Bab 13

11 3 1
                                    

🔗 𝚂𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚋𝚊𝚌𝚊 𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚏𝚘𝚕𝚕𝚘𝚠 𝚍𝚊𝚗 𝚟𝚘𝚝𝚎. 𝙱𝚊𝚗𝚝𝚞 𝚜𝚑𝚊𝚛𝚎 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚔𝚎 𝚝𝚎𝚖𝚎𝚗-𝚝𝚎𝚖𝚎𝚗 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚊𝚗 🔗
.
.
.

~ 𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 ~

Metya tengah bersiap-siap karena sebentar lagi Vendra akan menjemputnya untuk pergi ke tempat acara pernikahan mereka dilaksanakan nantinya.

Saat Metya tengah duduk di teras rumahnya untuk menunggu Vendra, tiba-tiba ada sebuah mobil berwarna hitam yang berhenti tepat didepan gerbang rumah Metya, Metya mengamati siapa yang seseorang yang keluar dari dalam mobil hitam itu.

Seorang lelaki berbaju hoodie abu-abu turun dari dalam mobil, dan melangkah memasuki halaman rumah Metya.

"Vendra?" Ucap Metya.

"Ayo jalan" Ajak Vendra sambil mengulurkan tangannya pada Metya.

"Tumben bawa mobil".

"Iyalah, karena gue gak mau calon istri gue ini lecet sedikitpun".

Mendengar perkataan Vendra, Metya hanya diam tersipu malu. Pipinya mulai kemerah-merahan bak kepiting rebus.

Vendra menuntut Metya dan membukakan pintu mobilnya untuk mempersilahkan Metya untuk memasukinya.

"Silahkan, tuan putri" Ucap Vendra sambil menundukkan kepalanya.

Metya melangkah untuk masuk kedalam mobil Vendra, "Terimakasih banyak pangeran, hihi" Jawab Metya sedikit geli.

Vendra bergegas masuk kedalam mobilnya dan mulai mengendarainya dengan kecepatan sedang.

Saat didalam mobil tak ada satupun dari mereka yang membuka mulut untuk memulai percakapan, sehingga suasananya terasa begitu hening dan canggung.

Setelah 15 menit membungkam mulut, akhirnya Vendra memutuskan untuk mengawali percakapan dengan sebuah pertanyaan.

"Ini mau liat gedungnya dulu, apa mau milih-milih gaunnya dulu?" Tanya Vendra.

"Aku mau milih gaun dulu" Jawab Metya dengan semangat.

"Siap tuan putri" Jawab Vendra.

"Hm Vendra, maafin ya kalo nanti gue gak sesuai dengan ekspetasi lo" Ucap Metya.

"Gimanapun cepat atau lambat nanti lo tau semua kurangnya gue" Ucapnya lagi.

"Gue akan terima lo, apa adanya. Metya Darmega" Jawab Vendra sambil menatap sekilas kearah Metya.

"Gue minta maaf juga, kalo gue terlalu banyak luka dan banyak kurangnya" Ucap Vendra dengan pandangan fokus kedepan.

"Kekurangan kita, kita sempurnakan sama-sama. Dan perihal luka, kita sembuhin sama-sama" Jawab Metya sambil merekahkan senyumannya.

"Jangan pernah tinggalin gue, ya?" Ucap Vendra.

"Gue gak bakalan ninggalin lo, gue akan selalu ada disaat lo lagi seneng maupun sedih" Jawab Metya.

Mereka berbincang-bincang sambil berbicara dari hati ke hati, sehingga perjalanan tak terasa membosankan dan kini mereka sudah sampai ditempat tujuan.

Vendra memarkirkan mobilnya terlebih dahulu, lalu setelah itu dia keluar dari mobilnya dan bergegas untuk membukakan pintu mobil untuk Metya.

"Silahkan, tuan putri" Ucap Vendra.

"Iyaa terimakasih banyak yaa" Jawab Metya sambil tersenyum terpaksa.

Vendra Guzel KalanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang