Chapter 5

4 0 0
                                    

"Viraa" lirih bunda dalam hati.

Sedetik kemudian, perhatian mereka teralihkan oleh sebuah kupu-kupu cantik. Kupu-kupu itu hinggap di atas soup yang tumpah itu.

Hal itu membuat mereka semua terkejut.

"Vira" ucap bunda dengan spontan.

Ucapan itu berhasil membuat sang kupu-kupu terbang dan kemudian hingga di telapak tangan bunda. Melihat itu bunda langsung mengeluarkan air mata nya yang sudah tak terbendung lagi.

Vina yang melihat itu, ia langsung memeluk dan menenangkan bunda nya.

"Bunda" panggil Vina.

"Kita berdoa saja ya, semoga kakak baik-baik saja di sana" ucap Vina menenangkan bunda nya.

Mendengar itu bunda nya langsung mengangguk mengerti.
Seakan mengerti, kupu-kupu itu kemudian terbang pergi menjauh meninggalkan yang lainnya. Bunda menatap kupu-kupu itu dengan mata yang berkaca-kaca.

Di Australia, teman-teman Vira saat ini mereka tengah menatap Vira dengan mata yang bersedu-sedu.

Di saat mereka semua bersedih, Tuhan mendatangkan sebuah keajaiban untuk mereka. Alat patient monitor itu menunjukkan garis bergelombang sekarang. Semua nya menoleh ke arah alat itu secara serempak. Mereka terpaku sesaat. Sensei yang melihat itu segera berlari untuk memanggil sang dokter.

Sedangkan teman-teman nya yang melihat itu, mereka teriak kegirangan. Tak berselang lama, dokter datang dengan ekspresi terkejutnya. Namun, sebagai seorang dokter ia tetap harus profesional dengan pekerjaan nya.

Ia menyuruh teman-teman dari pasien untuk menunggu di luar selama pemeriksaan itu berlangsung. Dokter itu dengan segera mengecek detak jantung Vira untuk memastikan keadaan nya normal kembali.

Tak lama setelah itu, dokter mendorong sebuah tandu yang di gunakan Vira untuk di pindahkan ke ruang rawat inap. Sesampainya di ruang rawat inap, teman-teman nya terus menunggu Vira siuman dari tidur nya.

"Aku harus memberitahu bunda nya atau lebih baik jangan? " tanya Nayara

Namun lagi-lagi pertanyaan itu tidak di jawab oleh teman nya. Nayara mulai geram dengan yang lain. Ia berpikir bahwa dirinya tidak di anggap.

"El! " teriak Nayara dengan penuh terkejutan nya

Ia melihat mata Vira mengeluarkan air mata. Karena teriakan yang di buat Nayara tadi, teman nya yang lain langsung menengok ke arah Nayara dan Elvira.

"El kamu kenapa? " tanya Nayara dengan lirih sembari mengusap air mata Vira

"Ada apa Nay? " tanya sang ketua

"El tadi menangis"

"Nangis? "

Kali ini Nayara tidak menjawab pertanyaan dari ketuanya, ia hanya mengangguk. Nayara terus memandangi wajah Vira, entah apa yang ia pikirkannya sekarang.

"Akhh!!" teriak Vira dengan nafas nya yang terengah-engah

Teriakan itu membuat yang lainnya terkejut lagi, bahkan Nayara sampai melompat di buatnya. Di samping itu, ia memang berada tepat di samping Hospital Bed.

( That's hospital bed )

"El" teriak yang lain dengan gembira karena Vira telah bangun dari tidur nya.

Tentu saja, melihat Vira tersadar mereka langsung berlari ke arah ranjang / hospital bed yang di tiduri oleh Vira.

"El kamu gapapa? " tanya Nayara yang hanya di angguki oleh Vira

[ Si kembar ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang