Bab 7

12 5 0
                                    

🔗 𝚂𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚋𝚊𝚌𝚊 𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚏𝚘𝚕𝚕𝚘𝚠. 𝙱𝚊𝚗𝚝𝚞 𝚟𝚘𝚝𝚎, 𝚔𝚘𝚖𝚎𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚜𝚑𝚊𝚛𝚎 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚔𝚎 𝚝𝚎𝚖𝚎𝚗-𝚝𝚎𝚖𝚎𝚗 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚊𝚗. 𝙺𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊 𝚒𝚝𝚞 𝚗𝚐𝚊𝚛𝚞𝚑 𝚋𝚐𝚝 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝙰𝚞𝚝𝚑𝚘𝚛 𝚗𝚢𝚊𝚊𝚊!🔗
.
.
.

~ 𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 ~

"Ven, sampe kapan lo mau ngilang dari tuh cewek yang lo suka?" Tanya Zavir.

"Sampe gue ada nyali buat bisa ungkapin perasaan gue ke dia".

"Cielah Ven, gampang banget itu mah. Tinggal ungkapin aja, beres. Terus kasih aja tuh cewek apa kek gitu, bunga misalnya". Ucap Zavir menjelaskan.

"Yee gak segampang itu Vir, dia ada trauma".

"Trauma apa?".

"Dia pernah suka ke seseorang, tapi cintanya bertepuk sebelah tangan gitu intinya. Tapi menurut gue sih bukan trauma, dia cuma takut kembali sakit hati lagi aja".

"Ya lo harus bisa yakinin dia".

"Iya, gue lagi usaha".

"Btw lo gak mau keluar rumah gitu?, yaa cuma buat nyari udara seger aja. Daripada didalem rumah mulu, gak jenuh apa lo?" Ucap Zavir.

"Gue lagi males jalan jauh-jauh, gue mau ke halaman belakang rumah dulu" Ucap Vendra yang dibalas anggukan oleh Zavir.

Vendra beranjak pergi ke halaman belakang rumah, dia menikmati suasana malam yang begitu sunyi dan menenangkan. Sesekali pandangannya tertuju pada rembulan yang tengah bersinar terang.

"Gue jadi keinget lo, Metya. Jujur, gue rindu. Tapi maaf, gue gak bisa nyamperin lo dengan keadaan kayak gini" Batin Vendra.

***

Metya duduk termenung ditaman dekat rumahnya, dia sangat begitu menyukai kesunyian dimalam hari. Pandangnya fokus kepada rembulan yang tengah bersinar, dan dikelilingi oleh ribuan bintang yang tengah berkelipan.

"Kalo gue bisa ke bulan sana, gue pasti bakalan tau lo lagi ngumpet disebelah mana Ven" Gumam Metya.

"Ha?, mana ada manusia bisa kebulan?" Sahut seseorang yang tidak diketahui dimana wujudnya.

Metya mendengar suara itu, dia sontak menanyakan siapa pemilik suara itu?.

"Suara siapa itu?, lo manusia apa setan?, HEH GUE GAK TAKUT YAA!" Ucap Metya dengan nada tinggi.

"Santai bre, gue manusia".

"Siapa?, dimana?".

"Liat keatas".

Saat melihat keatas Metya terkejut saat mendapati bahwa ada seorang pria yang tengah duduk diatas pohon. Tepat dibawah kursi taman yang sedang Metya duduki tadi.

"Ngapain lo?, kospley jadi kuntibapak?" Tanya Metya.

Pria itupun beranjak untuk turun dari atas pohon, namun karena dia kurang tepat menginjakkan kakinya pada ranting pohon, diapun terjatuh.

Vendra Guzel KalanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang