Bab 12

17 4 0
                                    

🔗 𝚂𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚋𝚊𝚌𝚊 𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚏𝚘𝚕𝚕𝚘𝚠 𝚍𝚊𝚗 𝚟𝚘𝚝𝚎. 𝙱𝚊𝚗𝚝𝚞 𝚜𝚑𝚊𝚛𝚎 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚔𝚎 𝚝𝚎𝚖𝚎𝚗-𝚝𝚎𝚖𝚎𝚗 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚊𝚗 🔗
.
.
.

~ 𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 ~

Vendra duduk termenung didalam kamarnya, setelah beberapa bulan tinggal dirumah Zavir, kini Vendra telah memutuskan untuk kembali tinggal dirumah peninggalan kedua orang tuanya itu.

"Apa..., gue bakalan punya masa depan yang cerah?".

Pikiran Vendra tengah kacau, kejadian yang pernah terjadi dimasalalu saat ini kembali menghantui Vendra.

"Gue suka menyendiri, tapi gue gak bisa selamanya sendirian" Ucap Vendra sambil menahan rasa sesak didadanya.

Selama 7 tahun Vendra hidup sendirian, itu bukanlah hal yang mudah, saat keadaan selalu memaksanya untuk selalu berpikir lebih leluasa dan dewasa lagi.

Banyak hal yang telah Vendra lewati sendirian,  namun sangat jarang Vendra berbagai cerita mengenai ungkapan perasaan nya kepada orang terdekatnya salah satunya Zavir.

Vendra pikir dirinya tidak butuh tempat cerita, namun ternyata semuanya itu salah. Menyimpan banyak luka sendirian itu sangatlah menyakitkan, dan sekarang Vendra menyadari hal itu.

***

Saat pagi hari telah tiba, tak ada hal lain yang dapat Vendra lakukan selain pergi ke rumah Metya. Sejak dirinya mengenal Metya, mereka berdua selalu saja keluar dan bermain bersama dan hingga saat ini hal itu masih terjadi.

"Pagi Metya, gimana?, udah enakan?" Ucap Vendra yang tiba-tiba saja sudah berada didepan halaman rumah Metya.

"Iya udah sembuh nih".

"Boleh gue ajak lo pergi?".

"Izin dulu ke mama sono".

Vendra mencari keberadaan Arini, dan dirinya berhasil menemukan keberadaan Arini yang tengah berada didapur untuk memasak sarapan pagi.

"Pagi tante, Vendra boleh ajak Metya pergi?, gak jauh kok cuma jalan kaki di sekitaran sini aja" Ucap Vendra.

"Pagi juga, eh iya gak papa, tapi inget ya jagain Metya nya" Jawab Arini yang dibalas anggukan oleh Vendra.

Vendra kembali menghampiri Metya yang berada didepan halaman rumah.

"Udah izin dan diizinin. Ayo sekarang ikut gue"
Ucap Vendra sambil memegang pergelangan tangan Metya.

Saat berjalan-jalan, Metya mengajukan beberapa pertanyaan kepada Vendra.

"Ven boleh gue nanya?".

"Nanya apa emang?".

"Lo belum ada ceritain tentang alasan lo ngilang beberapa bulan lalu itu" Ucap Metya mengarahkan pandangannya ke Vendra.

"Hmm..., lo mau gue ceritain?" Ucap Vendra yang dibalas anggukan oleh Metya.

"Oke, duduk dibawah pohon sana aja ya" Ucap Vendra sambil menuding kearah pohon yang lumayan rindang.

Vendra Guzel KalanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang