Bab 14

6 3 0
                                    

🔗 𝚂𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚋𝚊𝚌𝚊 𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚏𝚘𝚕𝚕𝚘𝚠 𝚍𝚊𝚗 𝚟𝚘𝚝𝚎. 𝙱𝚊𝚗𝚝𝚞 𝚜𝚑𝚊𝚛𝚎 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚔𝚎 𝚝𝚎𝚖𝚎𝚗-𝚝𝚎𝚖𝚎𝚗 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚊𝚗 🔗
.
.
.

~ 𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 ~

"Vendra gimana keadaan Metya kata dokternya?" Tanya Arini dalam percakapan telfon.

"Cuma demam biasa aja, tante. Tante tenang aja ya, Vendra bakalan jagain Metya" Ucap Vendra menengangkan Arini yang terlihat cemas dan khawatir akan keadaan putrinya itu.

Setelah mengakhiri percakapannya dengan Arini--mama Metya, Vendra kembali masuk kedalam ruangan yang ditempati Metya.

"Metya..., cepet sembuh ya. Semesta terlalu sepi buat gue kalo gak ada canda tawa lo yang indah itu" Ucap Vendra sambil meraih puncak kepala Metya untuk mengelus nya.

Perlahan Metya mulai membuka matanya dengan hati-hati, dan pandangan matanya langsung tertuju kearah Vendra yang dari tadi sudah berada disebelah brankar nya.

"V-vendra" Panggil Metya dengan tertatih-tatih.

Vendra sontak langsung memberhentikan Metya, yang berniatan untuk bangkit dari brankar nya.

"Metya, diem. Jangan banyak gerak" Ucap Vendra.

"Lo kalo kecapean seharusnya bisa bilang ke gue, jangan maksain diri kayak gini. Jadi demam kan lo sekarang" Ucapnya lagi.

"Gue gak papa kok, lagian demamnya gak parah kan".

"Tetep aja, gue khawatir".

"Liat gedungnya nunggu lo sembuh aja, gue gak mau lo kenapa-napa" Ucap Vendra yang balas anggukan oleh Metya.

"Terus ini kapan pulang?".

"Nunggu infus nya habis dulu ya, biar lo gak lemes nanti".

"Huftt..., selalu gitu. Ninggi infisnyi hibis dili yi" gumam Metya menirukan ucapan Vendra.

Metya mengira Vendra tidak mendengar gumaman nya itu, namun ternyata Vendra menyadarinya dan hanya bisa geleng kepala, melihat tingkah laku Metya yang kekanak-kanakan tadi.

***

"Istirahat, jangan capek-capek, kesehatannya dijaga. Kalo gitu gue pamit pulang dulu ya".

"Tante Vendra pamit dulu ya, maaf kalo kemaleman. Soalnya tadi nunggin infus Metya habis dulu baru pulang" Ucap Vendra.

"Iya gak papa, makasih udah jagain Metya ya. Hati-hati pulanganya" Sahut Arini dibalas anggukan oleh Vendra.

Vendra pun bergegas untuk segera menuju kearah mobilnya, baru memasukkan satu kakinya kedalam mobil, tiba-tiba Metya meneriaki nya dari ambang pintu rumahnya.

"VENDRA JANGAN NGEBUT YAA!".

"OKE" jawabnya singkat sambil mengangkat jari jempolnya keatas.

Vendra masuk kedalam mobilnya dan langsung bergegas pergi meninggalkan halaman rumah Metya. Jalanan begitu sangat sepi dan sunyi, karena haripun sudah larut malam.

Setelah beberapa menit perjalanan, Vendra kini sudah berada dihalaman rumahnya. Sorot lampu dari mobilnya berhasil mengenai wajah seseorang yang tengah duduk dikursi yang terletak di teras rumah Vendra.

Melihat hal itu, Vendra menyipitkan kedua matanya untuk memperjelas penglihatannya siapa sebenarnya seseorang yang tengah duduk di teras rumahnya itu.

"Zavir?, tumben banget malem-malem kesini, ada perlu apa?" Ucap Vendra yang masih duduk didalam mobilnya.

Vendra Guzel KalanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang