Bab 09. Teritorial.

21 10 1
                                    

Kotak kayu masih berada di tanganku, semua kertas-kertas di dalamnya membuat diriku geram. Semua aksi kejahatan yang mereka perbuat seakan-akan sengaja di perbuat untuk meremehkan diriku.

Masih banyak yang harus aku lakukan untuk menghentikan kejahatan mereka, sekaligus menebus dosa masa laluku.

Aku meletakkan kotak diatas meja, mengambil perkamen yang tadi ku baca.
Selain rencana mereka, di atas kertas itu terdapat susunan petinggi dalam organisasi. Mereka memiliki cabang di berbagai tempat di seluruh Kekaisaran ini. Salah satunya kota Mhyte. Akan tetapi aku belum bisa menemukan markas mereka. Sialan, yang kemarin itu hanya untuk mengelabui diriku. Mereka berhasil membuatku terkecoh, seharusnya aku lebih mementingkan logika daripada perasaanku.

Huh... Aku membanting perkamen itu keatas meja, lalu membaringkan tubuhku di atas kasur. Tenggelam dalam mimpi kemudian.

❀❀❀

"Anda akan berangkat sekarang tuan?" Ran bertanya padaku, kedua tangannya membawa sebuah nampan kosong.

Aku mengangguk lalu meletakan barang bawaan ku di atas kuda.

"Tapi, bukankah anda sudah berjanji. Apa mungkin  ...  apa mungkin kita bisa bertemu lagi? ... aku,"

Aku mengusap kepala Ran dengan lembut, "Tentu, kita akan berjumpa lagi. Aku akan sering-sering mengirim surat untukmu, dan juga Lenon tentunya."

Ran menatapku, "Berjanjilah, jika memang kau tak bisa menemui diriku. Maka aku yang akan menemui dirimu. Kalau tak bisa keduanya bertukar surat juga tak apa. Kau juga berjanji pada Lenon bukan? mendaftarkannya di Academy Kekaisaran?"

Aku mengangguk, "Tentu,"

"Dimana aku bisa bertemu denganmu?"

"Kau ingin ke ibukota?"

Ran mengangguk tersenyum padaku.

Aku berpikir sejenak, "Kau bisa mencari ku di tempat pelatihan di Ibukota, aku melatih para Kesatria di sana. Tapi, Berhati-hatilah kau tahu bukan, seberapa banyak musuhku." ucapku sambil merentangkan kedua tanganku.

Ran tertawa, pipinya memerah. Gadis itu sangat mirip dengan bunga plum. Lembut dan manis.

"Ayolah, kau pikir aku ini apa? Aku juga bisa menggenggam pedang loh. Jangan pernah menganggap diriku hanyalah sebuah beban untukmu. Sejujurnya aku sangat menyukai Anda Tuan Lucius. Maksudku Sir Ethaniel."

"Lebih baik kau memanggilku dengan panggilan Ethan daripada dengan gelar ku, aku agak risih mendengarnya."

"Baiklah, aku akan menuruti semua keinginanmu Ethaniel Lucius."

Ran tersenyum, ketawa dengan sendirinya padahal itu adalah hal yang sangat tidak lucu bagiku. Tapi tawanya membuatku tersenyum.

❀❀❀

Perjalananku dari Mhyte ke Zucker banyak kendala, tak selancar yang aku bayangkan; para bandit menghadang perjalanan ku di perbatasan, tanah longsor dari tebing edia dan banyak hal lainnya. Terlebih sesampainya aku di Zucker aku bertemu dengan salah satu anggota Organisasi kriminal yang sedang aku buru. Aku tak mau kehilangan kesempatan, dan berakhir mengikuti orang tersebut dan sampailah pada klimaksnya, aku memutuskan untuk masuk kedalam markas mereka dan menghabisi satu persatu orang yang ada di dalam sana. Dua puluh lima orang termasuk sangat ketua cabang mati oleh pedang ku.

Melelahkan memang. Akan tetapi aku mendapatkan lebih banyak Informasi tentang mereka.

Sesampainya di salah satu penginapan ada kerusuhan yang terjadi. Dua orang pria sedang berdebat orang-orang disekitarnya hanya melihat setelah lima menit berselang adu mulut pun berubah menjadi adu fisik. Penginapan semakin kacau, sang pemilik ketakutan bersembunyi di balik meja resepsionis. Aku hanya melihat berusaha acuh tak perduli akan situasi yang terjadi. Sepuluh menit berselang kerusuhan tak tertahan lagi. Bukan hanya kedua orang itu yang berkelahi akan tetapi orang di sekitarnya melakukan hal yang sama.

