BAB 2 - I (DON'T) KNOW HIM

1.6K 107 7
                                    

Petang mulai tiba, senja pun menyambut. Scarlet dan Bunga kini sedang mengantri untuk check-in. Bunga melihat ke arah barat, sungguh indah dengan semburat warna jingga, oranye, dan ungu yang mulai muncul, menyaruh dan bercampur satu sama lainnya. Langit begitu tenang, kontras dengan riuhnya kondisi di kounter Check-In.

Scarlet berdiri di depan Bunga, tiba-tiba ia menoleh, "Bunga, gue punya sesuatu yang menarik, loh!" katanya sambil terkekeh.

Wah tanda-tanda, nih. Bunga membatin.

Scarlet gilanya dalam skala 1-100 adalah 99,5. Kalo udah muncul kata kata seru, maka kegilaannya bakal tambah jadi 99,7. Ya lumayan lah ya, tambah 0,2.

"Apa?" jawab Bunga tenang, tubuhnya sudah punya adaptasi terkait hal gila yang akan Scarlet lakukan.

"Gue berhasil dapet hotel yang sama kek pemain timnas" bisik Scarlet sambil menahan senyumnya. Scarlet memainkan bibirnya, manyun-manyun, sambil goyang-goyang badan. Mirip anak kecil yang berhasil menyelundupkan es krim meskipun Emaknya engga ngebolehin.

Bunga kembali menganga kaget. Kalo yang ini damage-nya langsung 99,9! Dia tidak habis pikir dengan kelakukan Mbak Blonde Scarlet ini, sungguh!

Kalo Neil Armstrong ke Bulan ngajak Scarlet, udah pasti, pasti 100% ditinggal di Bulan. Daripada membahayakan warga, mending ini orang temenan sama alien aja.

"Heh! Lo gila ya?!" Bunga berbicara berbisik sambil mendelik-mendelik, sekalian memantau kondisi di sebelah-sebelahnya.

"What? Hotelnya open kok buat di book. Kan kita engga mengganggu privasi mereka. Lagipula ini gue lagi merendah loh! Biasanya kan gue maunya yang bintang lima! Kalo bisa tujuh, HAHAH! Kalo hotel ini yaah, okelah. Gue hemat duid ini kalo nginep di sono. Btw ini di bayar pake duid pajak gasih?"

Scarlet mengoceh dengan nada julidnya.

Bunga masih memikirkan, tentang keberlangsungan hidup umat manusia di bumi ini dengan kehadiran Scarlet blonde. Apakah Scarlet ini termasuk mutasi genetik berprivileged yang langka?

Kalo biasanya Bunga overthingking, ini super duper over over thingking sampe kejengking. Hidup Scarlet yang ada ada aja, sekarang semakin aja-aja ada. Dan tentu, hidupnya juga keikut begitu. Bunga jadi mempertanyakan takdirnya sebagai pawang Scarlett.

"Huft, iyasih. Toh kita kan juga tau batas yak, mana privasi mereka, mana privasi kita." Tanggap Bunga kemudian.

Scarlett manggut-manggut mengiyakan. 

"Yah, sebenernya ini kan strategi."

STRATEGI APALAGI INI?!

Bunga menahan napas, sambil berekspresi 'HEM'. Si Bunga yang sudah tenang, kembali ke degup jantung ABG jatuh cinta, dugun dugun serr. Apalagi ini?!

"Cinta datang dari terbiasa, boz!" Sambar Scarlet seolah menjawab ekspresi Bunga.

"Lo mau ngapain? Gue kerangkeng lo ya di kamar! Ini gue bawa tali loh ini"

"Tali apa?"

"Tali beha!" jawab Bunga seenaknya, di sambut tawa kontan dari keduanya. Bunga sebenernya berbagi 1.9% dari 100% genetik gila dari Scarlet.

"Lo mau ngapain, lett ... jangan aneh-aneh deh" kata Bunga kemudian ketika tawa Scarlet sudah mereda.

"Kita mondar mandir aja di tempat makan, apa di deket kolam renang. Sapa tahu ketemu kan. Apa di lobby gitu. Kan bisa ... gue pingin ketemu real face ... I'm just a baby ..." ujar Scarlett sambil manyun-manyun kiyowo.

"Iyah, oke, selama dalam batas nge fans, aman. Kalo lo udah mulai masuk-masuk ke ranah privasi, nahh .. itulah saatnya gue bertindak." Jawab Bunga

"Lo emang mau apain gue?" gantian Scarlet bertanya

Romejo vs Julietta [Nathan Tjoe-A-On]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang