BAB 3 - WAHAI CINTA BERI PERTANDA

1.5K 106 8
                                    

Betapa murahnya kau buat hati merana
Sesaat tak jumpa jantungku hilang irama
Tak pernah ku rasa tak berdaya
Tanpa bual kata-kata

[Tiara Andini - Kupu Kupu]

***

"Gue baru nyadar, kenapa kita ke LV dulu sih terus ke hotel? Plis ini koper gue lumayan berat sih."

Sambat Bunga sambil menggeret koper kabinnya. Bawaan mereka masih penuh, dan kini mereka sudah di tengah Mall. Menuju salah satu LV store di sana.

"Ya ... yaudah, sih. Mau gimana. Gapapa lah yaa jadi pusat perhatian bentar. Sapa tau, kalo ga dapet Justin, dapetnya habibi Qatar"

Bunga menatap Scarlet dengan lemas. Scarlet yang baru menyadari kondisi kerepotan ini hanya tersenyum kotak, alias tersenyum paksa.

"Terus lo mau bilang ke anak-anak lo, 'dulu Mama Papa ketemunya di mall soalnya Mama kamu geret geret koper di LV Store, maap Bapak kamu bukan Justin Hubner, Mama udah berusaha sekuat tenaga, Nak"

"Hish, besok mau makan apa aja gue masih mikir keras, apalagi mikir masa depan, dah dah ga kebayang." Saut Scarlet realistis.

Di sambut anggukan dari Bunga. "Bener juga"

"Ini kalo ada Justin, pasti dibantuin ini gue sebagai calon istrinya." Gumam Scarlet.

"Kalo di sini ada Justin, lo pasti udah karungin dia. Minimal lo pasti udah geret dia masuk KUA cabang Doha" sambar Bunga.

"Bener juga."

***

Meskipun lelah masih menyelimuti, semangat juang 45 Scarlet tidak pernah padam. Dia sudah berada di depan cermin, berdandan ria agar nanti kepercayaan dirinya ketika bertemu Justin berada full powernya.

Bunga? Jangan tanya. Dia masih ngorok. Badannya terbenam selimut putih. Mulutnya terbuka menunjukkan betapa nikmatnya tidurnya setelah flight malam plus pagi-pagi belanja, dan tentunya di sela-sela itu, ia tetap harus mengerjakan ToR, proposal, maupun mereview hasil kerja teamnya.

Scarlet menoleh ke arah Bunga. "Tck! Ini orang niat nonton bola ngga sih?!"

Kaki jenjangnya berjalan cepat ke arah tempat tidur Bunga. "Bunga, bangun Bung! Ayok, ini udah jam 1 siang!"

"Hah? Hah?"

"Hah hoh hah hoh, ayok siap-siap"

"Astaga, kan nanti masih jam 5 waktu sini sih tandingnya. Bangunin gue jam 4 deh."

"Tck, Bunga, jam 5 itu udah deket deket pembukaan, udah harus masuk stadionnya itu. Ayok jam 3 kita kudu berangkat."

Bunga tampak mager sekali untuk pergi. Kasur empuk itu semakin memeluknya, dalam, dan lebih dalam. Seolah menghapus semua lelah yang ia derita. "Jam 2 deh. Lemme sleep, go away .." sergah Bunga sambil mengibas-ibaskan tangannya di depan Scarlet.

"Ish, yaudah ya, gue mau dandan dulu"

Tak sampai semenit, Bunga sudah terlelap kembali. Sedangkan Scarlet mulai melanjutkan dandannya, dan menyiapkan kado untuk Justin si bek imut. Pilihannya jatuh pada handuk pink dengan monogram LV.

Ah, sapa tahu pas Justin lagi makek ini, misalnya dia mau mandi, dia langsung keinget gue. Batin Scarlet, bahagia dan berharap.

"HAH!" Scarlet baru ingat, tiba-tiba ia menggoyang-goyangkan badan bunga dengan keras. Bunga setengah mati harus menahan emosi dan ngantuknya, ketika ia ditarik kembali untuk sadar ke dunia manusia.

Romejo vs Julietta [Nathan Tjoe-A-On]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang