Sinar matahari mengintip dari balik gorden, menyilaukan mata Junkyu yang mulanya tengah terpejam dengan damai setelah kelelahan akibat kejadian semalam. Kedua binar itu terbuka, memandang sekeliling kamarnya yang nampak rapi.
Ah, Haruto sudah membereskan kekacauan yang mereka buat rupanya. Bahkan pakaian sang koala sudah digantikan dengan yang baru. Sepertinya Junkyu terlalu lelah sampai-sampai tak sadar Haruto telah merapikan dirinya.
Pemuda Kim itu terbangun seorang diri, tak menemukan Haruto yang semalam tidur di sisinya. Yah, setelah melakukan hal yang iya-iya tentunya.
Sekarang perasaan menyesal benar-benar baru saja memasuki isi pikiran Junkyu. Ia ingat dengan jelas, bahwa Haruto benar-benar menggempurnya semalam. Ia ingat dengan jelas bahwa status alphanya tidak berguna sama sekali di bawah kungkungan pemuda Watanabe itu.
Ia ingat bagaimana dirinya begitu terpengaruh oleh segala hal yang Haruto lakukan pada tubuhnya hingga membuatnya memohon untuk dimasuki.
Astaga.
Junkyu mengusap bagian belakang lehernya.
Ah, aman. Haruto tak mengklaimnya malam itu. Ia masih menjadi miliknya sendiri. Dan ia sadar salah satu 'pengaman' yang selalu tersedia di lacinya digunakan oleh Haruto saat itu. Hey, ia tak tahu apa yang akan terjadi jika Haruto tak menggunakannya.
"Ugh.. sialan," Junkyu merutuki dirinya yang menjadi sangat lemah di bawah Haruto. Ia mengacak rambutnya asal, status alphanya yang berharga itu dihancurkan begitu saja. Ingin sekali dirinya berteriak saat ini, menyalahkan Haruto dengan status enigmanya yang menyebalkan itu.
Junkyu mengambil ponselnya, menatap jam yang menunjukkan cukup terlambat untuk berangkat ke sekolah.
Masa bodoh. Hari ini ia ingin bolos, dan lagi ia tak ingin bertemu Haruto. Lagipula senggamanya terasa sakit. Pemuda Watanabe itu tak main-main ketika mengatakan akan membuatnya kesulitan berjalan.
Jarinya menekan tombol telepon pada kontak sahabatnya. Tak membutuhkan waktu lama untuk Jaehyuk mengangkat panggilan tersebut.
"Jae, gue ga masuk hari ini. Izinin.." ucap Junkyu, dengan suara yang cukup lemas.
"Kenapa, Kyu?" tanya Jaehyuk. Tak biasanya Junkyu membolos, meskipun pemuda itu cukup berandal dan tidak tahu diri.
Junkyu hanya menghela nafasnya, terlalu malas untuk menjelaskan. "Bilangin aja gue sakit. Gue gamau berangkat pokoknya," ucapnya final.
Setelah terdiam selama beberapa saat, Jaehyuk menanggapi, "..oke."
Tok! Tok! Tok!
"Junkyu? Ga siap-siap? Haruto udah mau berangkat, tuh," panggil Nyonya Kim dari luar kamar sang koala. Biasanya pukul segini Junkyu sudah duduk manis di ruang makan dan beradu mulut dengan Haruto.
Pemuda koala tersebut membuka sedikit pintunya dan menyembulkan kepalanya di sela-sela pintu.
"Ngga, Ma. Junkyu ga enak badan," respon Junkyu. Ia benar-benar ingin menghindari Haruto, apapun yang terjadi. Bertemu dengan pemuda itu hanya akan membuat dirinya semakin menyesali kejadian semalam.
Mendapat respon demikian dari anaknya, Nyonya Kim memandang Haruto yang tengah menggunakan sepatunya di teras. "Kalian berantem lagi, ya?" tanyanya. Pasalnya, Junkyu bukan tipe orang yang akan mengatakan tidak enak badan jika ia benar-benar sakit. Pemuda itu mau sakit ataupun tidak, pasti akan tetap datang ke sekolah demi berkumpul dengan teman-temannya --bukan untuk belajar-- astaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENIGMA [Harukyu ver.]
Teen FictionKim Junkyu merupakan seorang alpha dominan, setidaknya sebelum ia bertemu dengan sosok Watanabe Haruto yang merupakan seorang enigma, alpha dari segala alpha. "Gue ini alpha sejati, asal lo tau!" "Lo akan tetap jadi omega di bawah enigma kaya gue, J...