Haruto meneguk jus jeruknya yang telah ia simpan di dalam kulkas. Nampaknya minuman tersebut sudah diminum oleh seseorang, dan tersangka pertama yang muncul dalam benaknya adalah Junkyu tentu saja. Memangnya siapa lagi yang akan lancang meminum miliknya jika bukan koala menyebalkan itu?
Yah, setidaknya ada yang tersisa untuk dirinya.
Kriett..
Suara pagar dibuka terdengar oleh Haruto. Apakah itu Junkyu yang baru saja pulang? Entah kemana perginya pemuda itu malam ini. Seperti biasa Junkyu pasti akan keluyuran begitu kedua orang tuanya tak ada di rumah.
Haruto berjalan menuju pintu dan membukanya, mendapati Junkyu yang berjalan dengan lemas.
"Apa.. Junkyu? Lo darimana aja?" tanyanya begitu sang koala telah berdiri di hadapannya dengan tatapan sayunya.
"Ah.. lo.. Haruto..?" ucap Junkyu, mendorong Haruto kecil untuk masuk ke dalam rumah. Tubuhnya sempoyongan, sudah dipastikan pemuda ini baru saja pulang dari bar.
Haruto menghela nafasnya berat, sudah ia duga Junkyu keluyuran ke tempat yang tidak jelas lagi ketika kedua orang tuanya tak ada di rumah. Ia menutup pintu, membiarkan pemuda alpha itu berjalan tidak jelas sembari memegang kepalanya. "Lo mabuk," ucapnya sembari memegang tangan Junkyu, menuntunnya menuju kamarnya.
"Hhh.. gue belum selesai.." ucap Junkyu. Ia merebahkan dirinya pada tempat tidur begitu keduanya sampai, menutup kedua matanya dengan lengan kanannya.
"Lo ngelanturin apa, sih?" Haruto mengangkat sebelah alisnya tak mengerti. Ini pertama kalinya ia melihat Junkyu mabuk dan rupanya pemuda itu memiliki reaksi yang cukup aneh terhadap alkohol. Lihatlah, bicaranya tidak jelas seperti itu.
Merepotkan sekali. Haruto ingin meninggalkannya begitu saja tadinya, tetapi mengingat ia hanya menumpang di sini, mengurus Junkyu yang mabuk sudah sepatutnya ia lakukan. Apa yang akan Tuan dan Nyonya Kim katakan bila anak mereka dibiarkan begitu saja olehnya?
"Sialan.. udah bikin gue hard.. malah pergi," ucap Junkyu lagi, kali ini membuat Haruto sedikit terkejut. Pemuda berparas tampan itu memandang bagian selatan sang koala.
Ah, ia mengerti sekarang.
Entah apa yang sebenarnya terjadi, Haruto menyimpulkan bahwa Junkyu bertemu dengan seseorang di bar. Sepertinya pemuda itu sempat berdekatan dengan orang tersebut hingga hawa nafsunya terpancing. Lalu dengan sialnya orang yang dekat dengannya itu pergi entah kemana, membuat Junkyu kesal lalu mengalihkannya dengan alkohol.
Itu hanya asumsinya saja, namun sepertinya itu benar.
Junkyu menjauhkan lengannya yang sebelumnya menutup kedua matanya, memandang Haruto dengan tatapan memelasnya dan mengatakan hal yang sama sekali tidak masuk akal, "Ruto.. bantu gue."
Haruto sedikit merinding mendengarnya, bantu dalam artian apa yang Junkyu maksud? Bukan yang seperti itu kan? "Maksud lo?" tanyanya memastikan.
Pemuda Kim itu tak menjawab. Ia hanya mengambil lirikan sekilas pada area selatannya yang menggembung lalu kembali menatap Haruto. Astaga, apa yang sedang dipikirkan oleh koala bodoh ini? Ia tak tahu jika Haruto tengah menahan nafasnya sekarang.
"Gila lo. Gue gamau," tolak Haruto cepat. Ia tak tahu skenario terburuk apa yang akan terjadi jika ia menuruti perkataan Junkyu. Lagipula mengapa Junkyu meminta bantuan pada dirinya? Memangnya ia selalu melakukan hal seperti ini dengan sesama alpha?
"Gue tau lo alpha.. gue cuma.. capek. Gue butuh bantuan seseorang," ucap pemuda Kim itu.
Tidak Junkyu. Kau tidak tahu bahwa Haruto adalah enigma.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENIGMA [Harukyu ver.]
Teen FictionKim Junkyu merupakan seorang alpha dominan, setidaknya sebelum ia bertemu dengan sosok Watanabe Haruto yang merupakan seorang enigma, alpha dari segala alpha. "Gue ini alpha sejati, asal lo tau!" "Lo akan tetap jadi omega di bawah enigma kaya gue, J...