Bab 11

8 2 0
                                    

🔗 𝚂𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚋𝚊𝚌𝚊 𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚏𝚘𝚕𝚕𝚘𝚠 𝚍𝚊𝚗 𝚟𝚘𝚝𝚎. 𝙱𝚊𝚗𝚝𝚞 𝚜𝚑𝚊𝚛𝚎 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚔𝚎 𝚝𝚎𝚖𝚎𝚗-𝚝𝚎𝚖𝚎𝚗 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚊𝚗 🔗
.
.
.

~ 𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 ~

"Lo masih kuat jalan gak?" Tanya Vendra pada Metya yang masih berada didalam dekapan Vendra.

"Gue pusing...".

Vendra merasakan tubuh Metya hangat saat ini, Vendra pikir Metya sudah tidak kedinginan lagi. Tapi saat tangan Vendra mendarat di kening Metya, sepertinya Metya demam akibat kedinginan.

"Lo sakit Metya, suhu badan lo naik" Ucap Vendra khwatir.

"Gue pinjem mobil lo buat bawa Metya ke rumah sakit" Ucap Vendra pada Zahira.

Vendra pun langsung bergegas membawa Metya kedalam mobil, dan meninggalkan Zavir dan Zahira dirumah kosong itu berduaan.

"Yee kalo ketemu sama Metya langsung lupa ke temen sendiri" Gumam Zavir.

Zavir berniatan untuk menyusul Vendra menggunakan motor Vendra yang Vendra tinggal begitu saja.

"Eh lo mau kemana?" Tanya Zahira.

"Nyusul Vendra lah, pakek nanya segala lagi lo".

"Terus gue gimana?, tega lo ninggalin cewek sendirian di tempat kek gini".

"Hahaha, lo aja tega ninggalin Metya sendirian disini" Sindir Zavir.

"Tapi gue gak sejahat lo sih, jadi buruan naik" Ucapnya lagi.

***

Keesokan harinya, Vendra, Zavir dan Zahira masih berada dirumah sakit untuk menemani Metya yang sedang sakit.

"V-Vendra, maafin gue. Ini salah gue" Ucap Zahira.

"Emang salah lo" Sahut Vendra, tanpa melirik sedikitpun ke arah Zahira.

"Udah-udah, ini dirumah sakit jangan berisik" Ucap Zavir.

Setelah beberapa menit menunggu dokter yang tengah memeriksa keadaan Metya, akhinya dokter pun keluar dari ruangan yang ditempati Metya.

Melihat hal itu Vendra langsung bergegas menghampiri sang dokter dan langsung menanyakan bagaimana keadaan Metya saat ini.

"Gimana keadaan Metya dok?" Tanya Vendra.

"Pasien cuma mengalami demam biasa, dan tubuhnya menjadi lemah itu bisa jadi akibat belum ada makanan yang masuk kedalam tubuhnya" Ucap sang dokter.

"Apa perlu dirawat inap?" Tanya Vendra lagi.

"Gak perlu kok, nanti siang pasien sudah boleh pulang. Dan pastikan jangan sampai pasien ini telat makan".

"Baik dok, kalo gitu boleh saya masuk?".

"Ohh..., boleh. Silahkan, tapi jangan terlalu banyak diajak bicara ya" Ucap sang dokter yang dibalas anggukan oleh Vendra.

Vendra Guzel KalanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang