bisa diulang lagi, rasanya gue gak mau mengenal ataupun dikenal banyak orang" Ucap Metya.

Ketika Metya menyendiri, dia kembali mengingat hal-hal yang pernah terjadi dimasa lalu, yang mana semua hal-hal itu pastinya sudah berlalu dan kini hanya bisa menjadi kenangan yang tidak akan pernah dilupakan.

Namun, kadang timbul rasa takut dalam hati dan juga pikiran Metya. Entah mengapa dia sebegitu trauma nya dengan yang namanya cinta?.

Dulu dimasa lalu, Metya pernah menaruh hati kepada seseorang yang dia cintai. Namun semuanya tak seindah yang Metya pikir. Dia harus melihat orang yang dicintainya itu mencintai orang lain. Padahal orang itu tau bahwa Metya mempunyai perasaan terhadapnya, namun dia acuh dan tidak memperdulikan.

Karena itulah Metya seringkali takut dengan yang namanya cinta, dia takut jatuh cinta sendiri lagi dan cintanya tidak terbalaskan lagi. Hingga akhirnya Metya memutuskan untuk pergi dan menjauh, agar bisa melupakan seseorang yang dicintainya itu.

Metya pergi, memutuskan untuk menyibukkan diri dengan cara memperbanyak aktivitas nya lagi. Dan Metya pun memutuskan untuk pindah kota, karena ingin mencari lingkungan baru untuk membuka lembaran baru lagi.

Hingga saat itu, Metya dipertemukan dengan Vendra. Yang kini telah menjadi teman dekatnya, kini Metya dan Vendra telah berteman 4 tahun lamanya. Akan tetapi selama 4 tahun ini, Vendra masih belum mengetahui sama sekali tentang Metya yang memiliki trauma terhadap cinta.

Haripun semakin larut malam, tapi Metya belum juga masuk kedalam rumahnya. Karena masih belum mengantuk Metya memutuskan untuk pergi jalan-jalan malam, dia pergi tak jauh dari rumahnya. Namun karena hari sudah larut malam, Metya tidak menyadari bahwa sudah dari tadi dia sedang diikuti oleh seseorang dari belakang.

Perlahan orang itu mulai mendekati Metya dengan mengendap-ngendap, berharap Metya tidak mendengar suara langkah kakinya.

"Bug!"

Metya terjatuh akibat sebuah pukulan yang tiba-tiba saja melayang mengenai leher belakangnya, membuat dia meringis kesakitan dan pingsan seketika.

Ternyata orang yang dari tadi mengikuti Metya adalah seorang preman, yang dari tadi mengincar Henpone genggam milik Metya. Setelah preman itu berhasil mengambil Henpone milik Metya, dia berniatan untuk segera pergi dan membiarkan Metya yang tengah pingsan di tepi jalanan yang sepi.

Baru saja preman itu membalikkan badannya, sebuah pukulan meluncur tepat mengenai muka sang preman.

"Bug!"

Vendra Guzel KalanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang