BAB 12 - CANDU YANG MENGHANYUTKAN

770 63 13
                                    

Bersama bayanganmu, Kasih.
Seakan-akan ku terjaga dari mimpi-mimpi
Dari kehidupan yang semu dan melenakanku
Membuatku terlupa akan segala-galanya

[Gerry Gany - Sesaat Kau Hadir]

***

"Lo ..." Scarlet ingin berbicara panjang, tapi tiba-tiba ia menghentikan kata-katanya.

Ini cowoknya pasti masih deket, nih!

Apa depan pintu nih cowok?!

Segera, dengan sat-set-wat-wet, Scarlet menyergah tubuh Bunga agar minggir dari jalannya. Lalu, Scarlet melihat ke luar pintu, lengkap dengan raut wajah detektif.

Ia ingin melihat, apakah jejak-jejak si pembuat Bunga bisa bermekaran ini, masih ada di dekat sini.

Matanya langsung menangkap punggung seorang lelaki di ujung lorong. Lelaki berbadan tegap dengan rambut kusut masai, mengenakan kaos putih, dan celana hitam. Lengkap dengan sandal hitamnya, yang lalu hilang di belokan lift.

Scarlet membulatkan mulutnya kaget. Matanya pun turut membulat sempurna. Jantung Scarlet seolah berhenti berdetak, mulutnya hanya mampu mengeluarkan napas, dan hidungnya seolah tak mampu memberi napas kembali ke paru-parunya.

Sekaget itu!

Dengan tangannya, Scarlet segera menutup mulutnya yang terbuka. Yang jika tidak segera ia tutup, fiks akan berteriak sekencang toa kampung sebelah.

Ia lantas mengibas-kibaskan tangan satunya di depan wajahnya. Berusaha menyapu semua kekagetan itu, agar tak semakin menjadi-jadi.

Ini gue harus minta penjelasan ini!

Kalo engga, bisa mati penasaran ini gue!

Nathan super KW apa Nathan rill ini?!

Real kah bang?

"BUNGA JULIETTA PRAMONO." Ucap Scarlet lagi, setelah ia menutup pintu kamar.

Scarlet berjalan cepat menuju Bunga yang kini duduk manis di kasurnya sendiri. Kamar mereka yang double bed, membuat kasur mereka masing-masing terpisah. Ia segera duduk di sebelah Bunga.

"Lo utang penjelasan ke gue! Itu Nathan?! Nathan Tejo?! Nathan Timnas?! Yang dateng dari Belanda ituu?!!" tanya Scarlet beruntun.

Bunga hanya melepas senyum kecil, yang diikuti tawa malu-malu yang halus. Tawa yang membuat Scarlet semakin penasaran.

"Neithen Cuaon?!!" tanya Scarlet sekali lagi.

Neithen Cuaon?

Hm ... Nathan cuakep, sih.

Atau, Nathan cuayang?

Hish! Apaan sih, Bunga?!

Kok pikirannya jadi konslet.

Bunga sedikit menggelengkan kepalanya, berusaha kembali ke realita.

"Raden Ajeng Kartika Sari Scarlet Merah Tanjung Thohir ..." kata Bunga menirukan nama panjang Scarlet. Ia mengembuskan napas gemasnya sedikit. Lalu, dengan senyumnya yang di kulum, Bunga mulai menjawab pertanyaan Scarlet satu demi satu.

"I'm okay. I'm fine. Gwenchana." (teng neng neng neng neng)

"Gue nggak apa-apa. Dia orangnya baik banget. Dia tadi bantuin gue ngambil ini." Sambung Bunga sambil menunjukkan syal di tangannya.

Syal yang sebenarnya memiliki makna yang cukup dalam bagi Bunga. Meskipun sewaktu berbincang dengan pegawai hotel, Bunga mengatakan syal itu, adalah syal biasa saja. Sungguh, Bunga tak ingin merepotkan seseorang dengan syalnya yang hilang tiba-tiba.

Romejo vs Julietta [Nathan Tjoe-A-On]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang