Bab 5

37 7 1
                                    

🔗 𝚂𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚋𝚊𝚌𝚊 𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚏𝚘𝚕𝚕𝚘𝚠 𝚍𝚊𝚗 𝚟𝚘𝚝𝚎. 𝙱𝚊𝚗𝚝𝚞 𝚜𝚑𝚊𝚛𝚎 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚔𝚎 𝚝𝚎𝚖𝚎𝚗-𝚝𝚎𝚖𝚎𝚗 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚊𝚗 🔗
.
.
.

~ 𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 ~

Di pagi hari, Metya dan Arini tengah sibuk didapur. Mereka berencana akan membuat kue, karena Metya teringat bahwa hari ini adalah hari ulang tahun Vendra yang ke 23.

Metya berencana ingin membuat kejutan untuk Vendra, teman dekatnya itu. Metya tidak tau kue apa yang disukai oleh Vendra, alhasil Metya membuat brownis, kue kesukaannya sendiri.

Setelah berlama-lama didapur, kini kue yang Metya dan Arini buat sudah jadi. Setelah itu Metya beranjak pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu sebelum bertemu dengan Vendra di siang hari nanti.

Metya yang sedaritadi tak berhenti merekahkan senyumannya yang indah dan manis itu. Dia membayangkan entah bagaimana nanti ekspresi Vendra saat diberi kejutan oleh nya.

Kini jam telah menunjukkan pukul 09:03. Metya berpamitan ke Arini untuk menemui Vendra ditaman yang tak jauh dari rumah Metya. Sebelumnya Metya sudah mengirim pesan kepada Vendra untuk mengajaknya bertemu ditaman itu.

Metya berjalan dengan keadaan hati yang senang, dia harap Vendra menyukai kue yang dirinya buat tadi.

"Untuk pertama kalinya gue ngasih Vendra kejutan kayak gini" Ucap Metya.

Tak perlu waktu yang lama, kini Metya telah sampai ditaman yang tak jauh dari rumahnya. Matanya mengarah pada seorang lelaki yang tengah memakai hoodie putih, dia berjalan perlahan untuk mengejutkan lelaki itu.

"DUARRR, Vendra Happy Birthday" Ucap Metya.

Betapa malunya Metya, saat lelaki itu menoleh kearahnya, yang ternyata lelaki itu bukanlah Vendra. "E-eh maaf kak, kirain aku tadi kakak itu temen ku. Ternyata bukan, maaf ya" Ucap Metya.

Lelaki itu meng iyakan permintaan maaf Metya, namun saat Metya beranjak melangkahkan kaki, tiba-tiba saja lelaki itu mencegah nya dengan cara memegangi pergelangan tangan Metya.

"Mau kemana?, mau ditemenin gak?" Ucap lelaki itu sambil beranjak dari duduknya.

Saat itu keadaan di taman tengah sepi dan Metya merasa takut dengan tingkah laku lelaki itu, Metya sudah berusaha sebisa mungkin untuk melepaskan tangannya dari genggam lelaki itu.

"Kak lepas, tangan ku sakit".

"Kamu mau kemana?, cantik. Biar saya temenin"

Metya yang mendengar hal itu seketika merinding, saat dia memberontak ingin melepaskan tangannya dari genggaman lelaki itu, lelaki itu malah semakin mengeratkan genggamannya.

"Bug!" Satu pukulan meluncur tepat mengenai muka lelaki itu.

"Ve-Vendra?" Ucap Metya tertatih.

Seketika lelaki itu melepaskan genggaman tangannya yang melingkar di pergelangan tangan Metya, Metya yang saat itu langsung berlari kearah Vendra, untuk berlindung dibelakang Vendra.

"Mau apa lo?!, Hah!" Ucap Vendra dengan sedikit emosi.

"Pergi atau lo mati disini" Ucap Vendra dengan nada menyentak.

"Lo sentuh dia lagi, lo bakalan mati ditangan gue".

Lelaki itu tak menanggapi Vendra, dia hanya menatap sinis Vendra. Dia sudah tak mampu melawan, karena tadi Vendra telah memukulnya dengan pukulan yang lumayan keras, yang membuat lelaki itu meringis kesakitan.

Vendra Guzel KalanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang