Bab 8

10 4 0
                                    

🔗 𝚂𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚋𝚊𝚌𝚊 𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚏𝚘𝚕𝚕𝚘𝚠 𝚍𝚊𝚗 𝚟𝚘𝚝𝚎. 𝙱𝚊𝚗𝚝𝚞 𝚜𝚑𝚊𝚛𝚎 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚔𝚎 𝚝𝚎𝚖𝚎𝚗-𝚝𝚎𝚖𝚎𝚗 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚊𝚗 🔗
.
.
.

~ 𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 ~

"Lo mau ngajak gue kemana?" Tanya Metya kepada Vendra.

"Ada deh, ikut aja".

Vendra menyuruh Metya untuk segera naik keatas motor nya, setelahnya Vendra langsung melajukan motor nya untuk bergegas pergi ke suatu tempat yang sedang dia tuju.

Vendra berniat ingin membawa Metya ke tepi danau yang jaraknya lumayan jauh dari lokasi taman tadi.

Setelah satu setengah jam perjalanan, kini mereka sudah sampai ditepi danau. Cahaya matahari semakin terik, namun angin sejuk berhembusan ke sana ke mari dan membuat hawa panas tidak begitu terasa.

Vendra meraih tangan Metya, dia menuntunnya untuk menuju ke dekat pohon yang rindang, banyak bunga-bunga liar yang tumbuh bebas disana, membuat pemandangan tepi danau terasa begitu indah.

"Metya, gue mau ngomong penting ke lo" Ucapan Vendra mulai mengawali percakapan.

"Apa?, ngomong aja" Jawab Metya sambil menatap kearah Vendra yang terlihat gugup.

"Gue mau jujur ke lo, entah kenapa sama lo gue sebahagia ini. Gue ngerasa beruntung karena dipertemukan sama cewek kayak lo" Ucap Vendra sambil menatap kearah Metya.

Metya tersenyum, dan mengalihkan pandangannya ke danau yang terbentang luas tepat dihadapannya.

"Gue juga, ngerasa beruntung karena dipertemukan sama lo, Ven. Makasih karena udah selalu ada buat gue, walaupun kadang-kadang lo nyebelin" Ucap Metya.

"Dan lo udah berhasil ngebuat gue jatuh hati, Metya Darmaga".

Deg!

Metya masih belum percaya bahwa kata-kata itu baru saja keluar dari mulut Vendra, padahal setahun Metya Vendra adalah seorang pria yang anti dengan yang namanya percintaan.

Metya menaruh tangannya di kening Vendra, untuk memastikan bahwa Vendra baik-baik saja.

"Lo sadar gak ngomong kayak tadi?, lo kesambet ya Ven?" Tanya Metya.

Vendra meraih tangan Metya yang masih saja Metya tempelkan pada keningnya.

"Gue gak lagi bercanda Metya".

"Aneh tau".

"Anehnya dimana?, hmm?".

"Setau gue lo anti banget sama yang namanya percintaan, terus kok bisa lo jatuh hati ke gue gini".

"Gue juga gak tau apa alasan gue bisa suka sama lo, yang intinya setiap gue sama lo gue bisa ngerasain kebahagiaan, gue nyaman sama lo Metya" Ucap Vendra menjelaskan.

"Eumm..., tapi gue gak mau sakit hati lagi Ven. Gue gak mau perasaan gue dipermainin lagi".

"Gue faham, gue gak akan maksa lo. Karena gue tau perasaan itu gak bisa dipaksain" Ucap Vendra pasrah.

Vendra Guzel KalanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang