Bab 11. Liburan.

13 6 2
                                    

"Jangan terlalu kaku, aku hanya menyapa kawan karibku. Apa itu salah?" sungut Hyne pada Lyon.

Lyon menghela nafas berat, "Sudah menjadi kewajiban saya untuk... "

"Sudahlah, aku ingin berbincang dengan Ethan sebentar," selanya.

Lyon menatapnya, lalu memandangku sekejap.

"Lyon biarkan. Jika dia keterlaluan eksekusi mati saja. Mudah bukan!?" ucapku.

"Ethan, kau memang kejam. Kau juga ingin membunuh diriku? bukankah sudah terlalu banyak nya... "

"Sir Hyne," Lyon membentak keras.

Aku hanya tersenyum. "Apa yang kau inginkan Sir Hyne Amadeus? bukankah seharusnya anda tahu kita sedang berada di mana?"

"Ayolah, Ethan aku hanya..."

"Aku sibuk, nanti saja!"

Aku melangkah melewatinya. Lyon mengekor di belakangku.

"Ethan, aku ikut!"

"Lakukanlah, jika kau tak ingin nyawamu melayang!" ancam ku. Aku melewatinya begitu saja. Suara langkah kakinya terdengar bergesekan dengan lantai, pergi meninggalkan istana.

Hyne Amadeus, dia temanku saat di Akademi, hubungan kita memang cukup dekat. Namun aku tak ingin dia masuk kedalam hidupku lebih jauh. Masih banyak hal yang harus aku persiapkan, aku tak membutuhkan seseorang seperti dirinya.

Sebuah rencana besar perlu pengorbanan yang lebih besar pula, bukankah memang seharusnya seperti itu? Benarkan.

𖥸𖥸𖥸

"Yang mulia, silahkan masuk kedalam. Baginda Kaisar tengah menunggu kehadiran anda." Lyon berujar, tangan kanannya yang dibalut sarung tangan putih membuka pintu perlahan.

Aku masuk ke dalam sebuah ruangan yang teramat luas dan megah, sebuah bingkai yang terbuat dari emas paling menonjol diantara yang lainnya. Di dalamnya terdapat gambar sang Kaisar pertama kerajaan Celestial. Di hadapanku,  sang Baginda ada di sana dengan pakaian megahnya. Pria itu menatap langit di jendela bagian kiri. Aku melangkahkan kakiku, mendekati pria yang sangat di agung-agungkan oleh seluruh rakyat Kekaisaran ini.

Berjarak tiga meter darinya, pria itu menoleh menatapku lekat-lekat. Seakan tengah menelisik isi otakku.

"Selamat siang yang mulia, sang cahaya Kekaisaran Celestial. Ethaniel Lucius memberi hormat pada anda." ucapku.

Tak pernah terbayangkan olehku, pria itu tertawa seakan mengejek diriku, "Oh Ethan. Tak biasanya kau bersikap formal seperti ini, aku tak kuat menahan tawaku. Mengapa kau tak seperti biasanya, memanggilku Kakak. Tingkahmu lucu sekali, apa karena kau bertemu dengan seorang gadis yang kau puja dulu?"

Aku geram dengan perkataannya, namun aku harus menahan rasa kesal ku. Aku tersenyum, "Dimana letak kesalahanku?"

Pria itu menatap diriku penuh arti. Aku semakin ingin menghancurkan wajahnya. Suatu hari nanti aku akan lakukan itu, pasti.

"Jadi, apa laporanmu?"
"Jangan bilang kau akan melaporkan tentang liburanmu bersama gadis itu, siapa namanya? Ran? Oh ya Raine Raizel!"

"Jika kau tak menginginkan laporan dariku, aku akan pergi!" gertakku.

Berlalu begitu saja, aku tak menatap wajahnya sedikitpun. Pria itu selalu saja membuat diriku kesal, entah apa yang ada dipikirannya.

Throne et Amore (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang