"Haruto! Paketmu dateng, nih!" panggilan dari Nyonya Kim membuat Haruto yang tengah bersantai sembari membaca komiknya pun mengalihkan perhatiannya. Barang yang telah dipesannya tempo hari rupanya sudah sampai, cukup cepat juga.
"Ah, iya!" Haruto segera keluar dari kamarnya, menuruni tangga dan menghampiri wanita paruh baya tersebut untuk mengambil pesanannya.
Junkyu yang pada dasarnya baru saja selesai membuat kopi di dapur pun mengampiri Haruto penasaran, "beli apaan lo?"
Merotasikan bola matanya malas, Haruto acuh pada rasa penasaran pemuda koala tersebut. "Bukan urusan lo," jawabnya ketus.
Melihat interaksi buruk dari keduanya, ibu dari Junkyu itu pun menanggapi, "kalian ini kapan akrabnya? Bukannya udah nonton bareng ya kemarin?" Ia ingat beberapa hari lalu Junkyu dan Haruto sudah pergi keluar bersama, seharusnya mereka sudah lebih dekat. Namun, nampaknya pemandangan ini justru menunjukkan yang sebaliknya.
Astaga tentu saja, Junkyu dengan liciknya membawa Haruto ke casino.
Mengendikkan bahu sejenak, Junkyu membalas dengan asal, "Haruto kesel soalnya dia takut film horror."
Haruto memberikan tatapan protes. Enak saja berkata sembarangan seperti itu dihadapan Nyonya Kim, "lo ngarang."
"Bener kok? Kan lo peluk-peluk gue?" pertanyaan Junkyu ini membuat Haruto menatapnya aneh, sejak kapan ia ingin memeluk pemuda koala menyebalkan itu? Tidak terima kasih.
"Bohong dosa, Kyu. Gausah ngelantur deh lo," ucap Haruto sebal. Ia sebenarnya ingin memilih untuk kembali ke kamar untuk membuka paketnya, namun begitu Nyonya Kim memasuki dapur dan membawakan pudding dari dalam kulkas mereka membuat Haruto mengurungkan niatnya.
"Udah udah. Nih, mending kalian makan puddingnya. Baru banget jadi," ucap Nyonya Kim.
"Asik!" Junkyu segera saja melangkahkan kaki mendekati ibunya, berniat untuk segera mencuri potongan pertama dari pudding tersebut dan menyimpannya dalam sebuah piring kecil. Tak lupa ia menambahkan beberapa topping sebagai pelengkap sebelum menyantapnya.
Haruto yang tertarik untuk ikut makan pun menghampiri, meniru semua yang dilakukan Junkyu sebelum keduanya makan bersama di meja makan.
"Haruto, lo ikutan rap, kan?" tanya Junkyu tiba-tiba.
Pemuda Watanabe itu mengangkat sebelah alisnya, "tau darimana?"
"Ada, lah," Junkyu hanya mengembangkan senyuman kecilnya, memikirkan skenario dalam kepalanya. Informasi bahwa Haruto mengikuti klub ini akan berguna untuknya, dan ia telah menyusun plan untuk dilaksanakan dalam beberapa hari ke depan.
Melihat Junkyu yang mengembangkan senyuman anehnya, Haruto menjadi curiga padanya. "Lo ga ngerencanain hal-hal aneh lagi kan, Kyu?" tanyanya sembari memicingkan matanya. Ia telah memperingati Junkyu sebelumnya, dan benar-benar berharap pemuda Kim itu tidak melakukan hal yang diluar nalar.
"Gue mau ngapain emang?" tanya Junkyu sembari memiringkan kepalanya dan tak lupa senyuman manisnya yang palsu itu.
***
Saat ini Haruto baru saja kembali dari kantin dan tengah berjalan menuju kelasnya ditemani Junghwan. Pemuda So itu belakangan ini cukup sering menghampiri Haruto untuk sekedar mengobrol ringan. Haruto sendiri tak keberatan sih, berhubung saat ini anak-anak lain pun sedang sibuk menyebarkan rumor tentangnya.
Dalam perjalanan menuju kelasnya, salah seorang yang Haruto kenal menghampiri mereka. Ia adalah Hyunsuk, ketua dari klub rap yang ia ikuti tahun ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENIGMA [Harukyu ver.]
Teen FictionKim Junkyu merupakan seorang alpha dominan, setidaknya sebelum ia bertemu dengan sosok Watanabe Haruto yang merupakan seorang enigma, alpha dari segala alpha. "Gue ini alpha sejati, asal lo tau!" "Lo akan tetap jadi omega di bawah enigma kaya gue, J...