"Junghwan, lo udah buat laporan praktikum?" Junkyu menghampiri Junghwan yang tengah duduk di bangkunya sembari memainkan ponselnya. Pemuda itu menoleh pada Junkyu dengan wajah bingung.
"Hah?" wajar saja. Tak biasanya Junkyu menanyakan hal semacam itu padanya. Selama mengenal pemuda koala itu, Junghwan tak banyak melakukan perbincangan dengannya. Meskipun pintar dan menyenangkan, namun Junkyu itu terlalu menyebalkan untuknya. Pemuda itu sering sekali menggoda orang lain dan Junghwan tak menyukai sifatnya itu.
"Oh.." sedikit gelagapan, Junghwan menjawab dengan canggung, "belum selesai."
"Lo mau gue bantuin?" Junkyu mengambil kursi di depan meja Junghwan, mendudukkan dirinya sembari menghadap pemuda itu dengan senyuman mengembang pada wajahnya.
Junghwan dengan ragu mengembalikan atensinya pada ponselnya, "ngga perlu." Ia merasa sikap Junkyu sedikit aneh hari ini.
Junkyu seolah masih tak ingin menyerah, "gue punya kenalan yang bisa diwawancara soal materi kemarin kalo lo mau." Ia berusaha menawarkan hal menarik untuk Junghwan, hal yang tak terlalu obvious bahwa ia tengah berusaha mendekati pemuda So itu.
Junghwan nampak berpikir sejenak sebelum menjawab, "selama ngga diwajibin, ngga perlu." Memang guru mereka tak membahas mengenai mewawancarai seseorang, meskipun hal tersebut tentu saja dapat menambah nilainya. Namun ia bukan sosok yang kompetitif, takkan membuang energinya untuk melakukan hal yang melelahkan selama hal tersebut tak diwajibkan.
"Yaudah kabarin gue kalo butuh sesuatu," meskipun wajahnya penuh senyuman, Junkyu sedikit membatin karena beginilah dirinya ketika mendekati Junghwan dahulu. Sulit sekali, bahkan untuk diajak melakukan hal-hal yang menguntungkan seperti ini. Rasanya baru satu langkah namun ia sudah ingin menyerah.
Tetapi demi mengalahkan Haruto, ia akan terus mencoba.
Sebenarnya apa yang Junkyu pikirkan? Haruto bahkan tak pernah merasa bersaing dengannya untuk memperebutkan Junghwan.
Yasudahlah.
"Tumben banget.." gumam Junghwan begitu Junkyu pergi meninggalkannya.
Pemuda Kim itu pergi mendekati Jaehyuk yang sedari tadi mengamati, "lo.. beneran mau deketin dia lagi?" tanya Jaehyuk padanya. Ia cukup terkejut Junkyu melakukan hal tersebut setelah dia menyatakan dirinya menyerah saat mereka berada kelas X.
"Pokoknya gue gamau Haruto deket sama dia," respon Junkyu. Ia menopangkan dagunya dan memandang punggung Junghwan. Isi kepalanya penuh dengan pikiran bagaimana membuat pemuda itu agar jatuh dalam pesonanya.
"Lo kenapa ga suka banget sama Haruto?" tanya Jaehyuk. Ia bingung sejak kedatangan Haruto, harga diri pemuda Kim itu sungguh tinggi. Jaehyuk tak pernah melihat Junkyu seperti ini sebelumnya. Meskipun ada alpha yang mempesona sekalipun selain mereka, jarang sekali koala itu merasa tersaingi.
"Gue gabisa kalah dari dia," gumam Junkyu.
"Terserah deh," Jaehyuk menyerah. Mungkin memang takdir Haruto untuk tak disukai oleh pemuda Kim itu, apapun itu alasannya. Yang jelas disini adalah Jaehyuk tak ingin terlalu ikut campur.
"Casino lagi?" tanya Junkyu kemudian, mengalihkan atensinya untuk fokus berbincang dengan kawannya itu.
"Ga dulu. Gue harus bantuin adek gue siap-siap buat kemping sekolahnya besok," jawab Jaehyuk. Yah, ia memang memiliki seorang adik perempuan. Secara wajah mereka berdua memang begitu mirip, Junkyu pun sudah pernah bertemu dengannya dan mengakui kemiripan mereka itu.
"Besok gimana? Orang tua gue balik lusa, masih ada waktu."
Jaehyuk nampak berpikir sejenak sebelum mengangguk, memastikan takkan ada hal yang dapat mengganggu kesenangannya di casino besok, "oke."
![](https://img.wattpad.com/cover/367909305-288-k220577.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ENIGMA [Harukyu ver.]
Teen FictionKim Junkyu merupakan seorang alpha dominan, setidaknya sebelum ia bertemu dengan sosok Watanabe Haruto yang merupakan seorang enigma, alpha dari segala alpha. "Gue ini alpha sejati, asal lo tau!" "Lo akan tetap jadi omega di bawah enigma kaya gue, J...