Beberapa saat kemudian beberapa orang Ksatria yang tampak seperti petugas keamanan datang. "Berhenti membuat kegaduhan, atau kalian semua dihukum lebih berat lagi." ujar salah satu dari mereka.

Seorang gadis kecil tampak bersembunyi di antara orang-orang berjas biru itu. Lalu si gadis kecil berlari mendekati sangat pemilik penginapan. Aku yang sedari tadi duduk pun berdiri.

Orang-orang di sekitar sudah menghentikan aksi mereka.

"Jadi, apa yang menjadi penyebab kekacauan ini terjadi? dan mengapa tidak ada yang berusaha untuk melerai!?" teriak pria itu lagi.

"Mereka semua takut, hanya itu jawabannya." kataku.

Pria itu memandang diriku, "Siapa nama anda tuan? Sepertinya anda bukan penduduk kota ini?"

"Nama saya? itu hal yang tidak peting,"

"Apa anda bisa membantu menyampaikan kejadian ini?"

"Tentu, aku tidak bisa. Aku lelah setelah perjalanan panjang, aku baru sampai hari ini di Zucker. Aku tak mau di Interogasi, karena aku tak bersalah."

Aku berjalan pergi menuju meja resepsionis, "Aku akan menginap untuk satu hari, ini uangku." aku menyerahkan dua lembar uang bernilai lima sin. Sang pemilik memberikan sebuah kunci gadis kecil tadi mendekat.

"Bi ... biar saya yang antar ..."

Aku mengikuti langkah gadis itu dan sampai di depan kamarku. "Apa anda tidak takut dengan kejadian itu?"

Aku menggeleng, "Tidak untuk apa? Kau ketakutan? Siapa namamu?"

"Nama saya Pyne," jawabnya malu-malu.

"Baiklah Pyne, apa kejadian seperti itu sering terjadi di kota ini?"

Pyne mengangguk, "Sering terjadi. Bukan hanya di penginapan ini, biasanya mereka memang melakukan hal seperti itu. Saya tak tahu apa penyebabnya, tapi biasanya selalu di awali perdebatan."

"Perdebatan seperti tadi? atau topik perdebatan mereka berubah-ubah?"

"Ah, itu  ... perdebatan mereka tetap sama, hanya memperdebatkan tentang wilayah teritorial saya tidak mengerti apa yang mereka perdebatkan, tapi topiknya pasti selalu sama."

"Teritorial?" gumamku.

"Saya akan kembali."

"Terimakasih Pyne,"

Gadis itu berlalu, aku masuk kedalam kamarku. Membaringkan tubuhku mencoba menghilang rasa lelah yang menggelayut sejak tadi, sayangnya kebisingan diluar sana belum reda.

Aku penasaran tentang Teritorial yang mereka maksud, apa ada kaitannya dengan organisasi itu?.

❀❀❀

Siangnya aku meninggalkan Zucker dan segala macam kerusuhan di sana, sejak pagi aku sudah mengumpulkan beberapa informasi. Informasi pertama, organisasi itu mengakui beberapa wilayah Kekaisaran sebagai wilayah teritorial mereka, salah satunya kota Zucker itu sendiri. Informasi yang kedua, beberapa orang berpihak pada Kekaisaran dan beberapa berpihak pada mereka, sisanya netral. Ini berita yang sangat buruk. Dengan begini mereka suah mendapatkan tempat dari para penduduk Kekaisaran.

Peperangan tak bisa dihindari lagi kedepannya. Walaupun markas mereka dihancurkan sekalipun kalau pemimpin mereka belum tertangkap sama saja bohong, bagai menimba di lautan, tak akan ada habisnya.

Dan parahnya lagi, Elliot salah satu petinggi organisasi itu. Hidupku saat ini benar-benar sial bukan. Daripada memusingkan hal itu sekarang, lebih baik aku harus cepat pulang. Sebenarnya kunjungan ku ke Kota Mhyte bukan hanya untuk menyelidiki, tetapi ada hal lain. Mencari keberadaan Elliot, dan aku berhasil. Namun aku melepaskannya begitu saja. Menurutmu diriku sangat aneh bukan? Jujurlah!.

Throne et Amore (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang